12. Percaya

574 59 6
                                    

Jan lupa bintangnya juseyo 🌼
Btw minggu dpn aku udh mulai uts, jd mungkin aku bakal apdet agak lebih lama :< maap yaaa




























"ayo, ayo selamat makan."

Sejeong dengan cekatan meletakkan 2 kaleng soda dan 3 ramen cup mie instan ke atas meja. Sebenarnya Sejeong mau bawa Hechan ke tempat yang lebih bagus, tapi karena ada mini market dekat rumah Hechan, akhirnya makan disana.

"Makasih, miss." Kata Hechan sambil senyun tipis. Udah ilang gengsi dan rasa kejantanan Hechan gara-gara mewek dipeluk Sejeong.

"Kalau kamu mau tambah, bilang aja, ya." Kata Sejeong.

Sejeong memperhatikan Hechan dalam diam. Udah kurang lebih 4 bulan ia kenal Hechan dan kembarannya Jeno, juga satu lagi Jaemin karena sering ke cafenya dan kebetulan juga teman Renjun.

Kalau kata Renjun anaknya pada baik, kok. Cuma ya emang bandel-bandel gitu. Renjun juga bilang kalau mereka itu tinggal sama Daddynya.

Sejeong harusnya ga kepo sama masalah orang, sih. Tapi, Jaehyun tadi siapa?

"Miss, kalau aku boleh minta tolong, jangan bilang sama Jeno atau Jaemin, ya, kalau aku ketemu Om tadi." Kata Hechan sambil nyuap mie nya.

"Iya, Hechan." Jawab Sejeong sambil senyum lebar.

Menurut Sejeong yang penting sekarang mood Hechan adem dulu, deh.

"Chan.." panggil Sejeong. "Pokoknya kalau ada apa-apa ke cafe ya. Kalau pun kamu ga mau bilang apa-apa, ga masalah. Yang penting ke cafe, oke?”

Hechan natap tangan Sejeong yang menggantung di bahu kirinya. "Hmm, iya."

Kayaknya Hechan bisa percaya sama Sejeong.












[]












"Seriusan, kan, lo?" Tanya Jaemin yang enggak yakin sama Mark.

"Ngapain gue bohong? Buat apa juga Lucas ngarang?"

Suara Mark di telpon emang kedengarannya serius banget. Tapi Jaemin bingung sekarang. Mark sepertinya antusias, tapi kenapa Jaemin enggak.

"Mark, jujur aja. Gue bingung sama perasaan gue sekarang. Gue, lo, kita semua udah ga pernah ungkit-ungkit soal mommy. Gue ga bisa nyimpulin kalau sekarang gue sama exitednya kayak lo, tapi gue juga ngerasa hampa." Kata Jaemin serius sambil keluar dari rumah sakit dan menenteng tas gitarnya.

Setelah itu Jaemin cuma dengar deru napas Mark dari telpon. "Lo ga pengen tau, atau pengen ngerti aja, kenapa kita kayak gini? Kenapa kita cuma tinggal sama Daddy?"

Jaemin agak ga nyaman sama kata-kata Mark, seolah-olah mereka tinggal sama Daddy masih belum cukup, "Mark, jujur gue udah ga tertarik soal itu. Maksud gue, gue kalau tau pun alasannya, ga ada gunanya. Gue percaya sama dad-"

"Terus lo ga percaya sama Mommy?"

Jaemin terdiam. "Gue ga tau harus percaya atau enggak, Mark. Gue ga bisa lihat Mommy kayak apa karena dia ga sama kita. Dari mana gue nilai mommy bisa dipercaya atau enggak? Sedangkan dia ninggalin kita, ninggalin dad?-"

"-nanti kita bicara dirumah."




























Yosh, gaes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yosh, gaes. Ini apdet terakhir sblm aku uts :<
Doain aku sukses :] makasih yg udh vote n komeen, kalian bikin aku seneng bgt :>

Seeker   |   NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang