PART 5

6.9K 361 3
                                    

Di sisi lain aksa yang sedari tadi menunggu quen keluar mulai merasa gelisah dan menghampiri quen ke toilet namun tidak ada siapapun di dalam toilet.

"Akhh" aksa mengacak rambutnya kesal lalu mengeluarkan benda pipih dari sakunya

"Kerahkan semua pengawal saya mau kalian cari quen" ucapnya menahan kesal dan marah bisa-bisanya gadia kecil itu mengerjainya.

Aksa keluar dari toilet dengan tergesa-gesa lalu masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sedangkan di rumah tina, quen dan wanita itu tersenyum ke arah tina yang menghampiri mereka

"Quen ini tante gue kakaknya papa namanya tante ratih" ucap tina ke arah quen, quen menjabat tangan tina  dengan senyuman

"Quen tante temennya tina"
"Oooh iya, tante pergi dulu ya kalian disini aja" ucapnya ke arah dua gadis itu lalu pergi meninggalkan mereka, sedangkan quen hanya menatap kepergiannya

"Kok gue gak pernah tau lo punya tante sih" ucap quen sambil berjalan ke arah sofa untuk duduk

"Tante ratih itu tinggal di amerika setelah dia cerai sama suaminya terus baru balik tahun lalu, lagian lu gak pernah kesini makanya lu gak tau" ucap tina yang sudah duduk di dekatnya dan mengambil alih remot tv.

"Dia punya anak?"
"Kata nyokap sih punya tapi guw gak pernah ketemu anaknya"
"Lah kok bisa?"
"Katanya anaknya itu sama ayahnya jadi hak asuhny gak sama tante gue" mendengar penjelasn itu quen hanya menjawab oooh

drt
Drt
Drt

Tina yang sedang fokus nonton melirik ke arah hp milik quen yang sedari tadi tidak berhenti bergetar

"Dari tadi ada yang nelfon lu quen gk mau diangkat juga?" Quen mengambil bend pipih itu langsung me nonaktifkan hp nya

"Laah kenapa malah di matiin?"
"Males, ngemall kuy"
"Ayook tapi gue ganti baju dulu"
"Iyaa yang cepet ya" ucap quen sedikut berteriak setelah tina selesai mengganti bajunya.

"Gue yang bawa mobil" ucap quen lalu mengambil kunci mobil di tangan tina. Selama perjalanan tina yang sibuk dengan hp nya bingung karena quen sudah melewati beberapa mall yang biasa mereka datangi

"Lah kok, kita mau kemana sebenernya?" Quen hanya tersenyum dan melanjutkan perjalananya hingga mereka sampai di airport membuat tina bingung

"Kita ngapain kesini? Jemput bokap lo? Atau lo bilang mall itu... Letta" ucap tina dengan nada kesalnya namun quen hanya nyengir tanpa rasa bersalah

"Gak usah banyak tanya lo ikut gue aja kite ke singapure"
"Lu gila tau gak ta liat dong pakian gue kek gembel"
"Udah nanti beli baju disana gue udah beli tiket pulang juga jadi nanti kita langsung pulang"
"Sumpah lu gila"
"Gua tau" ucap quen menarik tangan tina masuk ke dalam airport.

Setelah melakukan perjalanan yang panjang akhirnya kedua gadis itu sampai di airport singapure.

Quen menatap jam di tangannya ternyata sudah beberapa jam mereka menghabiskan waktunya untuk berbelanja

"Pulang yuk gue capek"
"Kuyy gue juga capek" mereka berdua langsung menuju airport untuk pulang.

Setelah menempuh perjanan panjang akhirnya quen dan tina sampai di jakarta dengan barang bawaan yang banyak di tanganya.

Quen dengan santainya berjalan keluar dari airport saat melihat para pengawalnya sudah menjemputnya, quen tau ini akan terjadi apalagi dia memakai black card milik ayahnya yang pasti sangat mudah untuk di lacak.

"Quen" ucap aksa menghampiri quen dengan wajah yang sedang menahan marah sejak tadi siang, sedangkan gadis di depannya tersenyum tanpa rasa bersalah

"Puas?"
"Puas banget"
"Sekarang ikut saya pulang" ucap aksa dingin sambil menarik tangan qurn sedikit kasar, setelah quen masuk ke dalam mobil aksa berjalan ke arah tina

"Nanti mereka yang akan mengantar kamu pulang" ucap aksa sedikit lembut namun tina malah bersikap cuek dengannya

"Gak usah makasih" tina pergi begitu saja dan masuk ke dalam taxi yang ternyata sudah dia pesan sejak tadi.

Quen hanya diam di dalam mobil saat aksa masuk ke dalam mobil quen memalingkan wajahnya ke benda pipih yang baru akan dia aktifkan betapa terkejutnya quen melihat chat dan panggilan wa yang banyak sekali bahkan dari ayahnya.

Quen masuk terlebih dahulu ke dalam rumah mendapati sang ayah yang sedang menunggunya pulang

"Dad" ucap quen pelan sedangkn bimo langsung memeluk sang anak dengan erat seperti takut anaknya menghilang

"Aku gak papa dad" bimo melepas pelukannya menatap ke arah belakang yang sudah ada aksa disana

"Kamu masuk dulu dady mau ngomong sama aksa" ucap bimo yang langsung diangguki oleh quen

Plak

Bimo menampar aksa dengan keras membuat darah mengalir dari sudut bibirnya namun aksa hanya diam

"Maaf tuan"
"Saya membayar kamu untuk menjaga anak saya, baru dua hari kamu menjaga anak saya namun kamu sudah kecolongan!!"
"Maaf tuan"
"Keluar" ucap bimo dan aksa langsung keluar dari rumah itu.

Quen yang sudah lapar sejak tadi memutuskan untuk keluar kamar namun saat di dapur quen melihat salah satu maid yang membawa p3k

"Siapa yang luka bik?"
"Aksa non" mendengar nama itu membuat quen kaget

"Kenap bisa luka?"
"Tuan tadi menampar aksa karena lalai menjaga non"
"Biar saya aja bibik bisa ke belakang" ucap quen mengambil alih p3k di tangan maid tersebut.

Quen berjalan mencari aksa di taman belakang dan benar aksa sedang duduk di kursi taman sambil memegangi pipiny yang memar.

"Ekhem" aksa melihat quen yang membawa p3k dan air baskom hanya melirik lalu mengambilnya dengan kasar

"Kenapa kamu?"
"Ya kenapa emang gak boleh?"
"Saya gak mau ketemu kamu" quen menghela nafasnya lalu duduk di dekat aksa yang masih memegangi pipinya karena kesakitan

"Maaf...." Ucap quen menundukan kepalanya sedangkan aksa hanya menatap ke arah depan tanpa menghiraukan ucapan quen

"Maaf karen aku kakak..."
"Gak usah itu memang sifat kamu"
"Maaf kak a..."
"Saya gak perlu maaf kamu, sekarang kamu tau kan apapun yang kamu lakuin yang nerima akibatnya bukan kamu tapi para bawahan kamu" ucap aksa ketus membuat quen semakin menyesal

"Ma..."
"Gak usah kamu itu cuma anak manja yang gak akan pernah bisa menghargai orang lain" ucap aksai lalu pergi begitu saja meninggalkan quen yang sudah menangis

Quen menatapa kepergian aksa tanpa melihat dirinya membuat quen merasakan sesak di dadanya.

"Segitu bencinya ya sama gue?" Ucap quen dalam bisiknya, seorang maid yang melihat quen sedang menangis sendiri disana langsung menghampirinya

"Non kenapa nangis?" Quen langsung mehapus air matanya lalu menggantinya dengan senyumaan

"Kelilipan bik"
"Masuk non udah malem nanti sakit" quen mengangguk lalu masuk ke dalam rumah

MY BODYGUARD MY BOYFRIEND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang