"Pagi Nay," sapa seseorang yang tiba-tiba masuk ke kamar Annaya, lebih tepatnya ruang rawat inap. Orang itu menggunakan seragam putih abunya.
Annaya pun menoleh, "Rey?" beo Annaya, ya orang itu adalah Reynaldi.
"Nyokap sama bokap lo kemana?" tanya Reynaldi.
"Rumah," jawab Annaya singkat.
"Terus saudara lo- "
"Supermarket," potong Annaya cepat, karena ia tahu pasti Reynaldi akan bertanya dimana Liora.
"O-oh, lo udah makan?" tanya Reynaldi lagi.
"Udah tadi," jawab Annaya, "Kamu ngapain ke sini? seharusnya ke sekolah," lanjut Annaya.
"Gue mau nemenin lo," ujar Reynaldi.
"Tapi 'kan bisa nanti pulang sekolah," ujar Annaya.
Reynaldi menggeleng, "Gak Nay, gue pengen nemenin lo," ujar Reynaldi.
"Udah izin?" tanya Annaya.
"Belum, tapi santai aja gue udah bilang ke Fano," ujar Reynaldi, Annaya pun hanya mengangguk.
Reynaldi mendekat ke arah Annaya dan duduk dikursi yang berada disebelah brankar. Lalu ia menatap Annaya, yang ditatap sudah menahan rasa malunya, apalagi tiba-tiba jantungnya berdebar-debar.
***
Lain tempat, kini seorang gadis yang terkesan pendiam sedang mencari Reynaldi. Pasalnya ia disuruh oleh ayahnya untuk terus berdekatan dengan Reynaldi, agar menjadi semakin dekat. Namun gadis itu tidak menemukan Reynaldi, bahkan ia sudah mengelilingi sekolah.
"Kasian deh yang lagi nyari calon tunangannya," ujar seseorang dengan nada mengejek, ia adalah Bianca.
"Uh kasian banget sih, biasanya tiap hari sama Reynaldi. Kok sekarang sendirian yaa?" timpal Maya.
"Udah Biy, jangan di ledekin kasian entar nangis terus bilang ke Reynaldi," ujar Rafika.
"Emangnya Reynaldi mau gitu belain dia? ya pasti enggak mau lah," ujar Bianca meremehkan.
Debby meremas rok nya kuat, ia sudah tidak tahan dengan bullyan yang Bianca berikan, sungguh ia sangat malu.
"Bianca, mau kamu itu apa? kenapa kamu terus bully aku?" tanya Debby.
"Mau gue... mulai sekarang jauhin Reynaldi!" ujar Bianca tegas.
"Hubungannya sama kamu apa Biy? kamu bukan siapa-siapanya," ujar Debby.
Bianca menatap kesal Debby, "Heh! gue emang bukan siapa-siapanya Reynaldi, tapi gue gak suka lo deket-deket sama dia!" ujar Bianca
"Tau gak sih lo?! banyak orang yang jijik dengan sikap polos lo, apalagi lo itu caper di depan Reynaldi," ujar Rafika.
"Salah aku apa sih sama kalian?"
"Walaupun gue tukang bully, tapi gue juga mikir mana yang harus dibully dan enggak! contohnya lo..." ujar Bianca seraya menunjuk ke wajah Debby, "Lo pantas mendapatkan ini," lanjutnya kemudian melenggang pergi dan diikuti oleh dayang-dayangnya.
Debby menunduk malu, dengan langkah yang buru-buru agar segera sampai di toilet, ia sudah tidak tahan ingin menangis. Tiba-tiba secara tidak sengaja Debby menabrak seorang pria, sampai Debby yang hampir jatuh, namun dengan sigap pria itu menolong Debby dengan cara menangkap tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annaya (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Kalo kamu gak suka sama aku karena aku itu penyakitan gapapa kok. Karena suatu saat nanti aku gak akan ganggu hidup kamu lagi dan akan pergi dari kamu. Semoga kamu bahagia terus ya, Rey." Ucap Annaya sembari memandang Reynaldi dengan mata yang berk...