"Gue rasa janji lo itu cuma omong kosong," bisik Aileen di telinga Reynaldi.
"Gue gak— "
"Kalau misalnya lo emang gak cinta sama Annaya, gak usah jadiin dia pacar! lanjutin aja tuh acara lo sama Debby," potong Aileen kesal.
"Len, tadi gue cuma kasian sama Debby. Dia gak pernah di perlakukan kayak gitu," ujar Reynaldi.
"Kasian sama dengan perhatian? itu menurut gue, dan lo perhatian sama dia!" ujar Aileen.
"Gue cuma kasian! bukan berarti gue perhatian," ujar Reynaldi kesal.
Aileen menarik kerah seragam Reynaldi, lalu menatapnya dengan tajam, "Kalau sampai lo nyakitin Annaya, lo berususan sama gue!" ujar Aileen lalu melenggang pergi.
***
Annaya menatap ke arah luar dari celah jendela kamarnya yang terbuka, ia benar-benar tidak menyangka bahwa penyakitnya akan separah ini dan nyawanya sudah terancam.
"Andai gue gak punya penyakit kayak gini, mungkin sekarang gue sekolah, main bareng sama temen dan bercanda bareng sama mereka lagi. Tapi itu semua sekarang hanya angan-angan gue yang gak akan pernah gue gapai," gumam Annaya.
Pintu kamar Annaya tiba-tiba terbuka, orang itu mendekat ke arah Annaya dan duduk di sebelahnya.
"Hai, Nay!" sapa orang itu, suaranya suara cewek. Dan ia adalah Aileen.
"Aileen," pekik Annaya senang.
Aileen pun memeluk Annaya, dan Annaya membalas pelukannya.
"Gimana sekolah hari ini, Len?" tanya Annaya seraya melepaskan pelukannya.
Aileen menatap sendu, "Seperti biasa, tapi tanpa lo kelas kita terasa hampa Nay. Gue kangen sama lo," ujar Aileen.
"Gue juga kangen," ujar Annaya lalu tersenyum tipis.
"Semangat terus ya Nay! gue yakin lo pasti bisa sembuh," ujar Aileen.
"Amin... tapi kayaknya harapan untuk sembuh itu udah gak ada lagi Len, seharusnya gue gak terlalu berharap untuk terus hidup. Karena pada akhirnya semua manusia, semua makhluk hidup akan mati," ujar Annaya.
"Ssst, gue tau itu. Tapi apa salahnya kalau lo berharap untuk sembuh?"
Senyum Annaya mengembang, lalu memeluk Aileen.
"ASTAGHFIRULLAH," pekik seseorang yang baru saja masuk ke dalam kamar Annaya.
"Eh goblok! bukannya assalamualaikum, napa lo bilang astagfirullah?" ujar Aileen kesal, karena kaget.
"Kenapa Fad?" tanya Annaya, ya orang itu adalah Fadli.
"Sesuai janji lah Nay, gue mau ngajak lo jalan-jalan," ujar Fadli.
"Oh oke," ujar Annaya.
"Gue gak di ajak? jahat banget sih kalian huaaaa," ujar Aileen mendramatisir.
"Dih ngapain ngajak lo? mening lo pergi aja sono sama yayang lo," ujar Fadli.
"Eh bentar deh Fad, tadi di sekolah ngapain berduaan terus sama— "
"Berisik lo!" potong Fadli ketus.
"Idih kenapa? takut lo?" ujar Aileen menantang.
"Emang penting gitu? gak penting juga ngapain di bahas," ujar Fadli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annaya (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Kalo kamu gak suka sama aku karena aku itu penyakitan gapapa kok. Karena suatu saat nanti aku gak akan ganggu hidup kamu lagi dan akan pergi dari kamu. Semoga kamu bahagia terus ya, Rey." Ucap Annaya sembari memandang Reynaldi dengan mata yang berk...