DUA PULUH SATU

31 6 0
                                    

Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian,untuk waktunya itu hanya akan menjadi sebuah misteri yang sampai kapan pun tidak akan bisa di ketahui,malaikat maut tidak pernah pandang bulu siapa saja bisa mati dalam keadaan sedang apapun. Bahkan sekarang nyawa Nina dan teman temannya seolah berada di pinggir jurang salah melangkah nyawa yang akan melayang.

"Gas sekarang kita mesti pikirin mau nguburuin jasad kakak gue dulu atau selametin temen temen gue dulu?." seolah terjadi di luar rencana Nina dan Bagas harus kembali memutar otak untuk kembali melangkah ke depan,bimbang harus mana yang lebih di dahulukan karena dua duanya memang sangat penting.

"Gue juga bingung Na,gini ya kalo kita nguburin jasad kakak lo dulu bisa bisa temen temen lo udah pada di celakain sama hantu buruk rupa itu." satu point penting sudah tersampaikan dan point selanjutnya akan membawa satu pemikikiran yang membawa mereka pada dunia yang amat membingungkan.

"Kedua kalo kita selametin temen temen lo dulu jasad kakak lo bisa aja di ambil sama hantu jelek itu dan kita gak bisa bikin kakak lo tenang di alamnya." melihat hal itu Runa yang tadinya tertunduk lesu menjadi berdiri tegap dengan pandangan yang menatap Nina dan Bagas dengan sangat yakin.

"Kita selamatin teman teman Nina dulu soal jasad aku,kalian lupain dulu aku yakin hantu itu gak bakal ambil ya." setelah di fikir fikir memang tidak ada pilihan lain,teman teman Nina yang harus di selamatkan terlebih dulu sebelum mereka benar benar masuk ke dalam perangkap yang di buat oleh seseorang yang menjadi dalang dari apa yang terjadi sekarang.

"Tunggu Na,apa gak aneh ya lo di gangguin sama hantu yang ada di rumah ini dan hantu itu pengen lo dan semua temen temen lo celaka,gue curiga apa di balik semua kejadian ini ada dalang nya ya?." setelah sekian part ada juga yang curiga sama semua kejadian ini.

"Gue gak tau tapi semua yang lo bilang ada benernya juga,orang pertama yang gue curigain adalah keluarga Bi Ijah tapi di sisi lain gue juga ngerasa gak percaya masa iya Bi Ijah yang udah kerja lama sama keluarga gue tega sih ngelakuin hal sekeji ini,dan kalo emang iya apa untungnya coba?"

Runa meletakan jari telunjuknya di kepala dan menghentak hentakannya seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Bi Ijah? nama itu seperti tidak asing,dia bekerja sudah lama pada keluarga kita?"

"Ayo Kak pasti lo ingat sesuatu tentang keluarga kita di masa lalu"

"Aku gak ingat apapun tentang Bi Ijah atau keluarga kita,yang aku ingat hanya Mama dan Papa"

Sepertinya mengandalakam ingatan Runa saat ini belum begitu penting yang paling terpenting sekarang ialah menyelamatkan teman teman Nina!

Sementara itu dengan teman teman Nina.

Sedari tadi Intan tidak bisa membuat matanya terpejam,matanya selalu ingin melek dan hatinya selalu ingin pulang,selalu saja ingat kedua orang tuanya karena merasa tidak enak Intan pergi ke kamar tempat Rey tidur siapa tau Rey bisa membuatnya lebih tenang dan bisa membuat dirinya mengantuk.

"Rey!! Buka pintunya Rey!."

Saat Intan mengetuk pintu secara tiba tiba Nina palsu muncul begitu saja.

Kemarilah NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang