Prolog

576 52 17
                                    

Seorang laki-laki tampak babak belur dan tersudut di sebuah ruangan kosong yang kotor dan tampak tak terurus.

Laki-laki tersebut kesulitan bernafas dan mukanya mulai dipenuhi darah, sampai seragam sekolahnya yang putih ikut terkena noda darah.

Laki-laki itu berusaha berdiri, namun sayang, kakinya terlalu lemah untuk berdiri. Matanya mulai buram dan ia mulai kehabisan tenaga.

"Berhenti."

Suara bariton seorang laki-laki menginterupsi beberapa orang dari dalam ruangan itu. Langkah kaki mulai terdengar, dan kini laki-laki bersuara berat tersebut sudah berdiri di depan laki-laki yang sudah babak belur tersebut.

Laki-laki tersebut mengambil tongkat kayu yang dibawa oleh temannya dan mengangkatnya keatas. Seketika laki-laki yang sudah lemah tersebut mengangkat tangannya dan menutup matanya, takut ia akan dipukuli.

Laki-laki yang mengangkat tongkat tersebut yang dikenal dengan nama Leedo menunjukkan senyum miringnya dan membuang tongkat kayu tersebut ke samping.

"Aduh... dia udah lemes gitu, udah jangan digebukin lagi," pinta salah seorang temannya yang bernama Keonhee. Memang laki-laki yang satu itu masuk ke dalam geng perundung namun takut dengan kekerasan.

Aneh.

"Dia kalo ga digebukin gitu gak bakal sadar, diemin aja," balas seorang laki-laki bertubuh paling pendek di antara teman-temannya, Hwanwoong.

"Youngjo hyung, gimana? Masih mau dilanjutin?" tanya sang member geng paling muda, Xion.

Seorang laki-laki bernama Youngjo yang kerap disapa Ravn itu hanya mengangkat bahunya dan lanjut bersender pada dinding dan melipat kedua lengannya.

"Makanya, lo kalo gak bisa apa-apa jangan sok jagoan," ketus si member murah senyum, Seoho.

Hwanwoong berdiri dari duduknya dan menghampiri kedua temannya, Seoho dan Leedo, yang sedang berada di depan laki-laki yang terkapar lemas itu.

"Udah, nih? Gembel baru gitu aja udahan," cibir Hwanwoong.

"I-ini... Uhuk... Enggak adil.. Kalian berenam.. G-gue sendirian, uhuk!" balas laki-laki itu terbata-bata dan ia berusaha duduk.

Keonhee yang tidak tega berniat membantunya, namun dengan cepat Xion menjegalnya sehingga ia terjatuh disamping Leedo.

"Bisa, gak, lo baiknya sesuai situasi?" tanya Leedo kesal.

Keonhee berdiri dan membersihkan celananya yang kotor terkena noda di lantai lalu mengangguk perlahan. Ia kemudian menatap sinis Xion dan Xion membalasnya dengan juluran lidah.

Ravn berjalan mendekati Hwanwoong, Seoho, dan Leedo kemudian menatap sinis laki-laki di depannya itu. Ia kemudian berlutut dan menjepit wajah laki-laki tersebut menggunakan tangan kanannya. Ia memaksa laki-laki itu agar menatap matanya yang sudah memancarkan tatapan tajam.

"Lo jangan salahin kita. Salahin teman-teman lo yang kabur," ujar Ravn dingin.

"Tau, lo bersebelas sama geng lo. Tapi apa? Mereka memilih gak bantuin lo," balas Seoho kesal.

Xion yang tadi bersender di dinding ruangan tersebut kini berjalan ke sebelah Keonhee dan merangkulnya.

"Jadi, masih mau nantangin kita?" tanya Xion dengan nada datar.

Laki-laki tersebut hanya terdiam karena tenaganya sudah habis. Ia mau menjawab namun suaranya tertahan di pangkal lidah.

"Lepasin ga nih, Jo?" tanya Leedo lalu membetulkan ikatan dasinya yang berantakan.

Ravn berdiri lalu menepuk-nepukkan tangannya kesamping. Matanya masih menatap sinis laki-laki itu tanpa melirik yang lainnya.

"L-lepasin aja, kasihan," pinta Keonhee dengan rasa kemanusiaannya yang tinggi.

"Hyung," tegur Hwanwoong gondok.

Keonhee mengatupkan bibirnya kembali dan memutuskan tak bersuara.

"Tuh orang kalo dilepasin berulah lagi, gak?" tanya Xion memastikan.

"Mana saya tahu," balas Seoho.

"Saya kan ganteng," lanjut Keonhee tiba-tiba.

Seketika kelima temannya segera menatapnya dengan tatapan bingung dan mulut sedikit terbuka, kecuali Ravn yang menatapnya dengan tatapan datar.

"Iya-iya, lo ganteng," puji Leedo.

Keonhee tersenyum. "Makasih."

"Homo, najis," gumam Xion lalu melepas rangkulannya dari Keonhee.

Hwanwoong menendang kaki lelaki didepannya itu. "Mau berulah lagi?"

Laki-laki itu dengan cepat menggeleng. Ia sudah menyerah dengan geng yang satu ini, jadi ia tak mau lagi mencari masalah.

"Do, telepon teman-temannya," suruh Ravn sebagai ketua.

"Siniin ponsel lo," pinta Leedo. Belum juga laki-laki itu sempat memberikan ponselnya, Leedo berjongkok dan menarik paksa ponselnya dari dalam kantong celananya.

"Woah, keren ponsel lo gak remuk kita gebukin," ujar Seoho kaget.

"Ponsel mahal," kata Xion sarkas.

Keonhee tertawa terbahak-bahak sambil menutup mulutnya yang menganga lebar.

Leedo mengutak-atik beberapa detik sebelum akhirnya ia menempelkan ponsel laki-laki itu di telinga kanannya.

Setelah 25 detik, akhirnya panggilan itu dijawab oleh orang yang dihubungi Leedo.

"Bro," sapa Leedo dengan suara rendahnya.

"Hyeonjoo? Kok suara lo berubah?" tanya laki-laki yang ditelpon Leedo tadi.

Orang yang dibuat babak belur oleh Ravn dan teman-temannya bernama Hyeonjoo. Di sini author tidak akan memberitahu alasan mengapa Hyeonjoo bisa dibuat babak belur oleh Ravn and his friends, karena alasannya tidak penting jadi kalian tak perlu tahu.

"Ya lah berubah, habis digebukin," jawab Leedo lalu berdiri dari jongkoknya.

"Nih teman lo urusin. Di ruang bekas gudang olah raga, ya. Jangan lupa dipel ruangannya. Bau darah," sambung Leedo lalu menutup sambungan teleponnya. Ia kemudian melempar ponsel Hyeonjoo ke lantai hingga terdengar suara retakan.

"Digebukin ga retak, dilempar dikit langsung retak," sindir Hwanwoong.

Ravn berjalan mendahului kelima temannya dengan gayanya yang cool dan layaknya seorang leader. "Cabut."

Hwanwoong menyusul Ravn, diikuti Leedo dan Seoho. Keonhee sebenarnya berniat membantu Hyeonjoo berdiri namun Xion menariknya hingga Keonhee hanya bisa tersenyum canggung dan berjalan mengikuti Xion.

"Gausah tarik-tarik napa, On," keluh Keonhee karena kini seragamnya menjadi kusut.

"Hyung kalo enggak ditarik malah jadi bantuin dia," balas Xion lalu melepas tarikannya.

"Apa salahnya bantuin orang?" tanya Keonhee lalu cemberut.

"Gak dengan dia," jawab Xion lalu kedua laki-laki itu berjalan menyusul keempat teman mereka.
________________________________________________________________________________

halo:D kenalin gue baru gabung jadi TOMOON. gue bikin fanfic ini dalam rangka supaya ONEUS lebih dikenal publik:D they deserve better. bias gue hwanwoong, tapi sering oleng ke semua member HAHAHA. bias kalian siapa? boleh dong komen:D semoga suka, xoxo

ctto. bogochimda


Good Bullies || ONEUS [COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang