Arin baru aja masuk kamar saat Yuta menutup sambungan teleponnya. Gak ngerti sih Yuta nelpon siapa dan ngomongin apa, tapi muka Yuta jadi serius banget. Arin jadi kepo deh, nanya nggak yaaaaa, hmmmmm.
"Nih," sapa Yuta duluan sambil mengembalikan HP Arin yang dia gunakan sesaat tadi.
"Nelpon siapa?" tanya Arin sambil ngambil kembali HPnya.
"Nelpon Winwin," jawab Yuta.
Ohhhh Winwin ..
Boleh kepo nggak ya ..
"Itu apa?"
Belum sempat Arin mikir,Yuta udah bertanya lagi. Mata lelaki itu menatap lurus pada paket yang ada di tangan Arin.
Berkat itu, Arin jadi ingat, dia kan baru saja kembali setelah mengambil paket di lobi tadi. Senyum Arin langsung mengembang. "Oh iya, kamu sini deh," katanya sambil menarik Yuta untuk duduk di sofa depan jendela.
Yuta mengerutkan kening, mau gak mau mengikuti Arin tanpa banyak protes.
"Jadi, kemarin aku belanja online .." jelas Arin mengambang sambil membuka dan mengeluarkan isi paketnya segera.
Benda yang di beli Arin adalah gelang, mirip kayak smartwatch, tapi bukan. Pada layar yang ada di gelang itu, ada sesuatu yang terlihat selain menampilkan angka digital. Nggak hanya satu, dia beli dua.
"TADAAAAA~ tebak ini apa?" tanya Arin sambil nyengir.
"Nggak tau,"
"Couple wrist,"
Arin lalu memisahkan dua gelang yang saling bertautan itu, kemudian memakai salah satu di pergelangan tangan kiri.
"Fungsinya kayak GPS, tapi ini dalam bentuk gelang, judulnya couple wrist karena dengan ini kita bisa tahu lokasi masing-masing," jelas Arin.
Dia lalu memakaikan gelang lainnya di tangan Yuta, mengaktifkan gelang itu secara bersamaan hingga muncul tampilan seperti peta dengan dua titik yang ada di dalam layar.
"Nah, keliatan kan? Aku yang ini, kamu yang ini. Canggih banget alat ini pokoknya kalau kita pisah atau kamu hilang aku mudah nyari kamunya. Mantep banget. Nanti kalau dalam mode cari ada bunyi detak digitalnya gitu kayak alat pelacak, terus—"
"Buat apa kamu beli ini?" potong Yuta pada penjelasan Arin.
Arin spontan menatap mata Yuta seperti bingung, dia berkedip beberapa kali. "Aa.. itu .."
"Aku rasa kita nggak butuh ini, kita kan nggak keluar rumah dan gak akan terpisah juga?"
Arin mengatupkan mulutnya, lalu menghela napas. "Ingat acara Save Moment di Botanic Garden?"
"Iya ingat,"
"Malam ini, malam puncaknya kan? Ada grandfinal penyanyi terus bakalan ada kembang api juga,"
"Terus?"
"Bukannya .. kamu mau pergi ke sana?" tanya Arin hati-hati.
Yuta mengerutkan kening, tak langsung menjawab. "Aku gak pernah bilang begitu tuh?"
"Yah .." Arin menggaruk-garuk belakang lehernya. "Tapi aku tau kamu pasti mau pergi .. kan?"
"Nggak," jawab Yuta.
"Iya,"
"Nggak,"
"Iya,"
Yuta diam, menghela napas. "Bukannya kamu gak suka kalau aku pergi? Kamu takut kalau aku pergi," tegas Yuta lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tied 2| Nakamoto Yuta [✓]
Fanfictionketika yang sulit terasa menjadi mudah, karena kita sepakat untuk tetap bersama .. -bagian kedua dari series Tied.Winwin-