Chapter 15

107 12 5
                                    

Xion dan Hwanwoong berlari menyusuri lorong rumah sakit bersama beberapa perawat medis dan Yeona yang terbaring mengenaskan diatas nakas dorong dari rumah sakit tersebut.

Beberapa orang memperhatikan mereka karena kondisi Yeona cukup menyeramkan. Tubuhnya seperti habis terkena tumpahan cat berwarna merah.

Sesampainya didepan ruang UGD, para perawat meminta Hwanwoong dan Xion untuk menunggu didepan ruangan tersebut sampai penanganan Yeona telah selesai.

Xion duduk di kursi tunggu dengan wajah kusut. Sementara Hwanwoong berusaha menenangkan Xion sebisa mungkin.

"Yeona pasti selamat, kok, Xi... Lo jangan khawatir," ujar Hwanwoong.

"Gimana gue gak khawatir hyung? Dia ada masalah tapi enggak cerita ke gua dan malah nekat kayak tadi," balas Xion dengan nada sedikit tinggi.

"Mungkin dia belum siap cerita ke lo... Atau, dia gak mau melibatkan lo dalam masalahnya," ucap Hwanwoong.

Xion mendengus. 

"Kalo gue dekatin dia, berarti gue siap denger semua masalah dia. Gue siap terlibat sama semua masalahnya," tukas Xion.

"Gak semua orang bisa ngebuka rasa percaya mereka segampang itu, Ju. Lo juga enggak gampang percaya sama orang, begitu juga dengan Yeona," kata Hwanwoong menasehati.

Xion mengusap wajahnya kasar lalu bersender pada bangku yang ia duduki.

"Lo doain Yeona gak kenapa-kenapa... Kita tunggu disini, ya? Pihak sekolah udah izinin kita kok," ujar Hwanwoong.

"Ravn hyung udah tau??" tanya Xion.

Hwanwoong mengangguk. Mana mungkin sang leader tidak tahu dimana keberadaan anggotanya.

Ponsel Xion bergetar. Xion merogoh kantong celananya dan menyalakan layar ponselnya.

iMessage
anonim
anonim
: gimana?:)
anonim: maaf ya :)

"Hyung," panggil Xion.

Hwanwoong berdeham lalu menoleh ke arah Xion.

"Ini bukannya pesan yang didapet Ravn hyung dulu?" tanya Xion curiga.

Hwanwoong membaca pesan tersebut, dan pikirannya pun langsung menuju ke pesan yang didapat Ravn beberapa minggu yang lalu.

"Apa maksudnya dia kirim pesan begini?" tanya Xion bingung.

"Biarin aja. Paling orang iseng. Lo jangan teralihkan ke pesan itu, fokus ke Yeona," jawab Hwanwoong berusaha membuat pikiran Xion tidak semakin terbebani.

Xion mendengus lalu mematikan layar ponselnya dan memasukkannya kembali kedalam kantong celananya.

"Hyung, kata lo Yeona bakal selamat, gak?" tanya Xion khawatir.

"Ofcourse! Tenang aja, Ju," jawab Hwanwoong.

Hwanwoong mengelus punggung sang magnae, menenangkan laki-laki itu agar tidak over thinking.
________________________________________________________________________________

Sihyeon meludahkan permen karet yang ia makan sejak istirahat pertama ke rumput-rumput di taman belakang sekolah.

Perempuan itu kini bolos pelajaran di kelasnya bersama ketiga temannya.

"Yeon, kalo si Yeona mati, kita harus tanggung jawab dong?" tanya Yena takut.

"Nah itu... Gue takut banget kita dicurigai," balas Jiwoo.

"Lagian kita cuma nyiram dia kenapa dia baperan banget sih sampe lompat dari rooftop. Bikin heboh aja," timpal Sara.

Sihyeon tersenyum miring.

Good Bullies || ONEUS [COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang