PART 18

5K 254 0
                                    

Setelah dari ruangan bimo. Aksa mengantar quen masuk ke dalam kamarnya.

"Saya keluar dulu cari makan, di depan sudah ada penjagaan ketat" quen hanya mengangguk sambil mengecek email yang masuk ke hp nya.

"Kak" aksa yang baru saja membuka pintunya langsung menghadap ke arah que yang sedang duduk

"Maaf" ucap quen sedikit sendu
"Maksudnya?"
"Maaf aja" maaf karena udah curiga sama kakak lanjut quen di batinya.
Sedangkan aksa hanya mengangguk lalu keluar ruangan quen.

Saat quen akan merebahkan badannya seorang suster masuk ke dalam kamar quen. "Malam dek"

"Malam sus"
"Saya menyuntikan penghilang rasa sakit ya, sambil rebahan aja gak papa" quen hanya mengangguk lalu setelahnya quen merasakan berat di matanya dan memejamkan matanya.

Aksa yang baru saja masuk ke dalam kamar quen namun tidak menemukan quen di dalamnya "quen mana?" Tanya aksa ke pengawal yang menjaga di depan

"Emang gak ada di dalam"
"Lu berdua dari tadi ngapain disini gak liat quen pergi?"
"Gue tadi ke toilet jadi gak tau" aksa menjambak rambutnya frustasi.

"Cari ke seluruh tempat di rumah sakit cek semua cctv dan jangan sampe tuan tau bisa habis kalian" ucap aksa yang langsung diangguki oleh kedua pria berbadan besar itu.

Sedangkan di sisi lain quen yang merasa terganggu dengan sinar lampu, quen bangun dari pingsannya quen melihat sekitar tempat sepi, gelap hanya ada satu penerangan.

"Tolong!!!" Teriak quen lalu dua orang berbadan kekar datang menghampiri quen dengan senyuman licik terbit di wajahnya

"Kalian siapa?" Dua laki-laki mendekat ke arah quen menyentuh wajah quen namun quen selalu menolaknya

"Gadis cantik kecil tapi sayang kita tidak bisa menikmati tubuhmu"
"Cuiiih gue juga gak sudi di nikmatin cowok kayak kalian" quen meludah tepat di wajah laki-laki itu membuatnya marah lalu menampar quen sampai di sisi bibirnya robek.

"Jangan belagu lo, lo gak bisa apa-apa disini yang berkuasa di tempati ini ada gue ngerti!" Ucapnya yang sambil menjambak rambut quen sampai ke belakang, namun bukannya takut quen malah tersenyum miring ke arah laki-laki itu

"Masih jadi babu orang aja lo bangga" ucap quen membuat laki-laki itu semakin marah dan menendang perut quen yang terkena tusukan. Quen berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa sakitnya. Sedangkan laki-laki itu meninggalkan quen setelah melihat quen kesakitan.

"Tolongin akuu" ucap quen sendu ini pertama kalinya quen menitikan air matanya karena sudah tidak bisa berbuat apapun.

Sedangkan aksa bangun dari tidurnya saat mendengar suara quen merintih kesakitan. Aksa mengehela nafasnya panjang disaat bersamaan dua orang laki-laki menghampiri aksa yang sedang duduk di ruang tunggu

"Bagaimana?"
"Gak ada info apapun sa, mereka sepertinya sudah profesional" aksa mengusap wajahnya kasar

"Kita harus bilang ke tuan sa ini tidak bisa di biarkan terlalu lama" aksa menghela nafasnya aksa bingung harus mengambil keputusan.

"Biarkan saya mencari sendiri dulu kalo sampe nanti pagi quen gak ketemu kita lapor tuan" aksa pergi begitu saja meninggalkan mereka.

Aksa masuk ke dalam rumah mewah tanpa mengetuk pintu terdahulu entahlah dia punya feeling kalo quen ada disini.

"Aksa kenapa malam-malam kesini?" Tanya wanita yang sudah bersiap untuk tidur itu.

"Dimana quen?"
"Kamu nanya quen ke saya?" Seseorang yang mendengar pembicaraan mereka langsung menghampiri mereka "quen hilang?"

"Gak usah sok kaget begitu saya tau anda saya tau persis seperti apa anda, anda tau kan dimana quen?"
"Saya gak tau"
"JANGAN BERBOHONG!!" ucap aksa yang sudah kehilangan kesabarannya kali ini di benar-benar marah bahkan wanita itu tidak menyangka aksa bisa membentak dirinya

"Bukannya bagus gadis kecil itu hilang tugas kamu semakin mudah karena hanya menyingkirkan bimo" aksa mengenggam tangan wanita itu dengan kuat sampai wanita itu merasakan kesakitan.

"Dia bukan target saya, target saya bimo bukan anaknya. Saya tau anda tidak mempunyai rasa keibuan tapi saya tidak menyangka anda adalah iblis saya menyesal sudah berkerja sama dengan anda nyonya ratih" aksa melepas genggaman lengan ratih dengan kasar. Tanpa mengatakan apapun aksa pergi begitu saja meninggalkan ratih yang sedang kesakitan sedangkan tina menatap jijik ke arah tantenya

"Aku tau tante gak pernah ketemu sama quen tapi aku gak nyangka tante bisa melakukan hal bejat sama anak kandung tante" ucap tina masuk ke dalam kamarnya membiarkan ratih sendiri.

Ratih yang sedang mengobati lengannya kaget melihat tina yang sudah rapi keluar dari kamarnya bahkan tanpa melihat dirinya.

"Mau kemana kamu?"
"Mungkin tante gak tau aku sama quen udah sahabatan dari kecil dan aku sayang sama dia jadi aku mau keluar mau cari sahabat aku"
"Tante gak izinin kamu pergi ini udah malem"
"Aku gak peduli, dari awal kemunculan tante di indonesia sampai pembalasan dendam tante ke om bimo aku gak pernh ikut campur, walaupun tante mau bunuh aku sekalipun ku gak peduli" ucap tina meninggalkan ratih yang hanya diam menatap kepergian tina.

Tina naik ke atas gedung untuk menyusul aksa yang sudah menunggunya. Tina melihat aksa yang sedang berdiri di atap gedung menatap indahnya malam

"Ekhem" aksa menoleh ke arah suara
"Lo tau dimana quen?"
"Lo khawatir banget ya sama quen?"
"Quen itu tanggung jawab gue"
"Tanggung jawab tapi lo kerja sama, sama tante gue yang itu juga nyokap kandung quen untuk menjatuhkan ayahnya" ucap tina dengan senyuman meremehkan di wajahnya

"Lo bukan cuma menghancurkan ayahnya tapi lo juga menghancurkan quen lo tau kan seberapa sayang quen sama ayahnya? Dan lo juga tau pasti betapa quen suka sama lo?" Aksa hanya diam menatap ke gedung-gedung yang nampak di depanya

"Ini alasan gue gak suka quen suka sama lo"
"Apa bedanya gue sama lo bahkan keluarga lo yang memulai duluan"
"Gue jelas berbeda dari awal rencana ini ada gue gak ikut andil, sedangkan lo? Kalo sampe ada apa-apa sama quen lo yang gue cari pertama kali, karena lo udah ngasih umpan ke keluarga gue ngerti!" Ucap tian pergi meninggalkan aksa yang berdiam diri disana.

Aksa mengeluarkan benda pipih dari sakunya karena merasakan hp nya bergetar sejak tadi

"Hallo"
"......."
"Hah? jangan sentuh dia kalo gue liat satu luka kecil di tubuhny gue gak segan-segan bunuh lo" ucapan aksa yang langsung mematikan panggilannya dan bergegas menuju alamat yang dikirimi orang tersebut.

Aksa melihat-lihat sekitar hanya ada satu bangunan kosong, aksa melihat segerombolan pria dan satu wanita yang sudah menyambutnya

MY BODYGUARD MY BOYFRIEND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang