PART 26

5.3K 257 1
                                    

Seseorang menghampiri quen yang sedang menangis sesegukan di taman langsung menghampirinya "ekhem"

Quen menatap sekilas ke arahnya namun kembali menundukan kepalanya bahkan tangisnya semakin pecah, sedangkan laki-laki itu membawa quen ke pelukannya untuk menangkannya

"Nangis mbak kalo emang itu yang bikin lo lega" quen memeluk laki-laki itu erat menangis di pelukannya. Setelah tenang quen melepas pelukannya menghapus air matanya

"Udah lega kan sekarang?"
"Makasih ya niel"
"Gak usah bilang makasih kali mbak gue adik lo, ciya sama ayahnya?" Quen mengangguk menatap ke depan dengan tatapan kosong namun fikiran dan hatinya sedang berperang

"Lo gak mau kasih kesempatan buat laki-laki itu jadi ayah yang baik? Gue gak minta lo nikah sama dia, tapi ciya ciya butuh dia mbak"
"Gue gak tau niel"
"Mbak mungkin ciya anak yang pinter anak yang ceria tapi ciya juga butuh sosok ayahnya, terlepas dari apapun yang terjadi dia tetap ayahnya" quen menghela nafasnya karena ucapan daniel ada benarnya walaupun banyak hal terjadi diantara mereka aksa tetaplah ayahnya

"Lo harus ngiklasin semunya mbak, demi ciya"
"Adek gue ternyata udah besar ya" ucap quen mengelus rambut adiknya senyum yang mulai terukir di wajahnya

"Jangan di berantakin dong mbak lama nih gue bikinnya"
"Gaya lo" ucap quen malah semakin memberantakan rambut daniel

"Gue mau ke ruangan ciya dulu lo disini dulu kalo perlu mandi noh bau lo"
"Durhaka lo sama gue" ucan quen ke arah daniel yang sudah menjauh.

Daniel masuk ke dalam kamar ciya tersenyum saat melihat ponakanya bisa tersenyum lepas, ciya yang melihat daniel di ambang pintu

"Uncle come here" ucap ciya melambai ke arah daniel agar mendekat sedangkan aksa hanya memandang sinis ke arah daniel

"Sekarang ciya udah punya daddy dong" ucap ciya yang begitu bangga memperkenalkan aksa

"Iyaa uncle seneng sekarang ciya udah punya daddy"
"Iya dong ciya udah kayak temen-temen ciya di cekolah" ucap ciya membuat aksa sedih mendengarkan penuturan ciya

"Ooh ya dad ini uncle daniel adiknya momy iya kan uncle"
"Iya sayang, kamu itu baru sembuh udah banyak omong ya" ucap daniel mencubit gemas pipi gembul ciya, sedangkan aksa memandang daniel sejak tadi, daniel yang sadar di tatap langsung menatap balik ke arah aksa

"Saya belum pernah liat kamu dan saya juga tidak tau kamu kalo quen punya adik"
"Saya adik sepupunya, ya anda tidak pernah melihat saya karena saya tidak tinggal di indonesia tapi saya pernah melihat anda" ucapnya tegas namun tidak emosi, sedangkan aksa hanya manggut-manggut tanda mengerti

"Dad" ucap ciya lirih dan aksa langsung menatap ke arah anaknya

"Iya sayang"
"Ciya mau esklim"
"Gak boleh dulu ya kan ciya belum sembuh"
"Gak mau, ciya maunya cekalang yah dad" aksa iba melihat wajah anaknya yang memelas ingin ice krim namun saat bersamaan quen datang membawa makanan di tangannya

"Gak boleh ciya"
"Mom"
"kalo momy bilang gak boleh ya gak boleh"
"Issh momy gak sayang ciya lagi" ucap ciya mengerucutkan bibirnya

"Ya nanti beliin"
"Yeeey daddy baik"
"Gak usah manjain anak kayak gitu ciya kan masih sakit"
"Tapi sekali gak papa quen"
"Kak anaknya masih sakit masih minum obat kamu itu gak baik buat ciya" daniel hanya diam menyaksikan dua orang dewasa sedang bertengkar perihal masalah kecil

"Aduu udah deh gak usah berantem di depan ciya, kalo mau berantem keluar aja sana biar gue yang jagain ciya"
"Niel bukan mbak yang duluan"
"Gue gak mau tau mau lo duluan atau siapapun gue cuma gak mau denger keributan"
"Pokoknya ciya gak boleh makn ice krim" ucao quen meletakan makanannya diatas meja yang di sediakan rumah sakit

"Ciya mau liat momy sedih lagi?" Ciya menggelengkan kepalanya sendu melirik ke arah quen memasang wajah yang sedikit menakutkan

"Iyaa mom sorry"
"Maafin aku juga" ucap aksa quen mengehela nafasnya dalam-dalam

"Iyaa makan dulu aku tau kamu belum makan dari tadi" aksa tersenyum lalu mendekat ke arah quen dan duduk di samping quen

"Makasih ya quen"
"Hmm" ucap quen lalu bangun dari duduknya dan duduk di dekat tempat tidur anaknya sedangkan aksa hanya melihat punggung quen yang menjauhi dirinya

"Sabar aja mas, buat naklukin cewek harus pelan-pelan"
"Sok tau lo, kayak ngerti aja"
"Yee gini-gini gue udah tau gimana karakter mbak quen, gue udah 4 tahun bareng dia terus gue juga tau gimana bodohnya lo dulu" aksa memukul kepala daniel sedikit keras membuat daniel kesakitan

"Lo ngatain gue bodoh"
"Yah lagian lo nyerah gitu aja sih"
"Ya kan om lo yang bawa quen kabur"
"Tapi lo gak ada niatan nyari kan?"
"Iye iye serah lo" aksa mengalah membuat daniel sedikit tersenyum

"Gue awalnya benci lo tapi setelah gue denger semua cerita dan gue liat lo tadi berjuang buat nemuin anak lo benci gue sedikit menghilang" aksa hanya tersenyum sambil menghabiskan makanannya

"Mbak masih sayang sama lo mas, tapi lo kudu sedikit sabar buat ngehilangin semua kenangan buruknya tentang lo, mbak sering nangis gara-gara keinget lo apalagi ciya mirip banget sama lo" aksa memandang ke arah quen dan ciya yang sudah tertidur

"Quen sering cerita tentang gue?"
"Sering apalagi pas awal-awl pindah ke us mbak tuh tiap hari kerjaanya bengong nangis sampe pernah drop" daniel menghentikan ceritanya menatap ke arah quen dan ciya di brankar rumah sakit

"Untungnya ciya anak yang kuat jadinya lahir deh tu"
"Ciya pernah nanya tentang gue?"
"Mbak gak mau ceritain lo ke ciya jadi setiap ciya nanya mbak cuma jawab kalo lo lagi kerja, gue tau kalian saling sayang tapi keadaan yang baut kalian pisah" aksa tersenyum ke arah daniel lalu menepuk pundak daniel

"Makasih ya udah jagain quen sama ciya"
"Udah kewajiban gue kali mas tapi gue harap setelah ini lo bisa bahagia sama mereka"
"Iya semoga"
"Iya deh gue mau pulang dulu mau mandi lengket nih badan"
"Iya biar gue yang jaga disini"  daniel keluar dari ruangan, sedangkan aksa mendekat ke arah kedua harta yang berharga yang saag ini dimilikinya

Chup
Chup

Aksa mencium kening quen dan ciya bergantian "maafin daddy baru di samping kamu sayang, terimaksih sudah bertahan" aksa mengelus pipi anaknya lalu beralih ke arah quen

"Terimakasih sudah bertahan sejauh ini, terimakasih menjaga putri kecil kita walaupun aku tau itu gak mudah"

MY BODYGUARD MY BOYFRIEND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang