Satu masalah selesai bukan berarti masalah lainnya juga ikut selesai, justru masalah lainnya cukup menguras tenaga dan fikiran.Nina sudah beberapa hari ini tidak tidur malam dengan maksimal fikirannya tidak tenang ia terus mengingat teman temannya yang saat ini ia tidak tahu kabarnya.
"Aku tahu Nina,kamu pasti saat ini bingungkan harus apa dan bagaimana tetapi percayalah satu hal bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya." Nina memang percaya akan hal itu namun,dia tidak tahu harus mengawalinya dari mana.
"Kak,sebenarnya aku ragu mengatakan hal ini aku hanya ingin kakak mengerti,aku juga ingin kakak tenang disana di alam kakak,jadi hari ini aku akan mengadakan acara pemakaman kakak,menurut kakak bagaimana?." disisi lain Nina masih ingin bersama dengan sosok yang selama ini menjadi kakaknya dan disisi lain Nina juga ingin kakaknya tenang di alam yang seharusnya,tenang bersama Tuhan.
Runa hanya tersenyum tipis mendengar apa yang adiknya katakan dan dia memang sadar seharusnya dia sudah ada di alam yang berbeda dengan Nina.
"Ya aku memang harus segera di makamkan,saat nanti aku pergi jaga dirimu."untuk pertama dan terakhir kalinya dia harus kehilangan sosok Kakak yang beberapa hari ini terus bersama dengannya.
Segera Nina melapor pada RT setempat untuk memberikan kabar tenatang penemuan jasad yang sudah berupa tulang belulang untuk segera di kuburkan dengan layak.
"Baik,nanti saya bersama warga lainnya akan menguruskan semuanya." Karena tidak ingin merepotkan Bagas dan Reina acara pengajian akan di lakukan di rumah Nina.
Meskipun dia tidak yakin,apakah hantu jelek itu akan menghancurkan acara pengajian yang akan dia adakan nanti.
****
"Baiklah Bapak Bapak dan Ibu Ibu sekalian mari kita do'akan semogan almarhumah tenang di alamnya,untuk itu mari kita bacakan surah al fatihah bersama sama,berdo'a mulai." baru saja Runa di kuburkan dengan layak di TPU setempat meskipun sempat banyak sekali dari warga yang bertanya tanya,mengapa ada jasad yang terkubur di rumah Nina.
"Berdo'a selesai,terimakasih atas kehadiran bapak bapak dan ibu ibu sekalian semoga Allah berikan pahala untuk kita semua."
"Amiiin"
Tepat saat semua orang akan meninggalkan tempat peristirahatan Runa,Nina masih terduduk diam di dekat nisan Runa dia masih tidak percaya dengan semua yang terjadi dan disaat itu pula Runa muncul untuk yang terakhir kalinya.
"Nina jangan terlalu sedih akan kepergianku,aku akan tenang tanpa air mata dan kesedihanmu.Jaga dirimu baik baik." Tepat saat Nina ingin memeluknya tiba tiba saja bayangan Runa memudar seolah menyatu dengan angin yang berhembus membuatnya semakin erat memeluk gelang yang melingkar di tangannya,sebenarnya gelang yang saat ini melingkar di tangannya adalah gelang yang ia temukan di jasad Runa,karena ia fikir gelang ini mungkin sangat berharga jadi Nina memutuskan untuk memakainnya untuk mengenang Runa.
"Na udah ya jangan sedih terus kita masih punya hal lain buat di selesaiin,temen temen lo masih ada di tempat lain yang kita semua gak tau jadi kita harus mulai nyari mereka sebelum hantu itu nyelakain mereka." saat ini yang bisa menjadi sandaran adalah Bagas dan Reina,karena Nina memang sudah benar benar sebatang kara.
Saat hendak pulang Nina melihat pa ustadz yang masih berjalan di jalanan yang sepi karena tidak tega ia kemudian mengajaknya untuk ikut bersamanya menaiki mobil.
"Kenapa aku gak tanya pa ustadz aja ya tenatang vidio ini,siapa tau dia tau sesuatu tentang tempat ini," batin Nina.
Sementara itu di tempat teman teman Nina.
"Ampppun,ini menyakitkan amppun." Intan,Bagas dan Rey sudah tidak kuat lagi terus terusan di cambuk tanpa ampun selama beberapa jam.
"Hahahaha ini adalah balasan siapapun yang berteman dengan Nina!!," ucap seseorang berjubah putih yang jubahnya sudah banyak sekali noda darah.
"Cuuukup sebenarnya apa mau lo kenapa lo nyiksa kita,cukuup gue gak mau matii disini." rasanya badan Edgar sudah tidak kuat lagi untuk berdiri,dia tidak bisa melarikan diri karena sudah diikat dengan kuat rasanya tidak mungkin untuk bisa melarikan diri.
Tidak hanya di cambuk,mereka bertiga juga terus di tampar di bagian pipi kiri dan kanan,sudut bibir Rey pun sudah berlumuran dengan darah.Dari tadi mereka bertiga sudah teriak teriak minta tolong tapi hasilnya nihil tidak ada siapapun yang akan mendengar suara mereka,tempat mereka jauh sekali dari perkampungan jadi teriak sekeras apapun hasilnya akan sama saja,tidak berguna.
Intan sudah tidak kuat,rasanya ini semua sudah menjadi mimpi terburuk untuknya,selama ini perasaan tidak enaknya ternyata sudah menegurnya untuk buru buru pergi meninggalkan rumah Nina.
"Saaakit aaaa sakiiit." suara Intan terdengar sangat memilukan membuat Edgar dan Rey juga ikut merasakan hal ini yang sama dengan Intan.
Berbeda dengan Nina yang saat ini tengah menunggu jawaban dari pa ustadz,Nina perkirakan usia ustadz ini sudah lebih dari enam puluh tahun.
"Saya tahu tempat ini cu,tapi bahaya nya sangat besar seseorang yang sudah masuk ke hutan itu biasanya tidak akan pernah bisa kembali." rasa penasaran Nina akan hutan itu semakin besar dia berfikir peluang untuk menemukan teman temannya semakin besar tapi kenyataannya tidak.
"Apa pernah ada orang yang masuk ke dalam sana Pa ustadz? Tunggu dulu kenapa Pa Ustadz bisa tau dan terlihat sangat yakin bahwa teman teman saya yang ada pada vidio ini ada di hutan yang Pa Ustadz maksud? Apa jangan jangan Pa Ustadz sudah pernah masuk ke dalam sana?." Nina terus menghujami Pa Ustadz dengan pertanyaan pertanyaan yang membuat Pa Ustadz terdiam.
Bagas dan Runa saat ini justru terdiam dan tidak banyak bergerak mungkin karena lelah,terutama Bagas dia hampir tidak tidur selama tiga hari terakhir.
"Ya sudah ada orang yang masuk ke hutan itu dan orangnya adalah saya." jawaban Pa Ustadz membuat Nina menganga.
"Berarti Pa Ustadz tau semuanya tentang hutan itu!." nada bicara Nina sangat tinggi dan bersemangat membuat Bagas bangun dari tidurnya,tapi dia tidak sampai ikut nimbrung dengan Nina dan Pa Ustadz karena mengantuk ia kembali pada tidurnya.
"Iya saya tahu hutan itu bernama hutan ilusi,siapapun yang masuk ke dalam sana akan melihat ilusi ilusi yang tidak masuk akal,saya juga pernah merasakannya"
"Saya semakin yakin dengan masuk ke hutan itu,saya berjanji akan menyelamatkan teman teman saya Pa"
"Kamu yakin bisa membawa mereka dalam keadaan selamat? Dulu saya masuk ke hutan itu bersama dengan satu teman saya dan saya sangat menyesal pernah masuk ke dalam sana"
"Loh kenapa Pa?"
"Kejadiannya tepat dua puluh tahun yang lalu,saya dan teman saya sangat penasaran dengan satu hutan yang terletak di ujung desa,banyak rumor yang tersebar bahwa hutan itu angker pada saat masa muda saya dahulu,saya sangat senang menjelajah atau mempelajari sesuatu yang berbau mistis atau angker.Bersama dengan satu teman saya,saya masuk dengan bangga dan ingin membuktikan pada warga desa bahwa hutan itu tidak angker namun setelah masuk ke dalam dan kedalamnya lagi saya dan teman saya terus berhalusinasi,singkat cerita waktu itu saya hampir gila dan berlari terus tanpa tentu arah dan akhirnya bisa keluar,saya beruntung berbeda dengan nasib teman saya, dia tidak bisa keluar dan sampai saat ini tidak ada yang bisa menemukannya.Semakin tua saya sadar dan akhirnya saya berhijrah sebelum akhirnya menjadi seorang Ustadz."
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarilah Nina
Horror[Follow terlebih dahulu sebelum membaca] Rumah seharusnya menjadi tempat ternyaman dan menjadi istana untuk keluarga Namun bagaimana dengan Nina ,tinggal di rumah yang besar lagi megah sendirian ralat bersama dia...yang tak terlihat di sampingnya. "...