Tentang Lu

1.1K 176 0
                                    

"Selamat ulang tahun, Nanda...,"

"Nana..., makasih."

"Gimana kabar kamu? Kerjaan lancar? Kapan balik lagi ke Indo?,"

"Minggu depan,"

"Langsung ke rumah. Jangan keluyuran dulu."

"Iya, Nana. Mami masih marah nggak?,"

"Ya. Biasa. Sejak kamu cerai memang dia suka marah-marah. Udah. Pokoknya kamu fokus sama kerjaan."

Nanda menghela napas panjang. Sejak cerai dari Gertrude, maminya tidak pernah menghubunginya. Hanya nananya yang terus membujuknya. Gimana nggak marah, Gertrude adalah menantu kesayangan Bu Sunarsih. Gertrude, seorang dokter yang sangat cantik, adalah anak dari salah satu kepala daerah di propinsi Jawa Tengah. Gertrude adalah perempuan yang sangat baik dan sopan, juga cerdas. Sebenarnya banyak pria yang ingin meminangnya. Tapi Gertrude memilih Nanda. Paling ganteng soalnya. Cara ngomongnya juga lemah lembut. Gertrude sangat terpesona dengan Nanda.

Sementara Nanda sebenarnya tidak begitu menyukai perjodohannya tersebut. Tapi karena maminya memaksa hingga menyinggung harta warisan, Nanda yang merasa berhak jadi uring-uringan dan terpaksa menerima perjodohan dari maminya.

Nanda kecil di keluarga dianggap aneh. Kebiasaannya yang suka melihat langit-langit di malam hari lewat teleskop canggih yang berada di kamarnya ternyata sangat berlebihan. Hingga lupa waktu dan susah makan, dia sangat kurus saat itu. Tapi memang kebahagiaannya selalu bertumpu pada teleskop itu. Papi dan maminya pun dengan berat hati membiarkannya.

Hingga di saat dia berusia sekitar sepuluh tahun, dia mendengar tangis bayi yang berasal dari rumah tetangganya. Nanda yang penasaran, mengalihkan arah teleskopnya ke salah satu kamar dari rumah tetangganya itu yang kebetulan menghadap ke rumahnya. Jendela yang cukup besar dari kamar rumah itu pun membuat Nanda leluasa mengamati kegiatan apa saja yang terjadi di kamar bayi itu.

Sejak itu, Nanda suka sekali melihat perkembangan bayi perempuan yang bernama Naomi. Setiap hari, hingga bertahun-tahun Nanda tidak pernah absen mengamati bayi semok Naomi. Dan yang menggembirakan, karena melihat tubuh Naomi yang ndut karena makan banyak, selera makan Nanda semakin hari semakin baik.

Di saat usianya menginjak 15 tahun. Nanda masih terus saja mengamati hari-hari Naomi yang terkadang menangis karena mainannya direbut kakak perempuannya. Naomi saat itu berusia 5 tahun dan Nat 6 tahun. Nanda suka mengamati mereka berdua yang bermain di halaman luas rumahnya lewat teleskop yang dia punya. Nanda memang menyukai sang adik, yang selalu mengalah dan membiarkan kakaknya senang memainkan mainannya. Nathalie juga sayang Naomi, tapi dia terlihat mendominasi. Apalagi fisik Naomi menggemaskan, cabi dan semok. Nanda suka sekali.

Suatu hari, Nanda lupa memposisikan teleskopnya ke keadaan semula. Maminya yang kebetulan sedang memeriksa kamar Nanda iseng mengecek apa saja yang dilihat Nanda lewat teleskopnya. Betapa kagetnya Bu Sunarsih saat dilihatnya dua anak perempuan sedang telanjang bebas mandi di pekarangan belakang rumah mereka.

Nanda tentu saja habis-habisan dimarahi maminya. Yang baru mengetahui kegiatan aneh Nanda yang suka mengamati dua anak tetangga, khususnya Naomi. Khawatir dengan kebiasaan ini berlanjut, sekolah Nanda dipindahkan ke Amerika.

Khawatir Bu Sunarsih cukup beralasan. Pertama, objek yang dilihat Nanda adalah anak kecil. Khawatir Nanda memiliki kelainan seksual yang menjurus ke pedofil. Kedua, Nanda memiliki kelebihan yang tidak biasa, yaitu memahami apa yang orang lain bicarakan dari jarak jauh. Meski dia tidak menyandang tuna rungu, Nanda bisa memahami apa yang dibicarakan seseorang lewat gerak mulutnya. Makanya terkadang, Nanda yang iseng suka terlihat bicara sendirian atau berekspresi sangat aneh saat memahami orang-orang yang ada di sekitarnya berbicara. Tak ayal, Nanda disangka mengidap autisme.

Namaku NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang