Patah Hati Gue

1.3K 167 2
                                    

"Kak. Bantu aku ngerjain soal ini dong. Aku males banget baca cerita. Pusing...,"

Naomi sore itu sedang mengerjakan PR Bahasa Indonesia di ruang keluarga. Dan Nathalie asyik menikmati kentang goreng yang digoreng Bu Denok, ibu dua gadis cantik itu.

"Sini coba Kakak liatin...,"

Ternyata bukan dilihat saja PRnya Naomi, malah dikerjakan Nat, kakaknya.

Nathalie memang kakak yang sangat baik. Dia sayang Naomi. Terkadang Naomi memanfaatkan sikap kakaknya itu. Bahkan bermanja-manja. Nathalie tetap melayaninya.

Tak lama terdengar bunyi ponsel Nathalie.

"Eh tunggu... ada yang nelfon. Ntar kita lanjutin, Sayang, ya?,"

Nathalie bangkit dari duduknya. Dan berlalu dari ruang keluarga.

Melihat punggung kakaknya ke luar dari ruang keluarga, ada yang aneh menurut Naomi. Biasanya Natahalie tidak pernah menerima telfon dengan bersungut-sungut seperti itu. Ada yang disembunyikan deh. Dan Naomi pun mengikuti kakaknya itu yang kini sedang berdiri di balik salah satu tiang teras belakang rumahnya.

"Nggak. Lagi santai kok. Ngobrol aja, nggak papa. Haha..., suka makan sate, seblak, apa lagi ya... haha."

Duh ada yang PDKT kayaknya. Memang sih suatu malam Nathalie pernah curhat ke Naomi. Dia pengen pacaran. Tapi belum ada yang klik, kayak lagunya ussie. Naomi sedikit kaget mendengar keinginan kakaknya itu. Kata Nathalie, dia mau pacaran karena sebentar lagi dia akan kuliah. Bapak Ibu pasti sudah kasih izin. Jadi nggak salah punya sekarang, bilangnya nanti pas kuliah. Lagian tinggal tiga bulan lagi. Naomi senyum-senyum saja malam mendengar curhatan kakaknya.

Nathalie memang belum mengetahui Naomi sudah punya pacar sejak SMP. Naomi sangat pandai menjaga rahasianya itu bertahun-tahun. Ntar gue kasih tau tip tip pacaran berikut benepit-benepitnya, ucap Naomi dalam hati saat itu yang merasa punya pengalaman lebih dalam berpacaran daripada kakaknya.

"Ha..., masa sih? Yang bener. Aku nggak pernah tau tuh. Kalo gitu makasih lo, Rik...,"

Deg. Rik? Naomi langsung memasangkan telinganya baik-baik. Sekujur tubuhnya sedikit bergetar. Tapi belum yakin.

"Iya..., haha..., kok gitu sih? Ah..., masa sih. Kita baru saling kenal. Coba? Haha..., Hmm..., gimana ya? Ah kamu bisa aja deh, Riko...,"

Naomi langsung berbalik menuju ruang keluarganya, meraih ponselnya, menghubungi Riko.

Nada Sibuk.

Belum juga muncul Nathalie dari taman belakang.

Nada Sibuk.

Naomi lemas. Dia langsung mengerjakan PR nya sore itu sendiri. Hanya ada lima soal saja lagi yang harus dia kerjakan.

Tak lama muncul Nathalie.

"Lo? Ngerjain sendiri? Katanya minta bantuan?," Nathalie mengusap-ngusap kepala Naomi. Naomi diam saja. Dia tersenyum kecut. Riko? Nelfon Nat? masih terngiang nada senang dari Nathalie barusan menerima panggilan Riko.

Setelah mengerjakan PR, Naomi yang sebal lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa di ruang keluarga.

"Lo? Nggak diberesin dulu buku-bukunya?," tanya Nathalie.

"Ntar aja, Kak. Lagi males," Naomi nampak mulai memainkan ponselnya.

"Ampuun...," decak Nathalie sambil membereskan buku-buku dan alat-alat tulis Naomi yang bertebaran di atas karpet ruang tengah. Lalu diletakkannya dengan sangat rapi di atas meja kecil di samping televisi.

Namaku NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang