29. white lie

337 82 8
                                    

Hari ini Yuta berangkat.

Mencari ..

Arin.

Kenapa judulnya mencari? Karena Arin mendadak hilang kayak di telan bumi. Nomor Arin gak aktif, Tiara bahkan nggak tau dia dimana. Menurut teman-teman kantor Arin, beberapa hari yang lalu Arin emang sempat panik sendiri lalu mengambil cuti selama tiga hari. Dia lalu nggak ada kabarnya.

Hari ini, Yuta pergi ke Jakarta, untuk memastikan kalau berita itu benar. Sekarang posisinya dia lagi sama Radit, yang katanya adalah pacar Arin. Hm'm.

"Oh! Mas yang waktu itu ke pentok pintu di rumah sakit?" sapa Radit begitu melihat Yuta. Ternyata laki-laki ini punya daya ingat yang bagus juga, padahal terakhir ketemu Yuta itu setahun yang lalu.

"I can't speak bahasa. Mmm, just a little," kata Yuta sambil senyum sedikit. Agak susah mau senyum banyak soalnya takut ketauan kalau dia bukan orang sini. Kan katanya Radit ini staff TV juga + daya ingatnya bagus, takutnya langsung ngeh kalau Yuta adalah orang NCT.

"Oh, I see," kata Radit lalu ngangguk-ngangguk.

"Do you know something abt where's Arin going?" tanya Yuta tanpa basa-basi.

Radit menghela napas lalu menggeleng. "Sorry, Idk. She said she wanna go somewhere, there's something important that she has to do. So, I let her go,"

"Something important like what?"

Radit angkat bahu. "Idk, she said nothing abt it," katanya sambil tersenyum kecil.

Sementara Yuta mendapatkan clue baru bahwa Arin pergi ke suatu tempat, Radit memperhatikan gerak-geriknya.

Ngomong-ngomong, Radit nggak tau siapa orang yang ada di depannya ini, dia cuma di mintai tolong sama Tiara, si temen Arin, untuk menemui seseorang bernama Atuy. Ternyata orang ini adalah orang yang gak sengaja Radit temui dulu, nggak nyangka banget ternyata dia seorang kenalannya Arin dan Tiara juga, kebetulan yang aneh. Hmmm, apakah ini ada hubungannya dengan kehadiran dia pas di rumah sakit waktu itu ya?

"Are you, hmmm, a friend of her?" tanya Radit hati-hati. Cukup membuat Yuta menoleh padanya dengan wajah kaku.

Yuta mengangguk, lalu tersenyum. "Yea, I'm a friend," jawab Yuta.

"Just .. a friend?"

Yuta mengangguk lagi. "Best friend, maybe?"

"I dont think so," kata Radit lalu melirik gelang Yuta yang melingkar di tangan kirinya. Yuta yang melihat arah pandang Radit, jadi merasa gak nyaman dan spontan membawa turun tangannya ke bawah meja.

"Ah, I remember something," kaya Radit kemudian. "She said she wanna see Saru,"

Yuta mengerutkan kening. "Saru?"

Radit mengangguk.

Saru apaan? Memangnya ada tempat yang namanya Saru? Arin ini aneh-aneh banget sih, coba ngasih tau pergi kemana tuh yang jelas, kok malah Saru?

"I dont even know what and where Saru is, but maybe you know," kata Radit di tengah-tengah kepusingan Yuta. "Since you're her kokoro no tomo, though,"

Mata Yuta terbuka lebar saat mendengar kalimat barusan dari Radit, dia menoleh pada Radit dengan mata tak percaya.

"You—" kata Yuta, tak mampu melanjutkan kalimatnya. "How—"

"I wonder why she always looks her wrist bracelet, everytime. But I think I know the reason now," kata Radit sambil tersenyum. "You have the same bracelet,"

Tied 2| Nakamoto Yuta [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang