[33]

23.8K 1.2K 76
                                    

Annaya di bawa ke rumah sakit oleh Fadli dan Aileen. Reynaldi hendak mengikuti mereka, namun lagi-lagi Debby melarangnya dengan segala ancaman. Seharusnya Reynaldi tidak perlu takut, tetapi... ancaman Debby justru mengancam nyawa kakeknya. Bagi Reynaldi, nyawa kakeknya lebih penting dari pada nyawa orang lain ataupun nyawa dirinya.

***

"Sialan! seharusnya tadi gue gak bawa Annaya ke taman, kalau aja gue gak bawa dia ke taman. Mungkin Annaya gak akan kayak gini," ujar Aileen.

"Tenang, Len. Gue tau lo khawatir, kita disini juga sama. Sama-sama khawatir," ujar Fadli.

"Semua ini gara-gara Reynaldi sama si iblis itu! gue bakal balas perbuatan mereka," ujar Aileen lalu ia tersenyum smirk.

Satu jam kemudian...

Annaya sudah sadar, ia merasa pusing sekali. Seketika ia teringat kejadian tadi, dimana Reynaldi mengaku bahwa ia tidak mencintai Annaya melainkan hanya kasihan kepadanya karena penyakitan. Jujur saja, Annaya benar-benar sakit hati dengan ucapan yang dilontarkan oleh Reynaldi. Seharusnya Annaya sadar diri, ia akui itu.

"Seharusnya gue gak bodoh! kalau aja gue tolaj saat Reynaldi nembak gue, mungkin gak akan sesakit ini rasanya."

Pintu terbuka, menampakan Aileen dan Fadli yang masuk. Annaya tersenyum ke arah mereka, begitu juga mereka yang tersenyum.

"Gimana kondisi lo?" tanya Aileen.

"Baik-baik aja kok, cuma pusing dikit sih. Um... Reynaldi gak kesini?"

"Percuma Nay, dia gak peduli sama lo. Mulai sekarang lo jangan berharap dan lo harus putusin dia," ujar Aileen.

"Iya, Len. Gue sadar, ternyata gue itu cewek paling bodoh! cewek gak tau diri! dan gak sadar diri. Seharusnya gue gak berharap lebih, lo benar Len. Gue harus putusin Reynaldi,"

"Ini baru Annaya!" sorak Aileen.

"Fad..."

Fadli menoleh, lalu mengangkat sebelah alisnya. "Apa?" tanya Fadli.

"Permintaan terakhir gue sekarang adalah... tolong jaga mama sama papa gue ya, Fad? makasih banyak karena lo selalu ada buat gue terutama lo Aileen. Di saat gue ninggalin kalian, kalian jangan nangis ya? gue mohon..."

"Ngomong apa sih, Nay?! gak baik lo ngomong kayak gitu,"

"Itu kenyataannya, sebentar lagi gue bakal pergi. Dan gak akan pernah ngerepotin kalian lagi,"

"Annaya... gue sayang sama lo," ujar Fadli.

"Gue juga sayang sama lo, Fad."

"Gue sayang banget sama lo," ujar Aileen.

"Dan gue juga sayang banget sama lo, Len."

"Nay, lo janji ya? jangan tinggalin gue,"

"Gue gak bisa janji, Len. Gue kan udah bilang, bahwa hidup gue itu gak akan lama lagi."

***

Reynaldi terus saja mengumpat, ia sadar bahwa ia bego dan brengsek. Seharusnya ia tidak bilang itu seperti tadi. Padahal dia sudah mencintai Annaya, tapi mengapa dia bilang bahwa dia cuma kasihan? Reynaldi harus meminta maaf kepada Annaya.

Annaya (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang