LIMA BELAS

37 6 0
                                    

Author pov

Setelah Nina memutuskan untuk menjenguk Bi Ijah sambil bermaksud menanyakan kebenaran tentang Kakak yang selama ini selalu merasuki orang terdekatnya.

"Eum iya Non,sebelumnya Non pernah punya Kakak tapi dia tewas." ini adalah jawaban dari pertanyaan yang di lontarkan oleh Nina.

Sementara itu Nina mangut mangut saja dia percaya memang bahwa sebelumnya dia pernah punya Kakak namun tewas dan menggentayanginya.

"Mungkin ada yang belum Kakak ku selesaikan jadi dia masih gentayangan,"batinnya

"Kalo boleh Nina tau,Kakak Nina kenapa bisa tewas Bi?"

"Kakak Non,namanya Aruna sering di panggil Runa, dia tewas di bunuh oleh orang tua temen Non"

"Di bunuh orang tua teman Nina?"

Sementara mereka berbincang bincang Runa yang mendengar hal itu menjadi kesal,pembantunya berbohong padahal dia tewas karena jatuh dari balkon bukan karena di bunuh oleh orang lain, dia terus berusaha untuk mengusik Nina agar Nina segera meninggalkan rumah Bi Ijah dan tidak lagi mendengar penjelasan Bi Ijah yang berbohong.

Sementara itu Nina merasa tempat duduknya sangat tidak nyaman,kupingnya terasa seperti ada yang meniup niup dan terasa dingin.

"Orang tua siapa Bi yang yang bunuh Kakak aku! Jawab!." dia terus berburuk sangka pada orang tua temannya,pikirannya meracuninya sehingga membuatnya curiga pada Tante Shila orang tua Edgar,karena apa? Karena keluarga mereka yang sangat dekat dengan keluarga Nina.

"Bibi tidak tahu pasti siapa pelakunya Non,tapi Non mesti hati hati saja Bibi takut Non yang jadi korban selanjutnya amit amit hiiii"

PRANGG!

Runa menjatuhkan vas bunga yang terletak tepat di hadapan mereka berdua,sementara yang melihat sudah berkeringat dingin,tidak hanya menjatuhkan vas bunga Runa juga menggeser geserkan kursi yang tidak di duduki.

"Apa ini Bi?," Nina sudah mulai ketakutan pasalnya vas yang terjatuh itu letaknya jauh di tengah tapi aneh nya dapat terjatuh ke bawah dengan sendirinya,dan kursi yang bergerak itu dia tidak tahu lagi kenapa.

"Bi Bi juga gak tau Non,mending Non pulang aja ya"

Kini Runa pun merasa tenang,dengan pulangnya Nina,padahal Nina masih ingin mendengar penjelasan dari Bi Ijah pasalnya dia belum tahu siapa pembunuh Kakaknya dan satu lagi Kakaknya di kubur dimana,kenapa sudah di kubur tapi masih saja menghantuinya.

Saat ia pulang ke rumah dia mendapati Bagas yang tengah duduk ayunan dengan mata yang terpejam dan tangan yang memegang tali ayunan dengan kuat membuat Nina terheran sekaligus takut melihatnya.

"Gas..."

Saat membuka matanya,Bagas langsung menuntun Nina untuk masuk ke rumah dengan sangat tergesa gesa,membawanya masuk ke ruangan yang di dalamnya terdapat buku dan piano,dengan cepat tangannya meraih buku yang waktu itu sempat Nina baca.

"Gas lo apa apaan sih,sini ini buku gue!"

"Kita harus buang buku ini Nina,lo gak tau bahaya apa yang ada di dalam buku ini!"

Mereka semua malah saling beradu argumen malah ribut membuat suasana menjadi panas.

"Oouh kalian akan segera menyetorkan nyawa,hebat hebat dua nyawa sekaligus hahhahha"

Kemarilah NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang