Ehem ehem
Ok sebenarnya chapter kemarin itu klik bait aja sahabat.
Tamat?
Aaaahhhhh ummmmmm gimana yaaaa ~
Ya belum lah!
Kalau kalian jeli, sebenarnya masih banyak detil cerita yang belum terungkap. Terus, kalau kalian udah baca cerita-cerita ku sebelumnya, pasti ngeh kalau di judul di ending cerita, nggak ada kata epilog, padahal biasanya aku kan selalu pake 😅 Hahaha.
Aku bikin gitu iseng aja sih, pengen liat kalian ada yang ngeh gak kalau itu cuma click bait?
Tapi, untuk yang puas dengan akhir cerita Yuta dan Arin yang seperti itu, yaudah bacanya sampai di sana aja. Soalnya, kalau di lanjutin baca, aku nggak menjamin ending yang sebenarnya akan memuaskan kalian. Mianhae ~
Nah, yaudah lah, dari pada kebanyakan basa basi, mending kita lanjut cerita. Yuk!
"Halo,"
"Katanya, kamu punya pacar sekarang?"
Arin menjauhi telepon dari telinganya. Tangannya mengepal, menahan marah. "JANGAN GANGGU AKU LAGI!!" Teriak Arin di depan ponsel lalu cepat menutup sambungan telepon itu. Gak sampai di sana, Arin juga langsung memblokir nomor itu.
Setelahnya, Arin membanting dirinya sendiri di atas kasur, terlihat lelah. Dia menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan.
Sudah hampir setahun telepon seperti itu terus berdatangan. Bayangin, hampir setahun! Kalian bisa menebak lah, siapa pelakunya. Tentu saja sasaeng fans nya Yuta.
Nggak habis pikir deh, padahal Yuta dan Arin nggak ada hubungan apa-apa. Hubungan mereka pun udah berakhir lama. Nggak ada yang spesial. Nggak ada yang terjadi. Tamat. Selesai. Case Closed. Owari. Imi Wanlyodeon. Mau di jelasin pake bahasa apa lagi sih supaya ngerti??? Aaaaaaaaa!
Ngomong-ngomong, bukan berarti Arin nggak usaha, Arin udah berkali-kali ganti nomor sampai di marahin pak bos, udah berkali-kali juga ngeblokir nomor yang nelpon, udah sempat gak mau ngangkat semua telepon asing yang yang di save nomornya, tapi percuma. Gak ada gunanya. Cewe gila itu tetap aja nelepon Arin, gak ngerti deh dia pake ilmu apa!
Awalnya, Arin takut setengah mati, tapi lama-lama geram juga. Rasanya pengen ketemu, ngajak gelud. Tapi takut sih tetep, nanti kalau cewe itu bawa pasukan kayak kemarin dulu gimana? Untungnya, Arin cuma di telpon telpon doang, nggak ada adegan dramatis kayak Arin di ikutin, di kejar, di culik, di kirim bangkai hewan, nggak ada! Tapi kalau itu sampai terjadi Arin gak tau sih harus ngapain.
"Mungkin kayak gini kali ya, perasaan Yuta, hhhhh. Kuat banget dia," gumam Arin sambil menatap langit-langit kamarnya.
Arin mulai kepikiran, betapa sulitnya hidup sebagai Yuta. Bahkan Arin yang hanya nyerempet dikit di hidup Yuta aja udah susah, gimana kalau Arin nyerempet banyak coba? Gak kebayang deh!
Arin menghela napas lagi. Masih nggak tau, apa yang mereka inginkan dari Arin sampai terus memburu Arin sampai sekarang gini.
"Rin, teleponmu bunyi terus tuh,"
"Biarin aja lah mas,"
"Masih yang itu?"
Arin mengangguk, lalu mematikan telepon yang kembali masuk itu.
Radit, yang duduk di sampingnya menatap Arin prihatin. "Mau di sadap aja gak, biar kita tau orangnya dimana. Sekali sekali di ancam gitu loh biar gak kelewat batas,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tied 2| Nakamoto Yuta [✓]
Fiksi Penggemarketika yang sulit terasa menjadi mudah, karena kita sepakat untuk tetap bersama .. -bagian kedua dari series Tied.Winwin-