Satu kesalahan
fatal akan menghasilkan
malapetaka dimasa depanHappy reading
Kehilangan,satu kata berjuta rasa yang sulit di ikhlaskan,susah sekali rasanya mengikhlaskan dan merelakan orang yang paling kita sayangi,bagaimana tidak kehilangan kedua orang tua adalah hal yang paling sulit bagiku.
"Nina,bagitu malang nasibmu," batinku berbicara
Aku ditinggalkan orang yang paling aku sayangi,tidak pernah terbesit di pikiranku bahwa aku akan kehilangan kedua orang tuaku secepat ini,padahal aku belum membalas jasa mereka yang telah membesarkanku dengan keringatnya,aku memang orang yang sulit sekali menangis,semenjak bisa melihat aku memang sedih namun sulit sekali untuk menjatuhkan air mata,belum sempat aku menemui jasad ayah dan ibuku,bahkan ke kuburannya pun aku belum,niatnya hari ini aku akan kembali ke Jakarta hanya untuk mendo'akan kedua orang tuaku sembari berpamitan pada sahabatku,kemarin aku belum sempat ke kuburan ayah dan ibuku karena hari sudah sore,jadi aku putuskan untuk berangkat hari ini,setelah selesai melihat isi rumah yang nantinya akan aku tempati.
"Non,bibi tadi sudah,memanggil pak RT,dan pak RT juga sudah memanggil seluruh bapak bapak yang ada di sini untuk membersihkan rumah non,jadi hari ini non ada rencana apa?,"ujar bibi
" Sebelumnya aku ingin izin pada bibi untuk pergi ke Jakarta hari ini untuk pergi ke makam ayah dan ibu,"jawabku
"Oalah iya ya,bibi lupa kan non belum ke makam tuan dan nyonya,mau sama siapa non kesananya"
"Sama Edgar bi,tapi aku juga bakal lihat lihat rumahnya dulu kok,siapa tau bisa bantu bersib bersih juga"
Oh iya aku lupa,sebelumnya aku akan mengenalkan Edgar.Oke jadi Edgar Anggama ini adalah sahabatku dari aku kecil bahkan hingga sekarang,kami masih menjalin persahabatan usia Edgar lima tahun lebib tua dariku,dan tadi malam aku sudah mengirimkan pesan beserta alamat ini ke nomor ponselnya
Drrttrrrt.
"Halo,Nina gue sekarang berangkat ke alamat yang lo bilang tadi malam," jelas itu Edgar
"Oke siap gue tunggu ya,jangan sampe telat pokoknya," jawabku bersemangat
"Siap,Edgar tampan segera meluncurrr"
"Oke,bye"
Tut.
Segera aku berangkat ke rumah yang akan aku tempati nanti.
Aku menelan salivaku dengan kasar,mengapa sekarang auranya lebih keseram,dan ini sepertinya akan membutuhkan waktu lama untuk membersihkan rumah beserta halaman rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarilah Nina
Horror[Follow terlebih dahulu sebelum membaca] Rumah seharusnya menjadi tempat ternyaman dan menjadi istana untuk keluarga Namun bagaimana dengan Nina ,tinggal di rumah yang besar lagi megah sendirian ralat bersama dia...yang tak terlihat di sampingnya. "...