ENAM

45 9 0
                                    

Kemistisan memang tidak pernah hilang di telan zaman.

Saat hari harimu yang tadinya menyenangkan kemudian berubah menjadi suram hanya karena sebuah kejadian yang kejadian itu tidak pernah kau ketahui sama sekali.

Penuh misteri, teka teki yang pastinya menguji mental dan fisik semuanya terjadi begitu saja,mengalir dengan biasa seolah semua masalah yang terjadi hanya diselesaikan dengan satu solusi,melenyapkan.

Tidak pernah terbesit sedikitpun rasa curiga kepada seseorang yang hidup berdampingan dengan kita,bahkan kita mengenalnya dengan baik bahkan sangat baik dan prilakunya sama seperti biasanya dan seharusnya.

*****

Saat bangun di pagi hari,rasanya badanku lelah sekali seolah tadi malam aku tidak tidur, badan terasa pegal dan sakit.Malam tadi aku merasa diawasi namun siapa yang mengawasiku mana mungkin ada seseorang yang sengaja mengawasi orang yang sedang tidur sedangkan dia tidak melakukan sesuatu apapun,sangat membuang waktu.

Pagi ini aku akan berangkat ke sekolah bersama dengan Sarah,sekalian sambil mengantarnya hitung hitung aku membalas budi karena dia sudah mau menemaniku tidur.

Sesudahnya aku juga segera memasuki kelas karna jam sudah menunjukan pukul 07.15 bel masuk akan segera berbunyi aku harap Bagas TIDAK hadir hari ini,menyebalkan sekali jika bertemu denganku dia mulai membicarakan sesuatu yang ngaco bahkan dengan gaya sombong.

Cih

Baru saja aku berharap dia tidak hadir,haaah~ nyatanya dia hadir.Aku menatapnya malas hari ini,hari itu katanya Reina akan meluruskan semuanya tapi nyatanya tidak tuh,malahan saat kami semua pulang aku tidak melihat Reina maupun Bagas di sekolah.

"Ku mohon segera berbunyilah bell,aku malas jika harus duduk lama lama dengan makhluk ini," batinku.

"Geser Nina,lo nyempitin wilayah bangku gue." dih siapa yang nyempitin wilayahnya dia,orang dari tadi aku duduk di bangkku kok.

Segera ku geser tempat dudukku, kebetulan hari ini aku duduk di dekat tembok,kesannya memang rebut bangku dia tapi yasudahlah dia juga tidak mempermasalahkannya.

"Woyy guys hari ini kita free class,gurunya lagi rapat!." wah,kebetulan nih jadi pr matematikaku tidak akan di periksa hari ini.

"Huuuuuhuuhuuuu,yeeeeayy." semua telah bersorak seakan free class itu sesuatu yang sangat langka di jumpai tapi emang bener sih

"Tapi,tugasnya mah ada guyss banyak lagi,katanya kerjain di buku paket halaman 15 sampe halaman 30," sambungnya

Semua yang ada di kelas pun sontak melongo mendengar tugas yang banyak juga sudah menanti

"Gak kira kira,ngerjain tugas matematika emang segampang nyabut rambut apa"

"Iya bener tuh,dikira gampang apa"

"Huuuh gak asik ah"

Nano nano juga ya rasanya,di kasih free class tapi dikasih banyak tugas juga,aku liat Bagas yang gak nunjukin ekspresi apapun,seolah biasa aja gak kaya temen temen yang lain.

"Heh,lo biasa aja gitu dengan semua ini?." datar datar aja itu muka

"Emangnya gue harus apa,salto ria di depan kelas gitu?." ya enggak kaya gitu juga sih

Gak guna juga ngomong sama orang yang beginian,buang waktu juga.

Sekarang suasana kelas jauh lebih berantakan,ada yang asik pacaran,tidur,tiktok kan,becanda,malah ada yang dari tadi ngerjain tugas.

Aku mencoba untuk mendekati gadis yang sedari tadi mengerjakan tugas,niatnya sih kenalan sekalian nanya nanya.

Rambut panjang tergerai dengan kacamata bulat yang terkesan cupu tetapi kelihatan cantik sih

"Hai,aku Nina"

"Tau,ada apa ya?." hish jutek banget

"Engga,boleh gue duduk di samping lo?"

"Gue sibuk,lo sama yang lain aja deh"

Sudahlah aku yakin tidak ada seorang pun yang mau berteman denganku disini,semuanya sama menyebalkan.

Sambil memasang muka cemberut aku kembali ke bangku tempat aku duduk.

"Lo tambah jelek ya,kalo cemberut gini." tuh mulai deh

"Iya gue jelek,emang kenapa lo ngerasa diri lo ganteng hah!?"

"Enggak,gue tertarik sama masalah lo,tapi gue takut celaka juga sih." gak nyambung eh

"Kok! Lo jadi ngebahas masalah sihhhh,emang apa masalah apa! Setiap kali gue tanya masalah apa lo selalu gak jawab atau ngalihin pembicaraan,gue gak tahan kalo emang terus menerus kaya gini di tambah kenapa orang orang disini gak ada yang mau berteman sama gue."

"Gue perlu berdikir dua kali buat jadi temen lo,musuh lo bahayain gue kalo gue jadi temen lo"

"Dan gue gak berharap kalo lo mau jadi temen gue!!!"

"Apa lo berharap,ulu ulu kasihan"

Kyaaaaaaaa,aku pengen pindah sekolah titik.

Sekarang mataku sudah sudah berkaca kaca sebentar lagi mungkin akan turun hujan ralat air mata.

Sambil mengerjakan tugas yang susahnya naudzubillah ini,aku terus meneteskan air mata sambil buku yang sedang aku tulis menjadi basah,aku tidak peduli lagi,kesal sesak aku tidak tahu lagi mau berbuat apa.

"Eh jangan nangis, lo kenapa nangis sih"

"Huaaaaaaa,kalian semua jahat dan lo Bagas lo nyebelin"

"Eh eh ssst sst jangan berisik gue becanda." ahha ini ajang aku buat bikin dia kesel

"Huuuuhuuuhuu,Bagas lo jahat"

"G..gue gak maksud bikin lo n..na..nangis Nina,maaf"

"Disini orang orang gak suka sama gue huhuhuhu gue bakal ngadu buat pindah ke sekolah lain dan nuntut salah satu siswa yang ada disini huhuhu"

Tlak.

"Lo bohongkan? Mana ada nangis gak ngeluarin air mata,dasar"

"Se..sekarang gue disangka bohong lagi,huaaa"

Ngedrama dikit bolehkan ye

"Alah lo bohong gue gak percaya,terserah sekarang lo mau nangis sambil jerit jerit guling guling disana gue cuma mau ngucapin BODO AMAT!"

***

Akhirnya sekian lama menunggu bell kesayangan berbunyi,sekarang berbunyi juga yang artinya gue boleh ngisi perut di kantin,gapapalah makan sendirian baru dua hari mana ada langsung jadi famous.

"Hai Nina,boleh gue duduk disini." Reina gue kira siapa

"Boleh,duduk aja gak perlu ijin ijinlah emang kursi ini punya gue"

Dia senyum ramah,aku yakin dia pasti bisa jadi temen aku tapi adiknya si Bagas ngeselin parah

Eh tunggu,pas gue liat liat,kemana jari kelingking Reina,tangan kirinya kok ada empat jari sih

"Reina,kelingking jari kiri lo ke_ _"

"Oh ini,waktu itu kecelakan dan harus di amputasi makanya jarinya ada empat"

"Kalo boleh tahu emang kecelakaan kenapa?"

"Ini waktu_ _"

"Jangan cerita apa apa Kak,ini cuman kecelakan biasa." ngapain sih Bagas pake acara nyambung segala.

"Oh,yaudah." dan lercakapan pun berakhir.

Singkatnya aku segera menghabiskan makananku dan segera pergi ke kelas rasanya tidak nyaman terus duduk dikantin,berisik.

Huftt,ini hanya perlu sedikit bersabar dan semuanya akan terbiasa.

Bersambung.

Kemarilah NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang