DUA PULUH TIGA

33 5 0
                                    

Entah apa yang di rasakan Nina saat ini,bimbang dan gelisah antara takut dan ingin menyelamatkan teman temannya semuanya terasa bercampur menjadi satu.

"Ingat satu hal nak,ingat selalu Allah, ingat akan kekuasaan dan kebesarannya,di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin." pesan yang di sampaikan Pa Ustadz masih terus terngiang di telinga nya.

Hari ini di pagi hari yang sangat cerah,mentari pagi yang menyilaukan matanya membuatnya yakin dan akan melakukannya hari ini juga,Nina sudah berdiri di depan hutan yang akan ia masuki bersama dengan Bagas dia akan masuk,meskipun tidak akan mudah tapi sekarang ia yakin bahwa dia bisa melakukannya.

"Gimana Na,mau masuk sekarang?." 15 menit sudah berlalu dan mereka masih tetap berdiri di gerbang hutan ini,belum masuk saja Bagas sudah merinding dari tadi dia selalu melihat arwah arwah yang gentayangan apalagi nanti jika sudah masuk,Bagas tidak akan bisa membayangkannya.

"Iya masuk sekarang,tapi sebelumnya kita do'a dulu Gas,kita do'a nya kenceng aja supaya Tuhan bener bener ngelindungi kita."
Mereka sudah mengadahkan kepala ke langit bersamaan dengan tangan yang sudah terangkat dan siap berdo'a.

"Tuhan ku yang Maha Agung dan Maha Kuasa,dengan segala kerendahan hati Aku memohon ampunan dan meminta perlindungan atas tindakan yang Aku lakukan yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi"

"Aamiin."

Dengan kekuatan do'a mereka berdua yakin bisa melakukannya,di langkah pertama memang belum terjadi apapun begitupun dengan langkah langkah selanjutnya.

Nina merasa udara disini sangat segar sekali,ia tidak pernah menghirup udara sesegar ini sebelumnya.Matanya asik sekali menjelajah persekitaran,seolah berjalan di antara hewan hewan liar,monyet,tupai,burung dan masih banyak lagi hewan lainnya.

Tertarik dengan pemandangannya Bagas segera mengeluarkan kameranya,memotret apa yang menarik perhatiannya,tidak peduli dengan rumput rumput tinggi dan ranting yang menghadang jalan mereka berdua tetap berjalan.

"Na ternyata hutan ini gak ada aneh anehnya ya?,kata lo hutan ini penuh ilusi tapi dari tadi gak ada sesuatu yang aneh." sekarang mungkin memang belum ada tapi nanti siapa yang tahu?

"Ya pokoknya kita jangan lengah aja,kita gak akan pernah tahu kapan bahaya kena ke kita," ucapnya waspada.

Di rasa sudah berjalan cukup jauh mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar,menghabiskan sedikit demi sedikit perbekalan supaya tidak terlalu berat.Perut sudah terisi dan kini sudah berenergi mereka kembali berjalan,namun langit yang tadinya cerah kini berubah menjadi berawan hitam, guntur juga kini bersahutan memberikan suara yang jedar jedur seperti gunung yang tengah meletus tidak lupa juga dengan kilatan kilatannya yang mirip seperti pedang yang bercahaya.

Namun kenapa yang merasa ketakutan hanya Nina,itu semua seperti tidak berpengaruh pada Bagas dari tadi Bagas malah asik potret sana sini.

"Gas ini kayaknya mau turun hujan deh,mana gunturnya itu bikin gue gemeteran kita harus gimana nih?!!." apa jangan jangan cuaca tadi itu hanya ilusi.

"Hahahha,Nina lo sakit apa gimana hah? ini cuaca itu cerahhhh banget mana ada guntur sih,lo ngelantur kayaknya." Bagas malah menganggap ucapan Nina sebagai gurawan membuat Nina kesal.

"Cerah dari mananya Bagas, ini gelap lo aja hampir gak keliatan hish kita bikin tenda dulu aja deh ya." tidak ingin cekcok di tengah hutan Bagas akhirnya mengalah dan mendirikan tenda.

Kemarilah NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang