PART 13

5.2K 283 4
                                    

Keesokan paginya seperti biasa quen sedang sarapan untuk bersiap ke sekolah namun ada yang berbeda kali ini aksa tidak datang, biasanya aksa akan datang saat quen sarapan.

Quen menatap ke arah dua orang laki-laki yang masuk ke dalam rumah
"Pagi non" quen menatap ke arah mereka lalu melihat-lihat ke arah belakang mereka

"Aksa mana?" 
"Izin non, jadi bapak menunjuk saya untuk mengawal non" quen menghela nafasnya bangun dari duduknya lalu pergi meninggalkan mereka.

Quen masuk ke dalam mobil dengan rasa kesal dan marah bagaimana bisa aksa izin tanpa memberi tahunya.

"Pak, daddy ada kerjaan apa sih sering banget ke luar kota"
"Tuan ada proyek besar di luar kota non"
"Kenapa saya gak tau tentang proyeknya"
"Kalo itu saya kurang tau non" quen menghela nafasnya lalu mengambil benda pipih di tasnya melihat-lihat sosmednya.

Sesampainya di sekolah quen keluar dari mobilnya lalu berjalan ke arah koridor sekolah. Entah kenapa quen merasa tidak ada semangat untuk sekolah tanpa aksa di sampingnya.

Tina melihat quen yang masuk ke dalam kelasnya dengan wajah yang sedang kesal dan dingin.

"Diih mukak lo ta lebih serem daripada poci tau gak"
"Poci apan?"
"Pocong monyet"
"Eeh tai lu nyumpahin gue mati?"
"Cuma perumpaaan ta sensi amat"
"Perumpaan lo ngeselin" ucap quen menyilangkan tanganya di dada dengan wajah yang masih di tekuk

"Lo kenapa lagi sih ta?"
"Gue kesel tau gak"
"Gak tau"
"TINA!!" geram quen namun tina hanya terkekeh lalu mengacungkan dua jari nya

"Yaudah kesel kenapa?"
"Kesel sama aksa dia izin gak kerja tapi gak izin ke gue sialan emang tu orang"
"Gue harus bilang berapa kali sih ta kalo dia itu gak suka sama lo, kenapa lo perjuangin dia sampe kek gitunya" quen menatap ke arah tina sedangkan tina sedang sibuk dengan hp nya

"Lo kenapa sih selalu ngelarang gue suka sama aksa apa jangan-jangan lo suka ya sama aksa?" Tina yang sedang melihat hp nya langsung menatap ke arah quen dengan tatapan kaget

"Gak lah ya kali gue suka sama dia, gue cuma gak mau lo terlalu berjuang padahal lo tau dia gak suka sama lo ta" ucap tina quen hanya diam dan langsung fokus ke depan karena guru  sudah masuk.

Kring
Kring

Bell istirahat berbunyi quen yang baru saja akan keluar dari kelasnya menghentikan langkahnya ketika seorang guru datang ke kelas mereka

"Selamat siang anak-anak berhubung hari ini kita akan mengadakan rapat kenaikan kelas jadi kalian di perbolehkan pulang terlebih dahulu" semua siswa bersorak gembira mendengar pengumuman itu namun tidak dengan quen.

"Ngemall yuk"
"Gak mau ah males gue" ucap tina namun quen sudah menarik tangan tina keluar kelas membuat tina kaget.

"Aiish letta lo apa-apansih"
"Pokoknya lo harus ikut tin, gue tuh lagi males ke rumah" tina menghela nafasnya karena tina tau saat ini sahabatny tidak ingin di bantah.

Tina melihat quen yang sedang sibuk dengan beberapa dokumen yang dia pegang, tina kagum melihat quen di umurnya yang masih 18 tahun tapi dia sudah memegang perusahaan besar tapi tidak lupa dengan kewajibannya sebagai seorang siswa.

"Aduuh bu direktur lo mau ngajak gue ngemall atau cuma nemenin lo ngeliatin lo pacaran sama dokumen lo?" Quen melirik ke arah tina menghentikan kerjannya lalu meletakannya di jok belakang

"Maaf maaf deh gue itu banyak kerjaan ada beberapa proyek juga yang harus gue tanganin"
"Gue heran deh sama lo quen kurang lo apa sih, lo cantik, pinter akademik dan non akademik, direktur di perusahaan besar dan punya daddy yang sayang banget sama lo" quen menatap sendu ke arah tina merebahkan kepalanya dan memejamkan matanya

"Ada satu yang gak bisa gue dapetin, kasih sayang nyokap" mendengar itu tina merasa bersalah dengan ucapannya

"Maaf ta gue..."
"Its okay, lo tau gak kenapa gue jadi pinter gue nurutin semua kata-katanya bokap?" Quen melirik ke arah tina dengan senyuman yang terbit di wajahnya

"Gue mau balas semua kasih sayang bokap ke gue tin, lo tau kan bokap berjuang sendiri buat besarin gue, gue mau dengan gue jadi pintee dan itu bisa bahagiain bokap" tina menghela nafasnya tidak memberikan jawaban, entah apa yang di fikiranya yang pasti tina tidak mau menjawab apapun

Quen dan tina turun dari mobil untuk masuk ke dalam mall. Quen dan tina sibuk memilih baju dan tas di salah satu toko hingga quen melihat seseorang yang sangat familiar. Quen keluar dari toko tersebut menghampiri seseorang laki-laki dengan wanita di sampingnya

"Kak" ucap quen orang yang di panggil langsung menghentikan jalannya menatap ke arah quen.

"Ooh jadi izin karena mau pacaran?"
"Kamu sama siapa kesini?"
"Gak usah sok peduli dan lagi satu kalo mau izin langsung ke saya bukannya izin tanpa kabar semua chat saya gak di balas ingat kakak masih pengawal saya" ucap quen langsung pergi meninggalkan mereka, tina langsung mengikuti quen yang berjalan cepat ke arah parkiran.

Quen masuk ke dalam mobil yang diikuti oleh tina, quen menarij nafasnya dalam-dalam agar tak menitikan air matanya

"Kalo lo mau nangis, nangis aja ta gue disini nemenin lo kok"
"Gue gak akan nangis cuma gara-gara satu cowok tin" tina menghela nafasnya tina juga sebenarnya menaham amaranhnya sejak tadi.

"Maaf ya gara-gara gue emosi kita gak shoping"
"Gak papa gue ngerti lo ngajak gue kan karena suasana hati lo juga lagi buruk, kalo ngemall malah tambah buruk ya ngapain lo ngemall"
"Makasih ya tin selalu ngertiin gue, lo emang sahabat gue" quen memeluk tina dengan erat tapi tina malah merasa bersalah ke quen maafin gue ta~ batin tina

Mobil berhenti di depan rumah mewah milik tina "lo gak mampir dulu?"

"Gak usah lah, gue masih ada yang harus diurus"
"Iyadeh yang jadi bu direktur" tina keluar dari mobilnya lalu melambaikan tangannya saat mobil quen mulai berjalan.

"Kita langsung ke rumah pak"
"Siap non" quen merebahkan kepalanya entah kenapa hany satu orang laki-laki mampu membuatnya seperti ini.

"Non masalah aksa"
"Iya pak"
"Tapi sepertinya tuan mengetahui seseuatu"
"Maksudnya?" Qun yang sedang merebahkan badannya langsung bangun dan duduk dengan benar

"Ini non" jupri memberikan beberapa lembar foto yang sudah lecek ke quen

"Non mencintai aksa?"
"Hah?"
"Saya tidak berpihak pada siapa pun tapi saya harap non menjauhi aksa karena itu bukan hal yang akan di setujui tuan non" quen menatap fotonya yang sedang di mall menggandeng tangan aksa

MY BODYGUARD MY BOYFRIEND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang