Semua yang di perbuat ada resikonya,entah itu baik atau buruk.
Setelah mereka memutuskan untuk menginap semalam di rumahku,maka pagi ini mereka memutuskan untuk pulang.
"Kita balik dulu ya baybay jaga diri baik baik Nina." di minggu pagi ini,mereka memutuskan untuk pulang ke Jakarta,karena katanya hari senin di esok hari ada suatu hal yang membuat mereka sibuk,Edgar dengan pekerjaannya,Laura dengan tugas tugasnya,Rey dan Intan dengan les les yang tengah mereka jalani.
"Okee,hati hati di jalan manteman"
Minggu pagi ini aku sudah menyiapkan rencana untuk menjalani hari hari yang menyenangkan,aku akan berlari pagi mengelilingi daerah sini kemudian setelahnya aku akan berkunjung ke rumah Bi Ijah untuk memastikan keadaannya.
"Aku harus ke tukang sayur dulu sebelum ke rumah Bi Ijah," gumamku
Aku melihat tukang sayur sudah di kerubungi ibu ibu pagi ini,saat aku menghampiri mereka nampaknya mereka seperti keheranan dan memandangku dengan aneh,aku hanya tersenyum biasa saat mereka melirikku,sembari aku memilih milih sayuran apa yang akan aku masak pagi ini.
"Neng gimana sama rumahnya? Keliatannya adem ayem aja apa gak ada apa apa?." selama ini aku memang di buat bingung dan heran dengan rumah itu,namun itulah yang ingin aku tahu dan tuntaskan meskipun aku takut dan bernyali kecil tapi tetap saja rasa penasaran ini mengalahkan rasa takutku,aku malah semakin ingin tahu lebih dalam tetang asal usul rumah,buku buku itu,dan yang terakhir adalah penunggu yang sering menghampiriku.
"Enggak lah bu,saya biasa aja kok tinggal di rumah itu nyaman nyaman aja"
"Tapi ya neng,menurut ibu mending neng pindah deh sebelum terjadi apa apa sama neng,semua orang di kampung ini sudah dengar tentang jatuhnya Sarah anak Bu Ijah dari balkon,itu balkon rumah neng kan?." aku fikir mereka tidak tahu tentang kejadian yang menimpa Sarah,ternyata beritanya sudah terdengar di mana mana.
"Eum ya iya sih bu,tapi jatuhnya Sarah itu memang sesuatu yang sama sekali gak di sengaja oleh saya ataupun siapapun bu,itu murni kecelakaan""Ya tetap saja neng,kami semua heran dan takut rumah itu sangat angker jika tiba tiba di tinggali begitu saja mana mungkin penunggunya tidak menampakan diri atau tidak mengganggu." ya itu memang tidak mungkin,penunggunya saja sudah berkali kali menghantuiku dan menggangguku tapi itu tidak akan menghentikan apa yang aku mau.
"Hehe iya bu,mari saya permisi, ibu ibu bisa datang ke rumah saya untuk membuktikannya di rumah saya juga ada oleh oleh untuk ibu ibu,jika ibu mau datang saja ke rumah jangan sungkan," ucapku sembari pergi meninggalkan mereka bisik bisik aku dengar
"Saya mah mana mau bu ke rumahnya si neng itu,takut"
"Iya bu saya juga takut,takut di jadiin tumbal rumahnya aja serem gitu saya mana mau"
"Udah ibu ibu jangan ghibah mulu"
"Habisnya ghibah tuh enak bu." istighfar lah kalian ibu ibu,haha aku juga suka ghibah sih kalo lagi ngumpul ngumpul.
Masa bodo apa yang mereka katakan mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,segera aku kembali berlari ke rumah,tapi saat berlari ataupun berjalan aku merasa ada seseorang yang mengikutiku,aku sudah melihat ke belakang beberapa kali namun tidak ada siapapun di jalan ini,segera aku percepat langkah kakiku dan berhenti melihat ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarilah Nina
Horror[Follow terlebih dahulu sebelum membaca] Rumah seharusnya menjadi tempat ternyaman dan menjadi istana untuk keluarga Namun bagaimana dengan Nina ,tinggal di rumah yang besar lagi megah sendirian ralat bersama dia...yang tak terlihat di sampingnya. "...