Reynaldi mondar-mandir tidak jelas di depan ruang UGD, ia sedikit mengkhawatirkan Annaya atau bahkan sangat mengkhawatirkannya. Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya, sang empu pun menoleh.
"Apa, Fan?" tanya Reynaldi, orang itu adalah Fano.
"Kunci mobil gue siniin, mau balik gue," ujar Fano meminta kunci mobilnya kepada Reynaldi.
"Nih, thanks ya Fan. Sorry karena gue langsung ngambil kunci mobil lo," ujar Reynaldi seraya menyodorkan kunci mobil Fano.
"Santai aja, btw lo kayaknya udah mulai—— "
"Gue gak suka sama dia!" potong Reynaldi cepat.
"Dih gak mau ngaku," cibir Fano.
"Dah sana lo balik," usir Reynaldi.
"Ini juga mau balik, sendirinya gak balik? eh iya 'kan lo mau jagain calon pacar," ujar Fano mengejek lalu berlari sebelum kena amukan Reynaldi.
"Dakjal emang," umpat Reynaldi kesal.
Tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruang periksa, "Dok, kondisi Annaya gimana?" tanya Reynaldi cemas.
"Begini... sebenarnya ini sudah biasa terjadi pada Annaya, karena dia punya penyakit," ujar dokter Andi memberi tahu, karena ia tidak bisa untuk lama-lama menutupi penyakit Annaya, setidaknya jika kedua orang tuanya tidak tahu akan lebih baik jika teman terdekatnya yang tahu.
"Penyakit?" beo Reynaldi.
"Iya, penyakit leukimia. Penyakit kanker darah," jelas dokter Andi.
Jadi Annaya punya penyakit leukimia? berarti Aileen bohong kalau Annaya itu punya penyakit maagh, dan yang sebenarnya penyakit itu penyakit leukimia, batin Reynaldi.
"Apa bisa sembuh dok?" tanya Reynaldi.
Dokter Andi pun menghela nafas, "Kemungkinan besar... tidak," ujarnya.
"Tapi apa— "
"Buat dia bahagia agar dia semangat untuk menjalani hidupnya, saya permisi," potong dokter Andi lalu melangkah pergi.
Reynaldi kemudian masuk ke ruang periksa, tampaknya Annaya sudah sadar, dan kini Annaya sedang tersenyum ke arah Reynaldi.
"Gue— "
"Aku— " ujar keduanya bebarengan.
"Lo dulu aja," ujar Reynaldi.
"Aku... mau pulang," pinta Annaya.
"Lo belum sembuh, lo harus dirawat inap! gue gak terima penolakan!" ujar Reynaldi tegas.
"Kamu— "
"Lo itu sebenarnya kenapa? punya penyakit apa sih?" tanya Reynaldi seolah-olah tidak tahu.
"Um... a-aku cuma punya penyakit maagh kok, jadi sering lemes hehe," ujar Annaya berbohong.
Reynaldi hanya mengangguk meng-iya'kan, sebenarnya ia ingin bertanya sejak kapan gadis itu punya penyakit leukimia? tapi niatnya ia urungkan karena takut jika nanti Annaya akan menjadi sedih ketika mengingat semuanya.
"Rey... aku pengen pulang please, aku gak betah disini," rengek Annaya kekeuh ingin pulang.
"Lo harus— " Reynaldi menggantungkan ucapannya, dan teringat akan apa yang dikatakan oleh dokter Andi tadi 'buat dia bahagia' Reynaldi akan melakukannya, membuat Annaya bahagia.
"Oke, lo boleh pulang," ujar Reynaldi.
Mata Annaya berbinar, "Beneran?" tanya Annaya.
"Iya," jawab Reynaldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annaya (SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil"Kalo kamu gak suka sama aku karena aku itu penyakitan gapapa kok. Karena suatu saat nanti aku gak akan ganggu hidup kamu lagi dan akan pergi dari kamu. Semoga kamu bahagia terus ya, Rey." Ucap Annaya sembari memandang Reynaldi dengan mata yang berk...