Bruak!!!
Semua berteriak sementara Jihan berusaha untuk kabur namun ditahan oleh Nuha dan Arra. "Hayooo mau kabur kemanaaa! Aku duluan," teriak Nuha yang setelah itu mengusapkan bedak ditangannya ke wajah Jihan.
Satu per satu dari mereka melakukan hal yang sama pada wajah Jihan. Ini kedua kalinya ia bermain dan menghancurkan susunan stacko ketika memindahkan batangnya.
"Susah banget sih mainnya...," keluh Jihan yang pasrah.
"Kasian banget Jihan. Aku kayaknya pindah posisi aja deh, dari tadi main sekaliii mulu hahaha...," ledek Arra sambil membantu menyusun stacko.
"Yaa baguslah dia hebatnya cuma di pelajaran. Jangan semuanya di embat hahaha canda Jihan," tambah Bonita. "Bantu susun wey! Ntar keburu bel disita Bu Eva!"
"Eh! Gimana kalau hari minggu main di rumahku? Masih banyak mainan seru lainnya!" ajak Bella.
"Ayo-ayo! Harus lengkap ya! Awas ada yang nggak datang!" tegas Nuha dengan mata melotot.
Sambil memakan sarapan, Vera berkata, "hmm... minggu Aku ada jadwal facial di klinik."
Alin menyenggol pelan Vera yang tepat di sebelahnya. "Halah alasan! Kamu loh udah cantik. Minggu depan aja," ujarnya.
"Iya nih, nggak seru," tambah Helwa, "kalau gitu Aku sekalian nginap, boleh ya?"
"OKE AYO. Nginep di Rumah Bella hari sabtu-minggu, fix harus ikut semua. Nggak ikut, buang dari kelas!" sosor Nuha penuh semangat.
"Kalau nginep Aku nggak janji, izin dulu sama ibu negara," ucap Luna diikuti dukungan yang lain.
Bella pun menengahi antara Nuha dengan yang lain. "Yaudah kalian izin dulu. Kalau nggak bisa nginap, its okay. Tapi kalau bisa datang pas paginya."
"Ooh iyaa kita masak-masak juga yuuk!!!" ajak Zara.
"HAYUUK!" teriak mereka bersamaan.
Teeet! Teeet!
Bel berbunyi. Dengan cepat mereka merapikan mainan tersebut dan menyembunyikan dalam loker. Saat Bu Eva masuk, mereka pun berlari menuju kursi dan melanjutkan pelajaran.
Ting tong!
Bella berlari menuju pintu rumahnya dan membuka pintu."Ini pesanannya mba! Totalnya sesuai aplikasi ya," kata ojek online itu sambil menyerahkan tiga plastik besar berisi makanan.
Setelah membayar, Bella dibantu Helwa dan Luna membawa makanan-makanan itu ke kamar Bella. Sesampainya di kamar, teman-temannya yang asyik menonton dan bermain kartu sontak berteriak kegirangan.
"Kalian ini, Bilangnya aja mau masak, bakar-bakar, nyoto, tapi akhirnya juga pesan makan," ledek Helwa sambil tertawa.
"Masih ada hari minggu. Sekalian aja kita pagi ke pasar yakaaan," bela Alin sambil mencari pesanannya.
"Eh, Nonton film horror dong! Ganti dulu drakornya. Kalau mau nonton di rumah masing-masing aja," ujar Vera yang merebut remote tv dari Bonita.
"Duh! Padahal lagi klimaks! Buruan gantinya!" kesal Bonita yang tak sabar.
Helwa menutup rapat gorden sementara Arra mematikan lampu untuk menambah suasana seram. Setelah Vera memilih sebuah film dan meningkatkan suaranya, mereka yang awalnya duduk renggang sembari makan tiba-tiba menjadi saling rapat. Selama film tayang tak terhitung sudah berapa banyak jeritan hingga pembantu di Rumah Bella terkejut beberapa kali dan memutuskan untuk mengecek secara langsung ke kamar.
"Waaah filmnya seram banget!" ungkap Alin setelah film selesai. "Nasiku sampai belum habis nih."
"Tapi heran nggak sih, kenapa rumah orang barat kalau berhantu kayak seram banget gituloh?" kata Bonita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Memories [End]
Teen Fiction[Cerita ini cocok buatmu yang kangen SMA dan kekonyolan anak menuju dewasa] They said 'school is suck'. Well, itu salah. Kenyataannya, Sekolah adalah hal yang paling menyenangkan dan tidak akan pernah terlupakan dalam hidupku. Begitulah menurut Jih...