28# Mr. Annoying

2 1 0
                                    

Bruum...
Hari ini Luna mengendarai motornya lebih laju dari biasanya. Pagi ini ia lagi-lagi bangun telat. Kemungkinan efek dari les hingga larut malam. Selain itu, mereka juga harus mengejar materi untuk persiapan ujian sehingga tiap minggunya pasti selalu ada ulangan harian. Untung saja pagar gerbangnya belum ditutup dan motor Luna berhasil terparkir. Keduanya lalu berlari menuju kelas. Belum sempat melepas sepatu tiba-tiba...

"Eits... tunggu dulu. Jam berapa ini?"

Luna menyingsingkan lengan bajunya dan menengok jam tangannya diikuti oleh Jihan yang ikut melirik di sampingnya. Pas jam 07.15 tapi kan kami sudah masuk! Masih di hitung telat juga? pekik Jihan dalam hati.

"Potongin rumput tuh yang tinggi sampai situ aja. Dikitkan?" perintah orang itu sambil menyerahkan 2 buah gunting.

"Dikit sih. Tapi nggak juga pakai gunting kertas!" bisik Jihan yang kesal pada Luna.

Ia adalah guru baru di sekolah ini. Tapi gelagatnya seperti pemilik sekolah. Sepertinya inilah alasan kenapa orang-orang membenci guru BK.

~~~


2 minggu yang lalu...

Hari ini ada jadwal kelas gabungan antara kelas 12 putra dan 12 putri untuk mata pelajaran Konseling. Anggap saja ini semacam jam tambahan mereka untuk istirahat dari beban pelajaran dan soal-soal ujian. Hal yang unik sekaligus aneh, mereka bahkan selama 2 tahun hingga saat ini bersekolah belum mempunyai guru BK. Selama ini peran guru BK dipegang oleh bagian kesiswaan yaitu Pak Royan dan guru-guru lainnya sebagai pendamping. Itulah alasan kenapa aturan di sekolah ini masih longgar dan banyak yang tak peduli.

Tiba-tiba seorang guru laki-laki masuk dan membuat keheningan di kelas tersebut. Pria itu berdiri sambil menghitung jumlah siswa cukup lama. Namun pandangan matanya cukup lama tertahan pada gerombolan siswa putri di kursi belakang.

"Eh itu bapaknya ngeliatin siapa itu woy!? Cakep siiih... mayanlah," pekik Bonita sambil berbisik.

"Assalamualaikum semuanya," sapanya. "Saya Ridwansyah. Umur 22 tahun. Saya baru saja di rekrut sekolah ini untuk menjadi guru BK kalian. Senang bertemu kalian dan semoga bisa bekerja sama dengan kalian."

Semua murid menyambutnya dengan baik. Bapak itu bercerita tentang dirinya. Sayangnya tak ada rasa tertarik sedikit pun selain parasnya yang lumayan. Kenyataannya dia hanya lulusan manajemen. Aneh bukan bisa berada di posisinya sekarang?

"Kalau gitu coba kalian perkenalkan diri dulu," pinta Pak Ridwan, "Mulai dari yang putri deh! Jumlahnya kan lebih sedikit."

"Lah alah. Biasanya yang duduk di depan yang disuruh duluan. Aneh-aneh aja," ujar Zaki pelan.

"Apa kamu bilang?" tanya Pak Ridwan padanya yang ternyata mendengarnya dan membuat seisi kelas tertawa.

Siswa putri memperkenalkan diri mereka satu per satu dan cukup lama karena Pak Ridwan selalu menanggapi dan hampir semua pertanyaannya tak penting. Hingga akhirnya lanjut ke siswa putra. Namun tanggapannya berbeda.

"Nama saya Ilham Tantono. Dipanggil Ilham. Pengen kuliah tata boga tapi spesifiknya ke pastry di Jepang," tutur Ilham.

"Pfft... ehem. Oke selanjutnya," ujar Pak Ridwan menyilahkan Fikri disamping Ilham.

Eternal Memories [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang