PART 22

5K 246 3
                                    

Sudah satu bulan berlalu semuanya masih baik-baik saja bahkan hubungan quen dan aksa yang semakin membaik.

Quen yang hari ini memang tidak di temani oleh aksa terpaksa ke kantornya dengan sopir dan beberapa bodyguard yang mengganti aksa untuk sementara waktu.

Quen yang sedang sibuk dengan berkas-berkasnya kaget melihat seseorang wanita yang menerobos masuk ke dalam ruangan quen

"Hay bocah kecil" ucapnya dengan sombong, quen hanya menatap dan menyilangkan tangannya di dada

"Maaf ta mbak udah larang tap..."
"Mbak boleh keluar ini urusan aku sama jalang ini" ucao quen sarkas dan tia langsung menuruti quen untuk keluar ruangan

"Jadi mau apa lo kesini?"
"Gue kesini cuma mau ngasih info penting ke lu"
"Gue gak perlu informasi dari lo"
"Saat ini mungkin gak tapi nanti lo akan sangat memerlukannya bocah" ucap wanita itu dengan sombongnya lalu berjalan ke arah pintu keluar namun beberap saat dia berhenti dan berbalik arah kembali

"Ooh ya lagi satu jangan kira karena lo sama aksa jadian, lo udah dapet aksa. lo dan aksa itu gak akan pernah bisa bersatu" ucao wanita itu lalu pergi meninggalkan quen.

Sedangkan quen menatap amplop coklat diatas mejanya namun quen mengabaikannya, sampai seseorang laki-laki paruh baya masuk dengan tergesa-gesa

"Kenapa pak?"
"Saya menemukan sesutau yang penting non" ucapnya lalu quen mempersilahkan duduk

"Apa pak?"
"Aksa" mendengar nama itu membuat quen sedikit kaget dan deg-degan apa yang terjadi dengan aksa

"Dugaan non benar"
"Dugaan?"
"Aksa terlibat dalam kasus penembakan kepada tuan, dan aksa juga terlibat dalam penculikan non" mendengar itu quen hanya diam mencerna semua yang diomongkan arif, meredam amarahnya agar tak memuncak

"Ba-bagaimana bisa?" Ucap quen terbata-bata karena tidak percaya apa yang baru saja dia dengar dari orang kepercayaanya. Arif memberikan beberapa foto beserta dokumen

"Aksa mempunyai dendam dengan tuan karena dulu ayahnya di kalahkan oleh tuan sampai beliau bangkrut dan meninggal" quen menatap amplop yang berisi beberapa foto aksa dan seseorang yang sangat familiar

"Tante ratih" ucap quen pelan
"Dia ibu kandung non" quen kaget bukan main bagaiamana bisa semuanya terjadi

"Aksa bekerja sama dengan ratih untuk menghancurkan tuan dan merebut perusahaan yang tuan dan nyonya sudah bangun" arif memberikan dokumen yang namanya juag terdaftar di pemegang saham di perusahaanya.

Quen menatap semua foto dan berkas-berkas inu membuat quen sedikit pusing lalu pingsan. 

Quen mengerjapkan matanya melihat sekelilingnya sudah melihat tia di sampingnya dengan wajah yang cemas.  "Mbak"

Tia yang merasa di panggi namanya langsung menatap quen terbaring lemas "aku kenapa?" Ucapnya sangat pelan

"Quen lo hamil" seperti di tiban dengan ribuan batu quen merasakan sakit, sedih, bahagia menjadi satu bagaimana bisa di saat seperti ini dia mengandung anak yang dia benci sekaligus yang dia cinta.

"Siapa aja yang tau?"
"Gue sama beberapa bodyguard untuk jangan kasih tau daddy apalagi aksa"
"Tapii quen bayi ini anak aksa"
"Aku gak suka di hianati mbak jadi aku mohon" ucap quen dengan raut wajah yang sangat pucat. Namun di saat bersamaan jupri datang dengan wajah panik

"Non gawat"
"Gawat kenapa pak?"
"Aksa, aksa mau di bunuh sama tuan karena tuan tau non hamil" quen menutup matanya sejenak lalu bangkit dari tidudrnya

"Ta mau kemana?"
"Gue harus cari bokap mbak gue gak mau itu terjadi"
"Quen lo perlu istirahat"
"Mbak please aku gak papa aku cuma mau nyelamatin bajingan itu sekali lagi" ucap quen melenggang pergi tanpa menghiraukan suara dari body guardnya.

Quen sampai di gudang milik ayahnya yang cukup jauh dari perkotaan, quen melibag beberapa mobil dan beberaoa bodyguard yang sedang jaga di depan

"Non tidak boleh masuk"
"Gue mau ketemu bokap"
"Tuan tidak memperbolehkan siapapun masuk ke dalam" quen sudah kehilangan kesabarannya quen mengusapn perutnaya yang masih datar

"Bantu mama kali ini ya sayang" ucap quen lalu memukul semua bodyguard di depanya dan quen masuk ke dalam gudang itu.

Quen sudah melihat aksa yang sedang di rantai ke atas dengan wajah babak belur dan berdarah

"Ini untuk kamu yang sudah lancang men...." Belum selesai bimo melanjuti kata-katanya quen sudah berada di depan aksa membuat bimo menurunkan tongkatnya

"Ngapain kamu disini? Keluar"
"Enggak sebelum daddy berhenti"
"Keluar daddy bilang KELUAR!!" Aksa menatao quen dari belakang aksa melihat setitik air mata yang ingin jatuh dari sudut mata quen.

"Ka-mu pulang a-ja a--ku gak gak mau kamu ter-luka" ucap aksa dari belakang namun quen tersenyum sinis ke arah aksa

"Gue kesini bukan mau nyelamatin lo, setelah semua yang lo lakuin lo berharap gue mau nyelamatin lo gak jangan harap, lo pantas mati tapi bukan di tangan bokap gue" ucap quen dengan sinis sedangkan aksa hanya diam karena aksa tau betapa marahnya quen

"Dan dadd kehancuran ini daddy juga ambil andil dalm masalah ini, karena apa? Karena daddy yang membuat laki-laki bajingan ini balas dendam dan daddy harus bertanggung jawab atas kehancuran hidup quen"  ucap quen yang sudah bergetar karena menahan rasa sesak, sedih bahkan kecewa menjadi satu

"Daddy udahin ini atau daddy juga gak bakal ketemu sama anak daddy SE LA MA NYA!!" Ucap quen yang sudah membawa pisau di tangannya

"Oke itu mau kamu kan? Daddy ikutin tapi tolong letakan pisau itu ya" bimk mendekat dan meletakan pisau yang ada di tangan quen.

Quen memberontak di pelukan sang ayah hingga quen kembali pingsan. Quen mengerjapkan matanya melihat sekelilingnya melihat bimo yang menunggunya sejak tadi

"Kamu gak papakan sayang" quen menatap sinis kearah bimo yang sedang cemas

"Aku gak tau kalo daddy bisa sekejam itu sama orang dad"
"Quen daddy lakuin ini untuk kamu untuk kita"
"Tapi semua yang daddy lakuin itu salah ngerti!!" Ucap quen sedikit berteriak

"Persetan dengan semua itu yang daddy pengen cuma kamu bahagia, besok kita us kita akan menetap disana"
"Gak akan aku gak akan mau satu rumah dengan laki-laki tak punya hati kayak daddy" bimo menatao tajam ke arah quen kemarahannya sudah sangat meluap

"Kamu gugurin kandungan itu kamh boleh kemanapun yang kamu mau atau kamu ikut sama daddy dan besarin anak itu" quen sudah menitikan air matanya bukan karena dia tidak membenci aksa, quen sangat membenci aksa tapi quen masih ingin disini walaupun bukan dengan aksa.

Sedangkan di sisi lain aksa yang sedang berbaring di rumah sakit mencoba menghubungi quen namun quen tak mengangkat telfonnya.
Hingga seseorang berapakiaan seperti dokter menghampiri aksa

"Gimana udah bisa di hubungin?"
"Belum yan, lo udah dapet info?"
"Gak, tapi dalang dari semua ini gue tau"
"Siapa?"
"Angel"
"Sialan" ucap aksa mengepalkan tangannya karena menahan amarah

"Udaah sabar dulu fokus aja sama kesembuhan lo"
"Gimana bisa gue fokus udah dua hari quen gak ada kabar sama sekali"
"Bimo pasti udah bawa jauh dari lo sa" aksa menundukan kepalanya karena sangat merindukan gadisnya itu

MY BODYGUARD MY BOYFRIEND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang