Sajak Siti dan Bambang

59 3 0
                                    

Cuaca malam seperti kotak musik yang kau sudah kebal dengan bunyinya. Seperti cericit gawai dan semilir angin yang menyemangati suasana. Masih kau ingat dengan baik, ketika udara yang sejuk menyelinap dari balik kerah bajumu yang tipis, dari balik cambang halus di sela-sela kuping dan rambut tebal. Setebal bokongmu yang sekal. Setebal rindumu yang sakral:

"Kepada mimpi masa kanak-kanak. Kepada mimpi yang purba, mimpi yang bergejolak."

Kau, dengan dirimu membuka perjanjian baru, seperti kitab-kitab di dalam Injil. Seperti sabda yang disampaikan dari Jibril. Kau.. meminta wahyu datang, entah bersendiri atau diantar oleh Bambang.

Wahai Bambang.. Aku adalah Yunus. Aku adalah rahasia yang terkubur di laut dalam. Aku adalah peta menuju tubuh Siti, menuju tubuh Malam.

(2020)

1995Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang