Nyatanya satu detik saja dapat merubah segalanya.
Haaaaah,cape juga ya ternyata bersih bersih rumah, itu melelahkan apa lagi kalo di kerjainnya sendirian,andai aja Bi Ijah gak sakit mungkin aku gak akan bersih bersih sekarang.
Aku cuma bersihin ruang dapur,kamar,ruang tamu plus ruang tv dan kamar mandi aku masih belum berani jelajahin rumah ini sendirian,selama aku bebersih banyak eh gak banyak sih cuma ada aja hal janggal yang terjadi di sekeliling aku.
Wushh wushh....
Hari sudah semakin sore tapi Sarah belum ke rumah,apa hari ini dia mau ngurusin ibunya ya?
"Teh Nina,maaf saya datangnya telat tadi habis ngurusin rumah dulu." itu sudah pasti terjadi
"Iya gapapa,kamu sedikit pucat"
"Eungh aku gapapa teh mungkin cuma kecapean...huk huk..huk..sakit." tiba tiba saja Sarah memegang lehernya seperti sedang di cekik oleh sesuatu sontak aku segera menghampirinya dalam keadaan panik
"Sarah kenapa!? Sarah! Sarah!." gimana ini,kenapa tiba tiba seperti ini,dia menunduk lalu melihatku tajam.
"Aku cape Teh, aku tidur duluan." wait suaranya jadi berbeda
"Kamu gapapa kan Sarah?"
Tidak melirik apalagi menjawab hanya terus berjalan seolah terasa hampa,untuk memastikan dia baik baik saja aku segera menyusulnya ke kamar setibanya di kamar aku malah menemukannya sedang menangis di dekat balkon,tadi katanya dia mau tidur duluan.
Seperti tidak menyadari kehadiranku,Sarah terus menangis sambil tersedu sedu
"Kenapa Aku harus mati,kenapa Aku harus mati,kenapa!? Kenapa!?." bicaranya jadi meracau seperti itu,ada apa ini.
"Siapa yang mati Sarah?." meski sedikit ragu dan takut untuk bertanya Aku tetap bertanya.
Tiba tiba dia langsung memelukku begitu saja,kemudian menangis di pundakku "Sarah ada apa? Ayo ceritakan semuanya padaku." aku yakin pasti dia sangat kelelahan hari ini
"Adikku...adikku Nina,Aku terlambat menyadarinya Nina adikku." kali ini tangisannya malah semakin kencang membuatku bingung.
"Ninaaa,aku Kakak mu Nina,Aku Aruna..." segera ku dorong dia agar dia melepaskan pelukannya dariku,dia terlihat bukan Sarah dan aurnya sangat dingin ketika tadi dia memelukku.
"Menjauh.Kau bukan Sarah Aku tidak mengenalmu!." apa Sarah sedang kerasukkan?
"Nina,ini Aku Kakakmu!"
Tiba tiba saja sekelebat bayangan hitam melintas tepat di belakang kami,membuat aku terlonjak,makhluk berwajah mengerikan ini tiba di hadapanku dengan rupa yang mengerikan
Belum sempat Aku mengatakan sesuatu apapun,makhluk ini dengan tenaganya yang tidak tahu sekuat apa, mencekik leherku dengan tangan beserta kuku kukunya yang tajam juga panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarilah Nina
Horror[Follow terlebih dahulu sebelum membaca] Rumah seharusnya menjadi tempat ternyaman dan menjadi istana untuk keluarga Namun bagaimana dengan Nina ,tinggal di rumah yang besar lagi megah sendirian ralat bersama dia...yang tak terlihat di sampingnya. "...