PART 10

6.5K 310 3
                                    

Quen keluar dari kamarnya mendapati aksa yang sedang berbicara dengan ayahnya. Bimo yang menayadari putrinya tersenyum ke arahnya namun aksa menatap quen tanpa berkedip membuat quen sedikit gugup

"Mau berangkat sekarang quen?"
"Iya dad pamit dulu ya" ucap quen mencium tangan bimo sedangkan aksa menundukna kepalanya lalu mengikuti quen yang sudah terlebih dahulu keluar.

Quen membiarkan aksa yang menyetir karena quen mau ini menjadikan first date-nya sempurna.

"Kakak gak bawa baju lain ya selain baju ini?" Tanya quen menatap seragam yang selalu ia pakai

"Baju saya di rumah"
"Yaudah kita ke rumah kakak" mendengar itu berhasil membuat aksa terkejut sampai-sampai mengerem mendadak membuat quen terbentur ke kaca mobil

Aww

"Kakak kenapa sih sakit nih" ucap quen sambil mengelus-elus dahinya yang sebelah kiri karena kesakitan

"E-eee maaf maaf saya kaget"
"Orang aku cuma minta ke rumah kakak kaget sampe segitunya"
"Rumah saya jauh quen"
"Sejauh apa si?"
"Pokoknya jauh kita mau nonton kan? Kalo kesana dulu bisa-bisa batal nontonnya"
"Gak papa batal aku mau kenal keluarga kakak" aksa menutup matanya memikirkan alasan yang tepat agar quen tidak memaksanya untuk kesana

"Keluarga saya di kampung"
"Yaah, yaudah deh kita langsung ke mall aja" ucap quen membuat aksa sedikit lega dan langsung melajukan mobilnya ke arah salah satu mall

Setelah mereka sampai di mall quen menarik tangan aksa menuju ke salah satu toko baju branded disana.
Quen berkeliling memilih baju yang pas untuknya. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya quen menemukan yang pas baju kaos navy dengan jeans. Quen menghampiri aksa lalu meletakan jas yang di pakai aksa ke dalam tote bag.

"Nah kalo gini kan enak liatnya gak kayak anak sama bapaknya"
"Saya tidak setua itu jadi bapak kamu" ucap aksa quen hanya tersenyum hingga detik berikutnya quen mengenggam tangan aksa membuat aksa kaget dan hanya diam di tempat

"Kakak gak pernah pegangan sama cewek ya?" Tanya quen dengan tawa mengejek membuat aksa sedikit kesal

"Umur kakak berapa sih?"
"25 tahun"
"Selama 25 tahun kakak gak pernah pegangan tangan sama cewek?" Quen kembali tertawa sampai-sampai orang-orang melihat ke arah mereka sedangkan aksa berusaha menutup mulut quen dengan tanganya untuk menghentikan tangannya

"Stop saya malu" quen berhenti tertawa walaupun masih berusaha untuk menahan tawanya

"Emang kamu udah pernah pegangan tangan sama cowok masih bocah juga" quen tersenyum lalu sedikit menjijit untuk mendekati wajah aksa.
Aksa kaget merasakan nafas quen di sampingnya

"Bukan cuma pegangan tangan tapi lebih dari itu" ucapan quen lalu meninggalkan aksa yang masih kaget terdiam di tempatnya namun saat aksa sadar aksa langsung berlari ke arah quen

"Kamu ini berdosa sekali" quen tersenyum menghentikan larinya menyamakan langkahnya lalu mengenggam tangannya.  Aksa hanya bisa menyunggingkan senyumnya sangat tipis sampai tidak ada seorang pun  yang melihat.

Quen tetap mengenggam tangan aksa bahkan orang yang melihat tidak akan ada yang tau bahwa mereka adalah ajudan dan majikannya.

Aksa menatap quen di kegelapan bioskop karena saat ini lah tidak ada yang tau aksa menatap quen "cantik"
Quen yang mendengar itu langsung menoleh ke arah aksa namun aksa langsung mengalihkan pandanganya kedepan.

"Kayaknya tadi ngomong deh" ucap quen menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu merebahkan kepalanya di pundak aksa.

Satu jam berlalu dan akhirnya film yang mereka tonton selesai quen bangun dari tempat duduknya seseorang menabrak quen dan quen kehilangan keseimbangannya dan jatuh kepelukan aksa. Mereka saling tatap sampai akhirnya petugas bioskop menghampiri mereka

"Mbak mas kalo mau pacaran jangan disini filmnya udah selesai" quen dan aksa dengan buru-buru bangun dari kondisi akward mereka. Selama jalan keluar bioskop quen dan aksa akward

Aksa menarik tangan quen untuk menghindari quen tertabrak lagi que memang tidak jatuh namun kini mereka berpelukan membuat situasi akward kembali terjadi

"Ekhem" quen berdehem lalu berjalan terlebih dahulu untuk menetralkan detak jantung yang sejak tadi berdetak. Sedangkan aksa hanya mengikuti dari belakang karena mengikuti kemana pun quen berjalan.

Namun di tengah jalan aksa melihat seseorang yang sangat familiar dan langsung menghampirinya, quen yang sadar aksa menghilang di belakangnya langsung mencarinya sampai quen melihat dua orang yang sedang mengobrol di belakang sana.

"Begok lu quen kenapa coba lu ngehindarin dia kan jadinya kabur deh sama orang" ucap quen merutuki dirinya sendiri lalu quen menghampiri aksa

Aksa yang sedang ngobrol dengan angel kaget saat merasakan tangan yang melingkar di lengannya

"Iih kok akunya di tinggalin" aksa kaget dengan sikap perubahan quen yang begitu cepat bahkan sekarang tambah manja

"Hah iyaa maaf" quen tersenyum puas ke arah angel sedangkan aksa hanya diam dan bingung karena tidak tau harus berkata apa

"Aku laper mau makan"
"Aku nganter quen makan dulu, kamu sama siapa kesini?" Tanya aksa ke angel membuat quen sedikit kesal

"Aku sendiri aku ikut kalian makan juga ya aku juga belum makan"
"Yaudah ayoo" quen menatap aksa dengan tatapan mautnya namun aksa masih tidak peka.

Mereka bertiga duduk di meja membuat quen tidak nyaman apalagi berhadapan dengan wanita yang sangat dia benci.

"Mau pesen dulu kamu mau ngel?" Tanya aksa membuat angel tersenyum licik ke arah quen namun quen mengacuhkannya mengambil paksa menu di tangan angel

"Aku dulu, aku mau steak ayamnya medium  satu minumnya orange jus aja" setelah quen selesai angel mengambil menu dengan kasar dari tangan quen

"Aku steak ayam juga tapi rare ya minumnya samain aja"
"Yaudah mas jadi steak ayamnya 3 mediumnya satu rare dua" ucap aksa ke arah pelayan sambil mengembalikan daftar menu ke pelayan tersebut.

"Aku ke toilet dulu" ucap aksa meninggalkan dua wanita yang tak saling menyukai itu.

"See gue lebih tau aksa dari lo" ucap angel namun quen hanya tersenyum menyilangkan kakinya dan melipat tangannya

"Heey sayang mau lo tau lebih banyak tentang aksa daripada gue, tapi yang tiap hari sama aksa itu gue pagi, siang sampe malam. Jangan bangga dulu perasaan seseorang bisa berubah seiring berjalannya waktu" ucap quen dengan senyuman licik yang terbit di wajahnya

"Dan lagi satu quen gak pernah kalah apalagi menaklukan aksa, dan gue pastiin aksa akan di genggaman gue selamanya tante" angel tertawa meremehkan

"Tapi sayangnya aksa kerja di rumah lo ada maunya dan itu bukan lo" quen mendekat ke arah angel

"Makasih atas infonya tapi gue gak butuh gue bisa dapetin info tanpa dari mulut lo sekalipun" quen memundurkan badannya saat merasakan kehadiran aksa

MY BODYGUARD MY BOYFRIEND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang