DUA

80 11 0
                                    

Seseorang yang sangat membencimu kadang tidak akan pernah merasa puas,sebelum kematian menemuimu

"J..jangan ambil nyawaku!"

"Hihihi,selamat tinggal."

"KYAAAAAA AAA"

PRAKKK!

Sore hari setelah aku pulang dari Jakarta,aku memutuskan untuk merebahkan diriku di sofa di dalam rumah baru ini,saat aku pulang semuanya sudah beres,mulai dari halaman yang tertata rapih,bersih dan terlihat hidup,juga rumah yang terlihat lebih megah karena sudah di renovasi ulang,aku salut sekali warga disini bisa membersihkan rumah sebesar ini dengan sangat cepat.

"Non,memang paling suka ya nonton film horor sore sore begini." Bi Ijah memang paling tahu apa yang menjadi kesukaanku.

"Iya bi,eum ngomong ngomong,bapak bapak yang tadi bekerja disini sudah bibi bayar,malam kemarin aku sudah beri_"

"Iya non,bibi sudah paham,semuanya sudah beres,bahkan uang yang non berikan masih tersisa satu juta dua ratus ribu," jawabnya

"Oh,baiklah sisa uang yang tersisa biarlah untuk bibi saja,hitung hitung kerja keras bibi untuk mengerjakan ini semua"

"Wah beneran ini non,apa tidak terlalu besar." mata Bi Ijah terlihat berbinar kala aku memberikan sisa uang tadi untuknya

"Iya bi,oh ya bibi bagaimana dengan sekolah baruku?"

"Terima kasih kalau begitu non,non memang baik,soal sekolah bibi sudah mengurusnya besok lusa non bisa langsung ke sekolah,biar Sarah yang antar non ke sekolah baru non"

Oh iya Sarah,dia itu anak Bi Ijah, usianya mungkin sekitar 15 tahun kurang lebih sama dengan Laura.

Akhirnya aku bisa sekolah,aku akan mempersiapkan diri,tidak terlalu sulit bagiku untuk beradaptasi dengan lingkungan baru,hal yang paling aku sukai ketika berada di tempat baru ialah aku dapat mendapatkan pengalaman serta teman disini.

"Non,sudah pukul 17.00 sore,sebaiknya bibi pulang,makanan sudah bibi masak dan di simpan di lemari,jika ada sesuatu non bisa telpon bibi," ucapnya sambil memperagakan ala ala orang yang menelpon

"Iya bi,hati hati"

Senangnya masih punya orang yang peduli padaku,jadi kehilangan orang tua tidak membuatku terus menerus terpuruk dalam kesedihan,setelah ku pikirkan kembali,untuk apa menangisi orang yang sudah tiada,menangis tidak akan pernah membuat orang yang sudah mati kembali hidup.

Kembali aku berfokus pada tontonanku yang sejak tadi teralihkan karena pembicaraan singkat tadi.

Di dalam film horor ini terlihat si pemeran wanita nampak sangat ketakutan,dengan darah yang menetes di sekitar area wajahnya,sang hantu yang sedari tadi mengincarnya mengeluarkan seringai jahat,rambut panjang baju putih lusuh serta wajah penuh luka sangat menyeramkan.

"Kamu akan membunuhku?"

"Menurutmu,hihihi bersiaplah.."

Creeet!

Tiba tiba saja pisau melayang begitu saja dan mengenai wajah si wanita, dari luka tersebut keluarlah darah segar yang mengalir banyak.

"Sekarang giliranmu,hihihi"

Deg.deg deg.

Kemarilah NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang