13. Sick

458 94 5
                                    

Di hari yang sama, sebuah telepon datang dari Winwin. Isi teleponnya adalah kabar yang di tunggu-tunggu Arin dan Yuta, soal kabar aktifnya passport Yuta yang baru, yang artinya, Yuta bisa segera meninggalkan negara ini dan pulang ke Seoul, YEAYY!!

Makanya, Arin dan Yuta dari ribet banget sepanjang hari karena sibuk ngerapihin barang bawaan. Barang sewaan segera di kirim ulang ke tempat asalnya, beberapa barang ada yang mendingan di buang aja, ada yang di hibahkan ke pengunjung hostel yang lain, ada juga yang mendingan di habisin aja di tempat, misalnya, susu vanilla Arin.

"Tinggal satu nih," kata Arin.

"Seduh aja,"

Arin dilemma. Mau di seduh tapi dia masih kenyang banget, mau di buang sayang, mau di kasih ke kamar sebelah nanggung amat cuma satu, mau di bawa pulang buat apa juga, yaudah dia seduh beneran deh.

Arin duduk di sofa sambil nyesap susu hangatnya pelan-pelan, sengaja, biar masuk ke perutnya pelan-pelan juga jadi nggak tumpah. Di depannya, Yuta masih resletingin tas.

"Sisain," kata Yuta tanpa menoleh.

"Apaan?"

"Susunya," kata Yuta cuek, sekarang malah lanjut benerin tali sepatu.

"Kamu mau? Kenapa gak bilang dari tadi, noh minum, aku udah kenyang sebenarnya," kata Arin sambil manjangin tangannya yang memegang cangkir susu.

"Setengah," kata Yuta lalu bangkit dan berjalan ke sofa nyamperin Arin. "Kamu minum setengah, aku minum setengah,"

"Udah minum aja semuanya nanggung amat setengah," kata Arin.

Yuta nggak membalas perkataannya, malah mengambil cangkir di tangan Arin dan menyesap isinya. Arin agak bingung sesaat, tumben aja gitu Yuta nggak protes, tapi bagus sih.

"Dalam beberapa jam lagi, kita akan kembali ke negara masing-masing," kata Yuta kemudian.

Arin mengangguk.

"Aku akan menghubungimu kalau aku sudah sampai Seoul,"

"Sebenarnya aku mau bilang, gak usah repot-repot, tapi gakjadi. Oke, aku tunggu teleponnya," kata Arin santai.

Yuta tersenyum, lalu menyerahkan cangkir susunya kepada Arin.

Arin mengerutkan kening. "Apa lagi sih?"

"Minum,"

"Aku kenyang,"

"Aku juga,"

"Aku lebih kenyang,"

"Kita bagi dua," kata Yuta.

"Kenapa harus berdua kalau kamu bisa habisin sendiri?" tegas Arin.

Yuta menghela napas. "Bukannya kata kamu berdua lebih baik daripada sendiri?"

"Itu bukannya kamu yang ngomong?"

"Kamu,"

"Kamu,"

"Kamu, ini perlu banget ya kita debat masalah siapa yang ngehabisin susu?" kata Arin gak habis pikir.

"Kenapa sih kamu ribet banget tinggal minum aja?" lanjut Yuta serius.

Arin memutar bolamatanya, sekarang jadi terpaksa menerima cangkir itu dan menyesapnya sedikit, kemudian dia kembalikan lagi ke Yuta. Yuta ikut juga menyesapnya sedikit lalu kembali ke Arin. Begituuu terus sampai susunya benar-benar tinggal sedikit kemudian Arin sadar; ini kok kayak deja vu?

Arin menatap Yuta yang akhirnya menjadi orang terakhir yang menghabiskan susu, menegak minumannya sampai tak tersisa.

Arin melebarkan matanya, tersadarkan.

Tied 2| Nakamoto Yuta [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang