DELAPAN BELAS

30 5 0
                                    

Nina pov

Hari ini hari apa?

Sungguh aku tak tahu,ini siang ataukah malam suasana di rumah ini membuat ku bingung karena yang terlihat hanyalah kegelapan sepanjang hari,menghabiskan waktu untuk berlari dan bersembunyi.

"NA!!! NINA!! INI JALAN KELUAR UDAH KETEMU NA!! YAAMPUN SETELAH SEKIAN LAMA,AKHIRNYA!." Reina udah teriak teriak kegirangan karena dia berhasil menemukan pintu,aku ragu kalau itu memang jalan keluar soalnya sebelum nya aku banyak sekali menemukan pintu yang dalam satu ruangan itu pintunya ada banyak.

Hampir saja aku mati kelaparan di dalam rumah ini,ini benar benar di luar dugaan, aku fikir rumah ini berukuran sama seperti rumah lainnya yang bentuknya seperti ini,tapi nyatanya luas siapapun yang masuk pasti kesasar.

Cklek

Aku bilang juga apa,itu hanya satu di antara seribu pintu,aku yakin hanya ada satu pintu yang akan mengeluarkan kita semua.

Rupanya hantu yang tadi mengejar kami semua sudah tidak mengejar lagi,jadi kami semua berjalan tidak berlari,aku berjalan berdampingan dengan sosok menyeramkan yang mengaku sebagai kakak ku,aku perhatikan dari tadi dia terus diam,wajahnya pun pucat dan saat aku melihat kebawah pun kaki nya tidak terlihat seperti mengapung,andai saja rupanya tidak seperti ini mungkin aku bisa sedikit lebih nyaman ketika berjalan berdampingan dengannya.

"Ada apa Nina? Dari tadi kamu memperhatikan aku ya?," tanyanya lembut.

"Tidak,kenapa kamu bersikeras ingin meyakinkan aku,bahwa kamu itu kakak ku?."

Dia nampak tertunduk lesu dan kemudian mengadahkan wajahnya ke atas.

"Aku ingin tenang Nina,dengan adanya kamu aku bisa sedikit lebih tenang apalagi jika kamu menemukan jasadku dan menguburkannya di tempat yang seharusnya pasti aku akan jauh lebih tenang,apa orang tua kita sudah meninggal?"

"Umm"

Aku hanya ber-um singkat sambil mengangguk,tidak bisa ku bayangkan hidup belasan tahun sebagai arwah yang tidak pernah tenang,sendiri dan kesepian.Apa menjadi arwah juga hidup?

Aku lihat,dia tertawa sendiri sambil bergumam singkat,"aku memang bodoh andaikan dulu aku tidak ikut dengannya pasti kita semua masih berkumpul,ha ha ha.Sudahlah ini semua sudah terjadi ini semua percuma"

Hatiku mulai terenyuh,tidak akan salah kan jika aku mempercayainya,dia sudah melewati masa masa yang sulit dan buruk dalam hidupnya, kini aku malah membuatnya semakin sedih dengan tidak mempercayainya.

"Sudahlah Kak,kamu masih mempunyai aku sebagai teman sekaligus adik mu,aku percaya sekarang maaf aku mungkin menyakiti perasaan mu"

Matanya terlihat berbinar,menatapku dengan penuh haru dan sangat terlihat sekali kerinduan yang mendalam terhadap keluarganya termasuk aku mungkin.

Kemarilah NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang