PART 14

4.9K 269 0
                                    

Quen yang baru sampai di rumahnyaa langsung masuk ke dalam untuk mencari bimo. Quen melempar tasnya sembarangan

"Dady mana?"
"Di ruang kerja non" quen langsung naik ke atas masuk ke dalma ruangan sang ayah tanpa mengetuk pintu membuat bimo sedikit kaget

"Maksud dady apa?" Quen meletakan foto yang di dapat ya tadi, bimo yang melihat itu hanya diam membiarkan anaknya bicara

"Daddy tau kan aku gak suka di mata-matain, ini udah ngelanggar privasi aku dan aku gak suka itu"
"Daddy cuma ingin kamu tau kamu kalo kamu baik-baik aja sayang"
"Dad aku bukan anak kecil lagi daddy tau itu, aku gak suka dad aku juga perlu privasi" ucap quen agak meninggi namun bimo tetap tenang karena tau anaknya sedang emosi jadi tidak ada gunanya ikut marah

"Dan satu lagi ini masalah hati aku daddy gak berhak ngatur aku untuk suka sama siapa"  quen meninggalkan ruangan bimo dengan amarahnya lalu masuk ke dalam kamar menutup pintu dengan keras. Membuat bimo menghela nafasnya

"Tuan" ucap seeeorang yang sejka tadi melihat pertengkaran itu

"Sudah biarkan saja selama aksa bisa menepati janjinya jangan berbuat apapun terhadap aksa"
"Siap tuan"
"Kamu terus awasi dia tapi jarak jauh saja jangan sampai ketahuan siapapun apalagi quen"
"Sipa tuan"

Di sisi lain quen sedang berusaha menahan amarahnya namun tak berhasil, akhirnya quen keluar rumah untuk mencari angin segar. Quen beberapa kali memasukan bola basketnya masuk ke dalam ring untuk melampiaskan amarahnya

"Ekhem" seseorang mendekati quen yang sedang memasukan bolanya ke dalam ring, orang itu langsung mengambil bola itu dari tangan quen

"Kalo mau menang jangan pakek emosi" ucapnya lalu memasukna bolanya ke dalam ring basket.

Quen menatap dengan tatapan sinis pergi untuk mengambil minumnya namun seseorang mengikutinya

"Ck apa?"
"Kamu kesal dengan saya?"
"Bukan cuma kakak"
"Sama ayah kamu juga?" Quen menatap aksa dengan wajah kesalnya bahkan sebenarnya dia tidak ingin membahas hal seperti itu

"Menurut saya ayah kamu wajar melakukan itu"
"Ya karena kakal gak suka saya"
"Bukan karena itu, laki-laki mana yang tidak suka dengan kamu. Kamu cantik, cerdas, menguasai hampir semua olahraga dan menjadi direktur di umur kamu yang masih segini" quen meletakan air minumnya dan hanya menatap ke arah depan.

"Saya suka kamu" quen langsung menatap ke arah aksa yang sudah tersenyum ini kali pertama quen melihat senyum aksa begitu jelas.

"Tapi bukan sebagai wanita saya suka kamu karena kamu sudah seperti adik saya" senyum quen yang awalnya terbit langsung memudar begitu saja

"Jarak umur yang terlalu jauh, pekerjaan saya, statsu sosial kita yang sangat berbeda dan..."
"Stop" quen memotong pembicaraan aksa lalu berdiri dari duduknya dan menghadap ke arah aksa

"Kalo gak suka bilang gak suka, bukan membuat alasan umur, pekerjaan cuma cowok banci yang ngasih alasan kek gitu" ucap quen meninggalkan aksa, sedangkan aksa menghela nafasnya kenapa dia di pertemukan dengan gadis yang keras kepala seperti quen.

Quen masuk ke dalam mobil yang diikuti oleh aksa, namun di dalm mobil tidak ada pembicaraan diantara mereka

"Non besok ada meeting, tia sudah mengatur setelah pulang sekolah"
"Iya pak makasih" ucap quen. Setelah mereka sampai di rumah quen langsung masuk ke dalam rumah tanpa menyapa sang ayah yang sudah menunggunya sejak tadi

Aksa menghampiri bimo menunduk dan memberi hormat ke arah bimo

"Terimakasih sudah membawa putri saya kembali"
"Sudah tugas saya tuan"
"Pegang janji kamu" ucap bimo lalu aksa keluar dari rumah tersebut.

Keesokan paginya seperti biasa quen bersiap-siap untuk ke sekolah. Quen melihat sang ayah sudah di meja makan namun quen malah melewatinya

"Quen" quen menghentikan langkahnya lalu mengahada ke arah sang ayah yang duduk di depannya

"Mau sampe kapan kamu gak ngomong sama daddy?"
"Sampe daddy gak ngatur aku lagi, sampe daddy gak memata-matai aku lagi"
"Quen ini demi kebaikan"
"Quen sekolah" ucap quen lalu pergi meninggalkan bimo sendirian.

Aksa yang baru saja akan masuk ke dalam rumah terpaksa berhenti saat melihat quen yang sudah keluar dari rumahnya. Aksa membukakan pintu untuk quen dan quen masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata pun.

Aksa melirik ke arah quen yang sibuk dengan dokumen-dokumen di tangannya tanpa menghiraukan dirinya

"Tolong telfon tia pak" ucap quen ke jupro namun aksa yang melakukan panggilan itu. Aksa memberikan hp nya ke quen namun quen hanya diam tanpa menatap aksa

"Hallo mbak"
"......"
"Iya yang dokumen hasil meeting kemarin bisa di kirim gak"
"....."
"Iya mbak makasih, ooh dan ya baju aku tolong siapin ya"
"....."
"Iya makasih ya" quen mematikan panggilannya lalu memberikan hp ke arah jupri membuat aksa heran

"Makasih pak" ucap quen aksa melirik ke arah quen yang sejak tadi menghindarinya, namun bukannha senang aksa malah merasakan seseuatu yang harusnya tidak boleh ia rasakan.

Sesampainya di sekolah quen turun terlebib dahulu tanpa menunggu aksa bahkan quen tetap fokus dengan buku di tangannya.

Quen benar-benar menjauhi aksa yang biasanya dia makan bareng namun hari ini quen hanya memberikan uang ke jupri untuk membeli makan.

"Gimana sa di jauhi non quen?" Aksa yang sedang makan itu langsung menatap ke arah jupri

"Biasa aja pak malah bagus saya gak susah-susah buat jelasin ke dia"
"Tapi yang saya lihat bukan begitu"
"Aha bapak sok tau nih"
"Sa, kamu tau banyak pasti banyak alasan untuk kamu menyukai non quen, tapi kamu tidak punya keberanian untuk mengetahui rasa itu" aksa hanya tersenyum lalu melanjutkan makannya walaupun sebenarnya aksa memikirkan yang baru saja di bicarakan jupri
Saya dengan dia tidak akan pernah bersatu walaupun rasa itu ada pak ~batin aksa

Tina melihat quen dengan tatapan kosong dan hanya mengaduk-aduk makanannya sejak tadi

"Itu lo mau makan atau cuma lo aduk-aduk hah?" Quen yang tersadar pun menghentikan sendoknya

"Lo kenapa sih dari tadi bengong"
"Gak papa kok"
"Masalah kemarin? Lo masih kesel"
"Bukan cuma itu ini tuh masalh bokap gue yang..." Quen tidak melanjutkan omongannya saat mendengar suara telfon berdering

Quen mengambil hp nya dari saku baju nya, mengernyitkan dahinya saaf melihat nomor tidak di kenal menelfonnya

"Ya hallo"
"......."
"Ya benar dengan siapa ya?"
"....."
"Apa?" Tanpa sadar quen menjatuhkan hp nya dan menitikan air matanya

"Kenapa?"
"Tin gue harus pulang tin"
"Ya kenapa ta? Lo kenapa?"
"Gue harus pulang quen bokap gue bokap gue hikss" quen menangis sejadi-jadinya dan pergi meninggalkan tina.

Aksa yang baru saja memasuki gedung sekolah kaget melihat quen yabg sudah berlari kebingungan dengan air mata berurai deras di pipinya

"Hey kenapa?"
"Aku mau pulang sekarang hikss"
"Ya kenapa"
"MAU PULANG!!" Melihat quen yang sedang terguncang aksa membawa quen ke dalam pelukannya untuk menenangakannya

"Daddy di tembak hikss" ucap quen yang masih menangis di pelukan aksa sedangkan aksa menenangkan quen jupri langsung mengambil mobil di parkiran

MY BODYGUARD MY BOYFRIEND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang