26. Tied

397 77 16
                                    

Beberapa bulan kemudian.
(HAHAHAHAHAHAHAHAHA)











Dear Arin,

Aku gak sengaja ketemu suratmu di antara surat-surat para fans. Terus aku bantuin kasih ke Kun. Aku baik kan?

Ngomong-ngomong, kamu udah liat MV From Home? Percaya gak percaya, waktu lagi bikin MV itu, aku lagi cerita-cerita sama Kun soal fans dia yang maniak, tapi tenang aja aku nggak sebutin namamu. Biar begitu, akhir-akhir ini Kun agak penasaran sama yang namanya a.missing, kayaknya bentar lagi kamu di notice deh. Selamat ya!

Aku dengar katanya kamu mau pergi liburan akhir tahun di Batam? Bagus lah. Ke Singapore gak? Sebenarnya aku mau bilang, jangan trauma sama Singapore gara-gara aku, tapi gimana ya, aku aja masih agak ragu juga. Haha. Yaudah, pelan-pelan aja.

Oh iya, aku juga udah terima hadiah darimu. Apa-apaan kok aku di kasih mug gambar mukaku? Errr, makasih. Akan ku pakai untuk seduh sesuatu yang hangat.

Aku gak tau soal cuaca Jakarta, tapi di Seoul jadi semakin dingin di penghujung akhir tahun. Jaga kesehatan ya.

Itu aja deh.

Oh! Salam sama Radit juga. Long last ~

Sampai jumpa lagi, Arin.

Yuta.









Yuta merapatkan jaketnya. Hari ini dia dan Winwin hangout berdua. Tujuannya nggak jelas sih, tapi malah berakhir di Namsan Tower lagi.

Seoul memasuki musim dingin, tapi mereka nekat pergi ke atas hanya untuk melihat kabut. Nggak jelas emang dua lelaki ini.

"Orang-orang percaya banget sama gembok yang di kunci di sini," kata Winwin sambil ngeliatin sepanjang pagar jalanan yang di penuhi gembok-gemboknya.

"Kamu mau bikin juga gak? Kamu sama Tiara?" tanya Yuta.

Winwin ketawa, agak malu mendengarnya. "Nggak deh," jawabnya kecil.

Setelah berjalan menyusuri pagar, akhirnya mereka duduk di ujung jalan, dimana di sana memaparkan pemandangan yang lumayan untuk di nikmati. Nggak semuanya terlihat jelas karena mulai di tutupi kabut, tapi kan memang tujuan mereka mau melihat kabut jadi gak masalah.

Di sana, Yuta dan Winwin duduk diam. Beneran cuma menikmati pemandangan aja sampai nggak ngobrol sama sekali. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

Atensi mereka beralih pada bunyi HP Winwin yang cuma sebentar, tanda sebuah pesan telah masuk.

"Hyung, suratnya udah sampai," kata Winwin sambil membaca pesan.

"Oh, oke," jawab Yuta enteng.

Winwin kemudian sibuk balasin chat. "Tumben banget surat, padahal chat aja kan bisa?"

"Terinspirasi sih. Aku waktu liat surat dari fans, jadi pengen bikin juga," kata Yuta. "Lagipula, aku bisa ngomong lebih banyak lewat surat dari pada lewat telepon atau chat. Aku bisa lebih berani mengucapkan selamat juga," jelas Yuta kemudian.

Winwin menoleh pada Yuta, lalu menutup ponselnya. Dia lalu kembali melihat pemandangan di depannya, bernapas pelan-pelan.

"Hyung .. nggak apa-apa?" tanya Winwin hati-hati.

Yuta mengangguk.

"Benar?"

Yuta menghela napas. "Win, ini juga bukan patah hati pertama buat aku. Jangan khawatir berlebihan,"

Winwin diam lagi, lalu menghela napas. "Ingat nggak, dulu hyung pernah bilang sama aku, kita nggak bisa selamanya membohongi diri kita sendiri. Apalagi saat kamu tau, kamu sedang terikat dengan seseorang,"

Tied 2| Nakamoto Yuta [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang