18. Kecil

438 53 9
                                    

Hi guys 😚🌼 oiya, aku blm ada menjelaskan bgt ya mereka tgl dimana, jd aku putuskan aj mereka melokal guys, di Indo gitu. Indo mananya, sesuaikan sama kalian aj cocoknya dimana ya? Aku rasa sih, di Jakarta atau Bandung? Up to you 😊

Selamat membacaaa 🌼






































"Chan, Hechan!"

Mark meneriaki Hechan yang berjalan meninggalkan kafe, Mark berlari-lari kecil hingga menggapai lengan Hechan.

"Lo kenapa? Mau kemana?" Tanya Mark sambil mengatur napasnya.

"Gue baru ingat ada tugas kerkom. Gue pulang duluan." Jawab Hechan, berbalik dan meninggalkan Mark.

Mark menatap Hechan pergi. Baru saja tadi mereka tertawa dan saling meledek. Tiba-tiba atmosfernya berubah, entah karena apa.

"What's wrong with him?" Gumam Mark, yah, tetap heran walau ia tau mood Hechan sangat sesuatu dan cepat berubah.






[]





Hechan dengan berani mengetuk pintu rumah keluarga Park. Sesuatu dalam diri Hechan bergejolak tidak tahan. Ia penasaran, ia ingin tau, Hechan udah muak.

"Lho, Hechan?"

Wendy tersenyum melihat kedatangan salah satu ponakannya yang jarang sekali berkunjung ini. Hechan membalas senyum Wendy, "Tan, boleh masuk, kan?" Pinta Hechan.

"Boleh, lah, Hechan. Kok ditanya, sih?" Wendy tanpa banyak basa-basi langsung menarik Hechan kedalam dan membawa Hechan ke ruang tengah.

"Hechan mau minum apa? Kebetulan Tante sama Shua kemarin habis belanja jadi-"

"Ah, gapapa, Tante Wendy. Aku kesini mau tanya sesuatu." Potong Hechan.













[]








"Wife?"

"Iya, ga mungkin kan, cari suami. Orang kamu laki-laki."

Johnny menggaruk kepalanya yang ga gatal. Ia menyesal datang ke rumah Mamanya disela jadwalnya. Niatnya mau numpang makan, malah diteror suruh nikah lagi.

"Enggak, ma. Enggak, pokoknya. Johnny datang mau makan, lho. Bukan disuruh nikah lagi." Jawab Johnny sambil menarik bangku meja makan untuk duduk.

"Geez, kamu itu mapan, badan kamu bagus, duitnya ada, anak juga ada, ganteng-ganteng lagi. Tapi belum ketemu jodohnya, haduuuh, Mom yang pusing." Mama Johnny memukul-mukul pelan bahu Johnny sebelum akhirnya memanggil Papanya Johnny untuk ikut makan.

Belum ketemu jodohnya, bener juga. Pikir Johnny.

Johnny dan Emma sudah lama tinggal berpisah sejak bertahun-tahun yang lalu. Johnny sebenarnya tidak mau mengatakan kalau mereka tinggal berpisah karena orang ketiga atau apapun itu, karena menurut Johnny, mungkin Johnny cuma hadir sebentar untuk Emma, bukan untuk tinggal dan jalan bersama.

Penyesalan terbesar Johnny adalah memutuskan menikah diusia sangat muda. Untuk orang lain, mungkin mereka mampu mental dan finansial. Harusnya Johnny ga gegabah, tapi sudah terjadi, mau bagaimana lagi.

Bukan penyesalan juga, kalau enggak begitu, mungkin sekarang Johnny masih di Chicago, tinggal dengan Mama dan Papanya, dan ga ada Mark, Jeno, Jaemin, dan Hechan.

"Ma-"

"Jo, kamu beruntung banget ada mama sama papa yang bisa bantu kamu ngurus anak-anak kamu. Kamu bisa panggil kami kapan aja ke Indonesia buat bantu kamu. Ini bukan masalah kamu bisa didik mereka atau enggak.

Seeker   |   NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang