[6]

16.8K 1.3K 52
                                    

-Annaya Gracelina Arabella-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Annaya Gracelina Arabella-

***

"Haus..." Lirih Annaya ketika sudah sadar.

Aileen yang mendengarnya langsung mengambil segelas air dan memberikannya kepada Annaya. Gadis itu pun meminumnya, tetapi hanya sedikit.

"Anna, kok minumnya sedikit sih? lo itu harus banyak— "

"Udah deh, Len jangan ngomul!" ujar Annaya dengan suara serak.

"Iya deh iya, maaf ya,"

Annaya hanya mengangguk, lalu menatap langit-langit ruangan, ia melamun entah memikirkan apa.

Lamunannya buyar, karena Aileen menepuk tangan gadis itu hingga gadis itu menoleh dan mengangkat sebelah halisnya seolah berkata 'apa?'

"Jangan ngelamun!" Ucap Aileen memperingati Annaya agar tidak melamun.

"Iya,"

"Lo tau gak yang bawa lo ke uks siapa?"

"Paling juga petugas pmr," jawab Annaya so tau.

"Salah! yang bawa lo ke uks itu— " Aileen sengaja mengantungkan ucapannya agar membuat Annaya penasaran, dan benar saja Annaya semakin penasaran. "Siapa?"

"Cowok, dia itu... orang yang lo suka, dia Reynaldi!"

Senyum Annaya mengembang, ia sangat senang ternyata Reynaldi perhatian kepadanya. Rasanya perjuangannya selama ini membuahkan hasil.

"Ternyata usaha lo gak sia-sia, Nay. Tapi menurut gue lo jangan terlalu berharap dulu, mungkin aja dia kasian karena lo pingsan apalagi idung lo berdarah,"

Mengapa begitu sakit mendengar ucapan Aileen, tapi memang benar sih mungkin saja Reynaldi hanya kasian kepada dirinya.

Stop berharap, Nay! batin Annaya.

"Iya, Len. Gue gak akan terlalu berharap lebih kok, lo tenang— "

"Bukan masalah tenang atau engga nya yang gue rasain, tapi diri lo sendiri, gue gak mau lo banyak sakit hati. Sekarang lo itu lagi sakit, bukan hanya fisik aja tapi batin lo juga sakit,"

"Makasih karena lo— "

"Kita bersahabat udah lama, Nay. Gue udah nganggap lo sebagai saudara gue, bahkan semua orang memberi julukan ke kita kalau kita itu kembar beda rahim," ujar Aileen, yang membuat Annaya tertawa.

Hening kembali, Aileen fokus dengan handphonenya, sedangkan Annaya ia memainkan infusan yang menempel di punggung tangannya.

"Len, gue pengen pulang,' ucap Annaya pelan.

Aileen pun menoleh, "Dokter bilang, lo gak boleh pulang dulu," ucap Aileen.

"Tapi, gue gak mau nyokap sama bokap gue tau kalau gue— "

Annaya (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang