Jihan dan yang lain melihat kearah suara yang memanggil mereka.
"Silahkan pergi ke kelas untuk materi ya," perintah pria yang kemarin menjemput mereka.
"Siap laksanakan!" teriak mereka.
Pria itu mengantarkan Jihan dan yang lain menuju kelas. Mereka sangat senang. Berbeda dengan yang lain, pria itu sangat baik dan ramah. Bahkan mengajak berbicara dengan santai hingga tak sadar mereka berjalan tanpa berbaris.
Sesampainya di kelas, ternyata siswa putra sudah hadir lebih dahulu. Wajah mereka tampak mengantuk dan kelelahan.
Kelas materi hari ini pengenalan senjata, penggunaan kompas dan peta, tumbuhan liar yang dapat dimakan, dan membuat tandu.
"Nah kalau sama saya kalian santai aja. Panggil saya Kak Jae. Saya terkenal paling ahli banget dalam hal 'rumah tangga' di hutan hehehe..."
"Aduh suami-able banget," bisik Bonita pada yang lain.
"Ah, ini mah duplikatnya Kapten Seo. Beruntung banget nih istrinya," imbuh Arra.
"Aih nggak dapat yang di Korea, yang ini juga Aku mau," ucap Zara yang membuat mereka terkejut dan mencoba menahan tawa.
Kelas itu cukup santai hingga membuat siswa putra beberapa kali terlihat tidur dan sebaliknya siswa putri sangat asik memperhatikan dan aktif dalam materi itu.
"Nah itu tadi materi dari saya. Selanjutnya kalian bisa ke lapangan lagi karena bakal ada kegiatan seru disana. Terima kasih atas perhatiannya," tutup Kak Jae yang penuh senyum.
"Kak Jae nggak ikut?" tanya Zara.
"Nggak. Sudah ada yang ngejagain kalian kok. Saya harus balik ke dapur, ngurus makanan kalian biar kalian tetap sehat selama disini."
Sontak saja mereka tertawa geli dan malu mendengar ucapannya. Beberapa dari mereka menyayangkan Kak Jae tidak ikut. Siswa putra merasa geli dengan interaksi siswa putri dan Kak Jae.
"Haduh lanjinya heh," ungkap Zaki sambil mengalihkan wajah.
"Ciee... Zaki cembokur. Nggak ada yang peduliin soalnya," ledek Nuha yang membuat seisi kelas tertawa.
"Sudah-sudah. Ntar juga ketemu sama yang cantik kok Zaki," ujar Kak Jae, "oh iya jangan lupa buat nanti malam ya! Harus keren pokoknya!"
Kak Jae keluar dari kelas diikuti para siswa menuju ke lapangan untuk kegiatan selanjutnya. Sesampainya dilapangan sudah ada beberapa anggota TNI. Tapi yang paling mengalihkan perhatian yaitu seorang anggota TNI wanita dengan name tag di dada kanan tertulis Kinanti. Wanita itu memang tidak putih seperti Kak Jae, namun wajahnya manis dengan rambut pendek, mata besar nan lentik, serta badan yang sangat proporsional menunggu para siswa dengan tegap dan tersenyum ramah.
"Eh yang tengah itu baru hari ini nggak sih? Kemaren nggak ada kan," tanya Zaki.
"Tahu aja matamu Ki ngeliat yang cakep," imbuh Ilham
Tiba-tiba ketika mereka mulai semakin dekat...
"Turun semuanya! Jalan jongkok mulai dari sana! Tidak ada yang berbicara!" teriak wanita bernama Kinanti itu.
Mereka pun berjalan jongkok mendekati anggota TNI yang menunggu mereka. Tak hanya sampai disitu mereka diminta untuk push up 60 kali.
"Itu adalah hasil dari kesalahan kalian. Kalian itu datang terlambat, jalannya santai dan nggak baris!" teriaknya.
Hari masih pagi tapi mereka sudah mendapat berbagai macam omelan dari wanita itu. Setelah selesai dengan ceramahnya, ia memberikan arahan kegiatan selanjutnya dengan banyak latihan fisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Memories [End]
أدب المراهقين[Cerita ini cocok buatmu yang kangen SMA dan kekonyolan anak menuju dewasa] They said 'school is suck'. Well, itu salah. Kenyataannya, Sekolah adalah hal yang paling menyenangkan dan tidak akan pernah terlupakan dalam hidupku. Begitulah menurut Jih...