Semua kehidupanku terasa begitu sempurna, sampai aku mengenal nama E-Line dan pemiliknya, musuh bebuytanku, yang menjungkir balikan duniaku dalam sekejap. ( Jason Wang Version )
Bagaimana hidupku ? Gila ! tentu saja semua nya sempurna ! sangat...
Aku merendam tubuhku didalam kolam renag begitu selesai melakukan putaran renang sebanya lebih dari lima kali untuk mengurangi stress. Jason ? . Pria itu hanya duduk santai dan memperhatikan kegiatan ku. " Kita hanya perlu mengganti modelnya . . . setelah itu semua beres " ucapku begitu mendapati proyek Wayne di chicago berjalan melebihi perkiraan aku dan Jason. Pria itu terlihat berfikir sebelum memberikan ponselnya padaku. " kita pakai dia saja , bagaimana menurutmu? " tanyanya menunjukan foto seorang selebritis pria kepadaku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" namanya Mark kim, penyanyi asal korea, dia cukup populer saat ini didalam maupun luar negeri saat ini . . . aku mengenal pemilik agensi tempat dia bekerja, kalau kau setuju aku bisa bicara dengan nya " jelas Jason.
Penyanyi ? tapi dia tampan , selama dia memiliki banyak penggemar itu akan bagus untuk proyek kami. Aku mengangguk setuju. " lagi pula dia tampan, akan menyenangkan kalau sering-sering bertemu dengan nya " ucapku , membuat Jason menatapku tajam.
" dia sudah menikah " balasnya dingin. " sayang sekali "runtukku , membuat pria itu membuang nafas berat, " kau juga sudah menikah Nyonya Wang " imbuhnya tajam.
apa dia sedang cemburu ?, manis sekali.
" ah . . . aku dengar , Elen bekerja di salah satu cabang Wang's group . . . Mia yang mengatakan nya, dia pasti mendengarnya dari Yuan " ucapku mengalihkan topik. Jason mengangguk.
" aku juga sedang menyelidikinya , siapa yang menerimanya, tapi kualifikasi nya memang cukup bagus, lagi pula soal pegawai kantor cabang, itu bukan urusan Kantor utama , apa kau keberatan ? " tanyanya. Aku hanya diam.
" kau cemburu Mrs. Wang ? " godanya, membuatku mendengus dan menggelang. " tentu saja tidak ! " jawabku tegas, membuat ekspresi pria didepanku berubah sebal.
aku memang tidak marah atau cemburu, aku hanya tidak mempercayainya.
" ah . . . seseorang mengundang kita nanti malam , karena aku ada urusan . . . bisakah kita langsung bertemu disana nanti ? " Jason menyodorkan sebuah kotak berpita kepadaku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
