"Lu jangan gitu. Dikit aja masalah lu marah-marah gini, gue nggak suka!," cetus Riko, pacar Naomi. Naomi mendengus kesal. Dipandangnya punggung pacarnya yang berlalu dari duduknya. Bagaimana tidak marah, ini kali ketiga Riko kedapatan jalan sama perempuan lain. Yang ketahuan ya? Yang tidak ketahuan mana Naomi tahu.
"Udah, Omi ..., lu sudahin aja hubungan lu ma dia. Masa lu mau kegini..., apa lu nggak capek? Saban hari mikirin cowok brengsek kayak dia." Wilma, sahabat Naomi memberi nasehat. Wilma juga gerah dengan kelakuan Riko yang selalu menekan Naomi.
Sepertinya hari ini adalah hari yang cukup menyebalkan bagi Naomi Adnan, lebih akrabnya dipanggil Omi, murid kelas 11 di salah satu SMA swasta di Tangerang Selatan. Kemarin sore, dia yang kebetulan pergi ke kafe untuk membeli es kopi, tidak sengaja melihat Riko sedang minum kopi bareng dengan seorang perempuan di kafe itu. Mereka akrab sekali. Saat itu Riko tidak menyadari Naomi melihatnya. Naomi diam saja, dia langsung pulang.
Malamnya Naomi menanyakan ke mana Riko pergi sore tadi, dan jawaban dari Riko tidak memuaskan. Riko bilang dia tidak ke mana-mana. Besok paginya, seperti biasa, Naomi dan Riko bertengkar di kantin sekolah. Bertengkarnya cuma adu mulut. Nggak cakar-cakaran. Tapi lumayan membuat Naomi ingin sekali menggaruk wajah Riko.
Bagi Riko masalahnya tidak perlu dibesar-besarkan. Ngakunya dia cuma ngobrol sama tuh cewek. Bagi Naomi, ini masalah serius, Riko nggak jujur.
"Gue sayang sih...," gumam Naomi sambil memutar-mutar gelas bekas jus jeruk yang ada di hadapannya di atas meja di kantin sekolah. Wilma mengerlingkan dua bola matanya begitu mendengar gumaman Naomi.
"Bucin banget lu, Om...," tukas Wilma.
"Yah, gimana lagi?,"
Wilma menggelengkan kepalanya. Wajahnya sinis menatap sahabatnya itu. Bagaimana tidak sinis, dia selalu gerah setiap saat menyaksikan adu mulut antara pasangan yang sudah berpacaran sejak SMP itu, Naomi saat itu kelas 8, dan Riko kakak kelasnya. Bertengkar beberapa jam, nanti juga baikan lagi, begitu terus hingga sekarang keduanya bersekolah di SMA yang sama. Bahkan pernah suatu hari, hampir saja Riko menampar Naomi karena Naomi diam seribu bahasa saat bertengkar. Masalahnya sepele banget, Naomi tidak mengangkat panggilan Riko di suatu malam. Untung saja ada Wilma saat itu, jika tidak, wajah Naomi pasti sudah tidak karu-karuan.
Benar saja. Malamnya, kata-kata maaf dan rayuan dari mulut Riko kembali membuat Naomi larut dalam cinta. Naomi dan Riko pun baikan.
***
Hubungan Naomi dan Riko tidak diketahui oleh kedua orang tua Naomi. Karena Ibu dan Bapak Naomi belum membolehkan Naomi pacaran. Naomi diperbolehkan menjalin hubungan kasih dengan laki-laki saat kuliah saja. Intinya Backstreet. Sebaliknya, keduaorang tua Riko tidak mempermasalahkan hubungan keduanya. Mereka sangat senang, karena Naomi gadis yang mampu menenangkan saat Riko sedang kesal atau marah.
Jadi, kalau sudah tiba malam minggu, Naomi selalu mendatangkan Wilma ke rumah. Lalu keduanya meminta izin Ibu Bapak Naomi untuk pergi ke luar sekadar jalan-jalan. Padahal Wilma cuma kedok saja, agar Naomi diizinkan ke luar. Begitu sampai ke tempat tujuan di mana Riko menunggunya, Wilma pun pulang ke rumahnya dan membiarkan Riko dan Naomi berduaan. Wilma memang sahabat sejati Naomi. Dia baik sekali, padahal dia sendiri belum pernah punya pacar.
Dan selalu begitu selama lebih kurang hampir empat tahun.
______
Seperti biasa di pagi-pagi sebelumnya, Naomi pergi ke sekolah dengan mobil yang dikendarai kakaknya, Nathalie Adnan, siswi kelas 12 IPA. Nathalie, gadis cantik, pintar dan penurut. Naomi sebenarnya juga penurut sih, tapi memang jika dibanding Nathalie, Naomi terkesan cuek, dan suka diam-diam main belakang, soal pacaran misalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku Naomi
Lãng mạnPutus dari Riko adalah awal hidup Naomi penuh dengan kebimbangan dan kesendirian. enjoy... cover source: devapp.uberpeople.kr