Epilog

17 3 2
                                    

Satu bulan kemudian.

"Jadi Nina boleh pulang hari ini dokter?." satu bulan telah berlalu,Nina terus dalam keadaan diam dan melamun tapi untungnya waktu mungkin sekarang sudah menyadarkannya dia sudah mulai membaik,dirinya mulai bangkit walau prosesnya lumayan lama untuk membuat dirinya berbicara walau hanya satu kalimat saja.

"Ya hari ini Nina boleh pulang,tapi tolong jangan biarkan dia kembali bersedih dan membuat nya mengingat masa lalu nya yang buruk."

Tidak terhitung berapa kali Bagas menatap Nina dalam waktu satu bulan terakhir ini,semua dan apa yang Nina inginkan selalu Bagas yang menuruti bahkan saat Nina tidak ingin bicara pada siapapun Bagas yang selalu mengerti akan dirinya,membuat Nina perlahan sadar dan merasa nyaman.

"Pssst Ba...Gas." untuk berbicara saja Nina tidak ingin ada orang lain selain dirinya dan Bagas yang mendengar apa yang mereka bicarakan.

Karna mengerti apa yang Nina inginkan Bagas segera membawa Nina kedalam mobil,sambil terus tersenyum Bagas tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dari tangan Nina,hari ini adalah hari paling bahagia menurut Bagas,dirinya merasa paling istimewa karna dialah yang bisa membuat Nina kembali berbicara.

"Tadi kamu mau bilang apa Nina?." bahkan sekarang Bagas menggunakan gaya bicara yang sedikit lucu dengan menggunakan kata aku kamu terdengar sangat lucu di telinga Nina.

"Bagas gak tau kenapa aku sekarang kayanya suka kamu deh." semenjak kejadian satu bulan yang lalu Nina mengalami trauma yang membuatnya selalu diam dan melamun, enggan berbicara pada siapapun tapi pada Bagas dia mau berbicara dan anehnya sekarang dia malah terlihat seperti anak kecil yang manja,waktu satu bulan yang suram telah mengubah pola fikirnya.

Mendengar Nina mengucapkan kata suka kamu,Bagas jadi tidak bisa menahan tawanya."bagus dong kalo kamu suka sama aku,biar nanti aku yang nemenin hari hari kamu,bikin kamu ketawa setiap saat,nonton film kesukaan kamu dan ngelakuin hal hal menyenangkan lainnya sama kamu."

Sambil terus melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang,Bagas terus bernyanyi membuat Nina menikmati setiap lirik yang di ucapkan Bagas.

"Sampe,kamu turun duluan ya,aku mau bawa barang barang kamu dulu." Nina merasa takut ketika dia di suruh turun dari mobil,tangannya berkeringat,bibirnya tidak bisa mengatup,di suruh turun dari mobil malah berasa turun dari pesawat yang ada di atas ketinggian.

"Nina,gak usah takut disinikan ada Bagas yang selalu ngasih perlindungan buat kamu."

Perlahan kakinya mulai menyentuh tanah meskipun rasa takut itu terus menghantuinya,setiap kali menginjak tanah tanpa ada orang di sampingnya Nina merasa sangat ketakutan,kaki kanan yang sudah menyentuh tanah dia tarik kembali masuk kedalam mobil.

Melihat itu Bagas menjadi tidak tega dan kembali memegang tangan Nina,menuntunnya untuk kembali melihat dunia luar.Hari ini Bagas mengajak Nina untuk pulang ke rumahnya,Bagas tidak ingin Nina kembali mengingat masa lalunya di rumah berhantu itu,jadi Bagas membawanya ke rumahnya,rumah Bagas.

"Kayanya itu bukan rumah aku deh Bagas."

Nina hanya trauma dengan dunia luar bukan hilang ingatan jadi pantas kalau dia mengingat bahwa rumha ini bukan rumahnya.

"Rumah kamu ya yang ini,kamu kan tinggal disini masa lupa sih." Bagas terpaksa berbohong,jikalau dia memberitahukan yang sebenarnya bisa bisa Nina malah ketakutan bahkan pingsan dan itu semua hal yang Bagas jauhi demi membuat Nina kembali seperti semula.

Nina mengangguk,dan segera melangkah masuk ke dalam rumah Bagas,gelap itulah yang Nina lihat saat masuk ke rumah.

"Bagas aku takut,kenapa gelap?."

Bagas juga berfikir demikian,kenapa gelap?

"Gak tau,coba aku panggil Kak Reina dulu,Kak...Kok gelap sih!."

Tidak ada sahutan.

"Kak...!"

Dooooor

Lampu yang tiba tiba menyala,diikuti dengan suara ledakan balon,membuat Nina menjerit dan histeris karna takut.

"Bagaaaas!! Takut!"

"Kejutaan!."

Rupanya semua ini ulah Reina dan Laura,mereka sudah merencanakan kejutan ini untuk merayakan kepulangan Nina dari rumah sakit.Tapi kejutan itu malah membuat Nina ketakutan bahkan sampai menangis dan terua bwrsembunyi di belakang tubuh Bagas.

"Kalian apa apaan sih,kejutan kaya gini malah buat Nina ketakutan!," sentak Bagas

"Ya maaf Gas,kita gak maksud buat bikin Nina ketakutan." mereka berdua menyesal telah membuat Nina takut.

Segera Bagas membawa Nina ke kamar yang telah di siapkan oleh Reina dan Laura,dengan seprai berwarna oranye dan gordeng berwarna kuning keemasan membuat pemandangan sangat cerah dan menyilaukan mata.

Nina menarik tangan Bagas untuk ikut masuk ke dalam kamar,jangan berfikir kotor dulu,wkwkwk.

"Kamu gak usah takut lagi, mending sekarang kamu bobo aja ya." sambil mengajak bicara, Bagas menyelimuti Nina sampai ke leher,membuat Nina sedikit tenang.

Setelah Nina benar benar terlelap dalam tidurnya,Bagas segera keluar.

"Udah tidur?," tanya Laura.

"Ssst jangan berisik, Nina udah tidur." seolah sedang menjaga seorang putri kerajaan,Bagas sangat sigap dan siaga menjaga Nina,tidak akan membuat Nina terluka sedikitpun dan tidak tergores oleh apapun.Semenjak kejadian satu bulan yang lalu di hutan ilusi itu,Bagas menjadi lebih senang mendampingi Nina,dia berfikir mungkin dirinya sudah mulai menyukai Nina walau dalam keadaan terpuruk sekalipun Bagas selalu siap mendampingi Nina.

Ada satu hal yang baru Bagas sadari,semenjak dia pulang dari hutan ilusi,kemampuan melihat makhluk halus atau indra keenamnya menjadi hilang,dia tidak bisa lagi melihat makhluk halus dan itu membuatnya senang dan lega dalam menjalani hidupnya sekarang.

Untuk sekolah,Bagas mengambil sekolah paket,dirinya sekarang hanya berfokus pada Nina,tidak ada yang lain.

Sambil melahap makanan nya,Bagas mengingat ngingat perkataan Nina tadi.

"Bagas gak tau kenapa aku sekarang kayanya suka kamu deh."

Perkataan itu terus terngiang di telinganya,membuatnya tertawa sendiri.

"Bagas sekarang jadi kaya orang gila ya Re." melihat Bagas yang tertawa sendirian membuat Laura berfikir bahwa Bagas sudah gila.

"Mungkin Bagas lagi jatuh cinta Ra,jangan gangguin udah,mending sekarang kita main lagi."

Tidak ingin lebih lama memperhatikan Bagas,mereka berdua segera melanjutkan kegiatannya.

Bagas kembali menghampiri Nina yang tengah tertidur lelap.

Lucu,batinnya.

Bagas duduk di sebelahnya,mengusap pelan rambutnya sambil sesekali membayangkan Nina yang kembali tertawa dan memeluknya.

Lamunannya membuyar ketika Nina bangun dari tidurnya,anehnya bangun tidur kali ini berbeda,Nina langsung tersenyum ketika melihat Bagas ada di sebelahnya.

"Nina bangun gara gara aku ya,aku pergi aja." Nina langsung menahan tangan Bagas,membuat Bagas kembali duduk di tempatnya.

"Makasih buat semuanya Bagas,aku sayang kamu."

Singkat namun mampu membuat hati Bagas di tumbuhi berbagai macam bunga,sangat membahagiakan.

"Aku juga."

  Tamat.

Akhirnya bisa end juga,mohon maaf jika end nya tidak sesuai ekspektasi,makasih buat yang udah setia baca cerita aku,makasih banyak ❤.


  

Kemarilah NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang