PART 19

5.2K 254 9
                                    

Wanita itu tersenyum miring saat melihat aksa datang dengan wajah yang sedang menahan amarahnya

"Aku tau kamu bakal dateng sa tapi aku gak tau kalo kamu bisa semarah ini" ucap wanita dengan santainya

"Aku udah bilang ke kamu kalo kamu gak perlu ikut campur masalah aku"
"Ya aku cuma pengen lihat ekspresi saat kamu marah ahahahhah" ucapnya yang di barengi dengan tawanya yang mengelegar membuat aksa semakin marah

"Kamu gila tau gak!!"
"Ya aku gila karena kamu sa, aku tau kamu cuma berbohong saat kamu bilang aku milik kamu, aku tau kalo kamu hanya gak mau aku mencelakai dia kan" dia tertawa tapi ada air mata yang jatuh di pelupuk matanya.

"Mana quen!"
"Heh aku akan lepasin quen karena kamu udah disini, tapi aku gak bakal tinggal diem aksa, kalo aku gak bisa milikin kamu gadia itu juga gak bisa milikin kamu" aksa mendorong wanita itu agar tak menghalangi jalannya masuk ke dalam.

Sedangkan quen yang mendengar suara pintu terbuka, membuka perlahan matanya, quen tersenyum saat melihat aksa datang menjemputnya. Aksa yang melihat quen pingsan dengan darah di baju nya langung menghajar beberapa orang disana

Bugh
Bugh

"Gue udah peringatin lu untuk gak nyentuh dia bangsat kalo sampe dia kenapa-kenapa, lu habis di tangan gue" ucap aksa menunjuk ke arah lelaki berbadan kekar dan diantaranya wanita yang sedang tersenyum miring menatap ke arah aksa.

Aksa menggendong quen ala bridal style untuk keluar dari ruangan sempit itu. 

Aksa membaringkan quen di kasur king zise miliknya. Aksa menatap ke arah quen yang begitu pucat karena darah yang keluar begitu banyak.

"Sabar ya bentar lagi dokter sampai, kamu harus bertaham demi saya" ucap aksa sambil menyiumi tangan quen yang terasa dingin sekali.

Seorang laki-laki mengenakan jas putih dengan seseorang wanita yang berpakian serba putih masuk ke dalam kamar, kaget melihat quen terkulai lemas di kasur

"Dia siapa?"
"Gak usah banyak tanya dulu lo perika dulu dia" dokter itu menuruti kata aksa yang langsung mengecek kondisi quen

"Untung pendarahanya gak parah jadi masih bisa di tangani disini tapi lo harus tetep bawa dia ke rumah sakit sa" dokter itu kembali menjarit luka yang sedikit robek yang di bantu oleh suster di sampingnya.

"Makasih yan"
"Sebenernya dia siapa?"
"Anaknya bimo" adrian langsung menatap tajam ke arah aksa

"Lo apain tu anak sampe berdarah gitu sa gue tau lo dendam sama bimo tapi jangan bunuh orang juga!!" Ucap adrian sedikit berteriak lalu aksa memukul kepala adrian sedikit keras

"Eewh begok lo kira gue sebejat itu hah, lo mikir dong kalo gue yang celakain dia gak bakal gue suruh lo kesini"
"Ya bisa aja kan lo nyesel"
"Mending lo pergi deh bikin gue tambah kesel"
"Iyee iyee, inget balikin ke rumah sakit lagi" ucap adrian lalu pergi meninggalkan aksa.

Aksa menatap wajah pucat quen beberapa detik kemudian quen mulai membuka matanya.  Quen menatap ke arah aksa yang sedang menatapnya juga

"Quen"
"Ka-ak"
"Masih sakit?" Quen hanya menggeleng kepalanya lalu quen mengenggam tangan aksa dengn senyuman yang memaksakan.

"Makasih ya" ucap quen mengenggam tangan aksa karena sudah sangat lemah aksa langsung mengenggam tangannya quen

"Maafin saya" quen tersenyum mencoba meraih wajah aksa, aksa yang menyadari langsung mengenggam tangan quen mencium tangan gadisnya

"Ini bukan salah kakak"
"Maafin saya quen" quen melepaskan tangannya dan mencoba duduk walaupun harus di bantu oleh aksa

Quen mengikis jarak diantara mereka lalu menempelkan bibirnya di bibir aksa, saat quen menjauh aksa malah menarik pinggang quen lalu mencium bibir quen dan ciuman itu lama-kelaman menjadi lumatan dan quen sudah mengalungkan tangannya di leher aksa.

Mereka melepas tautan mereka saling menatap quen tersenyum arah aksa dan aksa pun ikut tersenyum menatap quen.

"Persetan dengn janji saya, i want you" quen tersenyum lalu mencium kembali bibir aksa. Skip adegan 18 th keatas kasian yang belum nikah

Quen tersenyum saat dia membuka matanya quen melihat seseorang yang sangat dia cintai, quen membelai wajah tampan dan tegas itu. Aksa yang merasakan quen sedang membelai lembut wajahnya langsung mengeratkan pelukannya, sedangkan quen hanya gugup.

"Maaf" ucap aksa dengan suara serak khas baru bangun tidur, quen yang mengerti "ini bukan cuma salah kakak kak, ini salah aku juga"

Aksa menatap quen yang tersenyum ke arahnya, akhirnya aksa menyerah dengan perasaanya aksa mengingkari janji-janjinya

"Maaf seharusnya aku gak ngelakuin itu sama kamu, harusnya aku bisa nahannya" quen mengusap rambut aksa dengan lembut

"Aku gak papa sih sebenernya tapi aku mau kejelasan hubungan kita, aku gak tau maksud kakak ngelakuin itu ke aku" quen mengerucutkan  bibirnya lalu aksa mencium bibir quen membuat quen kaget

"Aaah akhirnya hari ini aku nyerah sama gadis kecil ini"
"Nyerah?"quen mengernyitkan dahinya heran ke arah aksa.

"Saya gak bisa menyembunyikan perasaan saya lagi, saya mau jadi teman hidup saya walaupun mungkin banyak halangan" kata-kata aksa membuat quen tersipu malu

"Mulai hari ini saya akan memperjuangkan kamu" quen tersenyum mendengar kata-kata aksa. Namun tiba-tiba quen merasakan sakit di sekitar perutnya

Aww

"Quen sakit?"
"Ehmm iya kak" quen melihat di ibu jarinya yang sudah berlumur darah, aksa yang juga melihat itu langsung menggendong ala bridal style.

Aksa terburu-buru membawa quen untuk masuk kedalam ugd, dokter pun langsung menangani quen.  Rita yang melihat aksa yang mondar mandir di ugd langsung menghampiri aksa.

"Aksa"
"Iya nyonya"
"Saya dengar quen di culik kenapa kamu tidak memberi tahu saya?"
"Maaf nyonya saya hanya tidak mau nyonya kefikiran"
"Sekarang quen dimana?"
"Di ugd nyonya, jaritannya lepas" belum selesai aksa berbicara rita sudah pergi meninggalkan aksa masuk ke dalam ugd.

Aksa hanya menatap quen yang masih lemas namun tetap memaksakan untuk tersenyum, sedangkan rita sudah menangis menatap cucu nya.

"Udah nek aku gak papa"
"Sa kenapa kamu bisa ceroboh saya sudah mempercayakan cucu saya ke kamu tapi kamu mengecewakan saya" quen memegang tangan  rita untuk menenangkannya

"Nek udahlah nek lagian aku gak papa"
"Tapi nenek gak bisa liat kamu kesakitan kayak gini"
"Aku gak papa kok, bentar lagi aku pasti sehat" rita menatap sendu ke arah gadis kecil di depannya.

"Jangan sampe daddy tau ya nek, aku gak mau membebani daddy" rita mengangguk bagaimanapun rita masih memikirkan anaknya

MY BODYGUARD MY BOYFRIEND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang