PART 20

6.1K 274 8
                                    

Quen meletakan kepalanya di pangkun aksa, setelah mereka mengakui perasaanya. Mereka memutuskan untuk berjuang apapun yang kelak akan terjadi.

"Aku pengen jalan sama kamu" ucap quen menatap ke arah aksa yang masih sibuk mengelus rambut quen.

"Nanti kalo kamu udah sembuh aku kita jalan-jalan"
"Maunya berdua"
"Iyaaa"
"Kak"
"Hmmm" quen mengelus wajah tampan aksa dan hanya tersenyum ke arah quen.

"I love you" ucap quen yang di balas dengan kecupan di keningnya, namun saat bersamaan seseorang masuk ke dalam kamar rawat quen.

"Heh ngapain lu berdua" quen dan aksa kaget dan langsung beranjak dari tempat tidurnya.

"Issh bisa gak lu kalo mau masuk ketuk pintu dulu" ucap quen namun gadis itu menatap aksa dan quen dengan tatapan curiga.

"Jangan ngalihin pembicaraan, lu berdua ngapain hah? Mesra-mesran gitu"
"Emang salah kalo mesra sama pacar sendiri" aksa menatap quen yang dengan santainya mengatakan itu.

"Hah? Gue gak salah dengerkan?"
"No, he is my boyfriend"
"WHAT!!"  Quen tersenyum ke arah gadis itu yang masih kaget mendengar itu

"Apa gue bilang kan tin, gue akan dapetin apa yang gue mau"
"Tunggu-tunggu gue tau kalo kalian pacaran terus ngapain mesra-mesran di rumah sakit" ucap tina yang kini tampak kesal

"Ya suka-suka gue lah makanya cari pacar neng"
"Diih nih gue cuma bawain lo buah, nyesel gue kesini yang gue liat malah pasiennya pacaran" ucap tina memutar malas bola matanya, sedangkan aksa sedari tadi hanya memandangi kedua gadis itu berbincang.

"Makanya cari pacar"
"Emang nyari pacar kek beli gorengan, udah deh mending gue pulang aja"
"Yaudah sana gih"
"Kamu ini berdosa banget jangan solimi yaaa" tina mengatakan itu sambil keluar dari kamar rawat quen.

"Aku keluar dulu bentar"
"Kemana iih?"
"Bentaran doang ya"
"Boleh tapi bilang sayang dulu" ucap quen sambil tersenyum puasn ke arah aksa, sedangkan aksa hanya menggeleng kepalanya melihat kelakukan quen.

"Ayodong yayaya"
"Aku keluar dulu ya"
"Sayang gitu dong ulang-ulang"
"Aku keluar dulu ya sa-yang" quen tersenyum puas ke arah, aksa ikut tersenyum lalu mengecup kening quen

Aksa menghampiri gadis yang sejak tadi sudah menunggunya "gue gak tau rencana lo apa, tapi gue harap lo gak pernah nyakitin quen"

"Segitunya gak percayanya ya lo sama gue?"
"Gimana gue bisa percaya kalo lo kerja sama sama tante ratih buat ngehancurin om bimo"
"Gue emang benci sama bimo tapi untuk quen, gue bener-bener sayang sama dia tin"
"Gue pegang omongan lo, kalo sampe dia nangis karena lo gue gak akan segan-segan bunuh lo" ucap tina lalu pergi meninggalkan aksa, tanpa mereka sadari seseorang melihat dan mendengar pembicaraan mereka.

Saat aksa kembali ke kamar quen aksa melihat wanita yang sudah ada disana tersenyum ke arah aksa yang baru saja masuk. Namun aksa hanya menatap dingin ke arah wanita

"Tante pulang dulu ya sayang cepet sembuh" ucap wanita itu sambil mengelus lengan quen

"Makasih tan"
"Mari" ucapnya ke arah aksa namun aksa tetap diam tak bergeming sekalipun.

Quen yang menyadari perubahan sikap aksa yang melihat wanita itu
"Kenapa sih kak?" Aksa menarik tempat duduk di samping quen

"Saya gak suka kamu terlalu dekat dengan dia"
"Emang kenapa?" 
"Ya saya gak suka aja"
"Tapi tante ratih baik kok"
"Saya sudah bilang gak suka quen" ucap aksa dingin membuat quen sedikit takut melihat aksa seperti ini

"Jangan membantah" ucap aksa kembali dan quen akhirnya hanya diam.

"Besok aku pulang"
"Hmmm"
"Aku mau ngabisin waktu berdua sama kakak"
"Tapi tuan"
"Nanti masalah daddy biar aku yang urus, aku mau nikmatin waktu berdua sama kakak" quen mengenggam aksa lalu aksa tersenyum ke arah quen

"Iyaa tapi kamu harus istirahat dulu nanti kita jalan berdua"
"Iih aku maunya besok" quen mengerucutkan bibirnya untuk membujuk aksa

"Enggak, kamu itu udah ngalamain banyak hal, dan aku gak mau kamu kenapa-kenapa lagi"
"Iih kan sama kakak" ucap quen sedikit ngambek

"Sama saya gak ada jaminan kamu gak kenapa-kenapa quen"
"Tapi kalo aku sama kakak aku ngrasa aman yayaya sebentar kok" quen menampilkan pupy eyesnya ke arah aksa yang membuat aksa sedikit menghela nafasnya

"Iya tapi gak jauh-jauh"
"Yeey" saking senengnya quen malah mancium aksa namun setelah quen sadar apa yang dia lakukan quen menundukan kepalanya

"Setelah nyium aku, kamu malu sekarang" goda aksa sambil menoel-noel pipi quen

"Issh jangan gitu iih" ucap quen semakin menundukan kepalanya namun aksa malah memeluk quen dan mencium pucuk kepalanya

"Gadis kecil ini mampu membuat aku jatuh sejatuh-jatuhnya" quen melepaskan pelukannyan lalu menatap ke arah aksa dengan wajah yang di tekuk.

"Gadis kecil yang kamu maksud pacar kamu dan jangan lupa aku direktur"
"Iya iya dikrektur kecil" ucap aksa dengan mengacak rambut quen membuat quen sedikit kesal

Tok
Tok

Aksa menghentikan aktifitasnya menatap ke arah wanita tua bersama pria yang sedang duduk di kursi rodanya

"Daddy kok kesini sih harusnya daddy istirahat daddy masih sakit"
"Daddy gak papa quen, daddy khawatir sama kamu" quen menatap sendu ke arah daddy nya  yang berada di kursi roda

"Quen gak papa dad besok juga langsung pulang ya kan nek"
"Iyaa sayang" ucap rita tersenyum.kw arah cucunya

"Oh ha buat proyek dad...."
"Gak usah ngomongij proyek quen, kamu sehat dulu proyek bisa belakangan" .
"Tapi dad itu kan proyek besar"
"Daddy gak papa rugi besar asalkan kamu tetap aman" quen tersenyum lalu mengenggam tangan bimo

"Iyaa dad, sekarang daddy istirahat ya udah malam, quen juga mau tidur" bimo bangun dari kursi rodanya dengan bantuan aksa dan pengawal pribadinya lalu mencium kening quen penuh kasih sayang

"Good night my quen"
"Good night too dad"  aksa mengantarkan bimo dan rita sampai keluar kamar

"Jangan antar saya, kamu disini jag quen kabari jika ada seseuatu yang terjadi" aksa hanya mengangguk lalu kembali masuk ke dalam kamar rawat quen.

Aksa merebahkan badannya di sofa yang tersedia

"Kak" ucap quen ke arah aksa yang masih mencoba menutup matanya.
"Iyaa?" Quen menepuk-nepuk kasur yang masih tersisa di sampingnya 

"Tidur di samping aku, aku gak bisa tidur" aksa langsung berjalan ke arah quen lalu ikut merebahkan badannya dan membawa tubuh quen ke dekapannya

"Setelah kamu lulus aku mau melamar kamu" quen yang mendengar ucapan aksa sontak kaget

"Iih jangan becanda"
"Emang kamu gak mau nikah sama aku?"
"Bukan gitu iih"
"Aku serius sayang, aku mau nikahin kamu apapun resikonya nanti. Kamu harus jadi ibu dari anak-ank kita kelak"
"Ini lamaran?" Aksa mengangguk ke arah quen

"Dih gak romantis"
"Nanti aku ulang" ucap aksa semakin mengeratkan pelukannya dan mencium pucuk kepala quen

MY BODYGUARD MY BOYFRIEND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang