PART 28

4.9K 241 5
                                    

Quen menghela nafasnya rasanya sesak sekali melihat sahabat dan ibunya, bahkan menangis pun quen sudah tak sanggup.

Sedangkan aksa dan ratih duduk di meja makan "maaf" ucap ratih dengan wajah sendu dan penyesalan

"Maaf anda sudah tidak berlaku bu, anda bukan hanya menghancurkan persahabatan quen dan tina tapi juga anda membuat anak saya lahira tanpa seorang ayah" mendengar itu ratih kaget pasalnya selama ini ratih tidak tahu ternyata hubungan aksa dengan anaknya sejauh itu

"Anak kandung anda ooh sorry mungkin lebih tepatnya anak yang anggap anda musuh sudah menderita bukan hanya karena kebohongan saya tapi juga perbuatan anda saya pulang dulu anak saya sudah menunggu" baru saja aksa berdiri ratih ikut berdiri dari duduknya

"Maaf jika saya membuatnya hancur tapi saya tidak pernah ingin dia menderita sepeti ini"
"Sudah terlambat bu, quen sudah menderita"
"Apa yang harus saya lakukan untuk menebus semuanya?"
"Cari angel sampai ketemu saya tau anda lebih tau dimana persembunyian angel, bawa dia kehadapan saya" ucap aksa dingin dan tegas walaupun dia tidak mau marah-marah ke ratih

"Setidaknya bantu saya untuk mencari orang yang ingin membunuh cucu anda" ucap aksa lalu pergi begitu saja keluar dari restorant

Aksa melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di rumah mewah milik quen.

Untungnya kali ini aksa diizinkan masuk tanpa harus beradu lagi dengan pengawal di depan. Aksa naik ke atas mencari quen ke kamarnya.

Aksa melihat quen yang sedang membereskan baju ciya untik di bawa ke rumah sakit, quen yang menyadari aksa masuk hanya diam dan tanpa melihat sedikit pun

"Quen please dengerin aku, aku gak ada hubungannya lagi sama mereka aku udah lost contack sama mereka dan ini pertama kalinya aku ketemu lagi sama dia" quen yang sudah hilang kesabaranya menghentikan aktivitasnya

"Aku gak peduli apapun yang kamu lakuin di belakang aku"
"Quen please aku berani sumpah"
"Aku udah bilang aku gak peduli, kamu boleh temuin ciya tapi jangan usik aku ngerti" ucap quen membawa tas besar lalu pergi meninggalkan aksa

Sedangkan aksa langsung masuk ke dalam mobil dan mengikuti quen yang menuju ke arah rumah sakit. Quen turun dari taxi lalu berjalan dengan cepat untuk menghindari aksa yang sudah berlari ke arahnya.

"Quen please aku gak ada sangkut paut apapun sama mereka lagi" ucap aksal sendu dan menahan gagang pintu kamar rumah sakit

"Aku gak peduli"
"Aku tau kamu peduli itu makanya kamu marah sama aku kan?" Daniel dan bimo yang mendegar keributan dari luar langsung membuka pintu dan melihat dua orang yang sedang bearadu mulut

"Kalian apa-apansih jangan ribut ini rumah sakit bukan hutan"
"Tau lu berdua kalo mau teriak sono ke hutan bareng ama monyet noh" quen menatap ke arah daniel dan bimo secara bergantian lalu masuk tanpa mengatakan apapun.

"Maaf om, niel aku mau masuk dulu" ucap aksa lalu masuk ke dalam ruangan rawat anaknya, ciya yang melihat kehadiran aksa tersenyum

"Loh dad mainan ciya mana?" Aksa yang kelupaan menepuk jidatnya lalu mendekati ciya dan quen walaupun quen tidak menatapnya

"Hmm maafin daddy ya sayang daddy kelupaan, habisnya momy lagi marah sama daddy" ucap aksa mengerucutkan bibirnya sedang ciya menatap ke arah quen lalu quen menatap aksa dengan tatapan marah

"Momy kan kata momy gak boleh malahan lebih dari 3 detik, nanti dosa emangnya momy mau dosa?" ucap ciya polos ke arah quen sedangkan aksa tersenyum kemenangan ke arah quen

"Momy gak marahan sama daddy ciya tadi momy ninggalin daddy ya karena momy kangen kamu"
"Tuh kata momy gak"
"Gak momy bohong ciya tadi momy marah sama daddy" ucap aksa tak mau kalah

"Enggak tadi momy gak marah"
"Iya tadi kamu marah"
"Enggak iih"
"Aduuh uncle opa ciya puciing momy sama daddy belantem mulu" daniel dan bimo tersenyum melihat tingkah ciya yang menggemaskan karena memegang kepalanya

"Opa juga pusing ciya daddy sama momy kamu kayak anak kecil"
"Iyaa ciya ngambek nih" ucap bocah kecil itu sambil mengerucutkan bibirnya membuat daniel terkekeh

"Kok jadi ciya yang ngambek"
"Habisnya daddy sama momy belantem mulu" ucapnya dengan nada yang ingin galak tapi malah menggemaskan bagi mereka

Cup
Cup

Aksa menciumi seluruh wajah gadis kecil nya saking gemesnya begitupun quen yang langsung mencium tangan anaknya

"Jangan ngambek dong daddy kan jadinya sedih ya?"
"Gak mau"
"Yaudah ciya mau apa nanti momy beliin?"
"Selius bohong dosa loh mom" quen mengangguk tersenyum ke arah anaknya membuat ciya tersenyum lebar

"Ciya mau adik" ucapan ciya berhasil membuat quen kaget dan tidak tau harus jawab apa. Sedangkan aksa tersenyum puas ke arah anaknya

"Hmm t-tapi adik gak bisa di beli sayang, kan adik bukan mainan"
"Telus kalo gak beli dapet dalimana dong?" Ucapnya polos, quen menatap aksa dengan tatapan tajam saat quen melihat aksa yang tersenyum

"Hmm adik keluarnya dari perut momy"
"Yaudah ciya mau sekalang" aksa sudah tak bisa menahan tawanya begitupun dengan daniel dan bimo

"Aduuh malah ketawa jelasin" ucap quen ke arah aksa yang sedang tertawa puas

"Ciya uncle kasih tau ya kalo sekarang gak bisa momy harus buat dulu sama dady baru bisa di dalem perut momy ada adik" quen menatap tajam ke arah daniel sedangkan aksa malah mengancungkan jempolnya

"Lu mah bukan jelasin yang bener malah gitu repot dah ni"
"Yaudah daddy sama momy buat dulu" ucap ciya melanjutkan dan quen sudah pasrah

"Ciya mau berapa nanti daddy buatin"
"Tree dad" ciya memperlihatkan semua jarinya lalu aksa membenarkan jari anaknya menjadi 3 jari

"Itu ten sayang ini baru tree"
"Oke dad" ucap ciya dengan semangat
"Ikut aku bentar" quen menarik tangan aksa untuk keluar ruangan namun baru saja bangun dari duduknya ciya sudah bertanya lagi

"Daddy sama mommy mau buat adik ya?" Mendengar pertanyaan polos ciya daniel tertawa terbahak-bahak sedangkan bimo hany bisa menahan senyumnya

"Diem lo niel gue lakban lama-lama mulut lo"
"Hahahah gue cuma ketawa mbak lucu sih anak lo pintee lagi"
"Ini gara-gara lo juga tau"
"Mom mau buat adik kan?"
"Noh di tanya lagi jawab mbak" quen menghela nafasnya tersenyum menatap sang anak yang masih di infus di brankar rumah sakit

"I--iiya sayang"
"Holee ciya punya adik" daniel tertawa kembali namun tidak se heboh tadi, sedangkan quen hanya berjalan ke arah pintu dan saat melewati daniel, daniel kembali menjahilinya

"Semangat ya buat adiknya ciya, katanya ciya mau tiga tuh"
"Sumpah lama-lama gue lakban mulut lo niel" ucap quen lalu keluar dari ruangan anaknya sedangkan aksa menatap ke arah daniel dengan senyuman bangga

"Semangat mas"
"Thanks" aksa ikut keluar dari ruang rawat inap anaknya

MY BODYGUARD MY BOYFRIEND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang