Tumpukan buku berserakan diatas kasur. Jihan terus membolak balik setiap halaman buku mencari jawaban tugas. Beberapa kali pula ia menyelingi dengan melihat notifikasi ponselnya yang sepi lalu lanjut mengerjakan. Sedikit senandung untuk melunakkan kepala yang telah bekerja keras sejak pagi.
Ceklek...
"Halooo Jihan!" sapa Arumi dari balik pintu diikuti Luna dibelakangnya.
"Maaf ya Jihan lupa ngasih kabar kalau Arumi juga ikut," ujar Luna yang berjalan menuju kursi belajar Jihan.
"Nggak masalah. Biar cepat selesai jugakan!"
Tubuh Arumi yang baru terkulai diatas kasur dengan sigap terbangun. "Kalian Sabtu gini pun ngerjain tugas? Aku nggak ada bawa buku loh."
"Walaupun UTS udah kelar, ini tugas masih numpuk. Kalau gitu bantu cari jawaban. Cepetan yang ini nih!" perintah Jihan sambil menunjuk soal yang dimaksud.
Arumi mendengus pasrah dam mematuhi perkataan Jihan yang mulai frustasi dengan oal-soal didepannya. Mereka pun mengerjakan tugas dengan tenang. Hanya terdengar suara ketikkan keyboard ponsel dan nyanyian Arumi mengikuti lagu yang ia dengar melalui earphone-nya. Sesekali Jihan atau Luna bertanya mengenai soal yang mereka kerjakan. Lalu ditengah kesibukan keduanya...
"Oh... Bonita punya pacar? Barusan dia upload di IG" tanya Arumi tiba-tiba.
Pertanyaan itu tak digubris sedikit pun oleh Jihan. Matanya hanya terpaku pada tugas. Sementara Luna sempat terhenti untuk beberapa saat ketika mendengar perkataan anak itu
Sambil kembali mengerjakan, Luna menanggapi, "baru tau juga sih. Tapi dari dulu setauku dia memang suka sama seseorang. Aku nggak kenal sih orangnya karena bukan anak sekolah."
"Mungkin baru sekarang ya jadiannya... kalau Helwa udah berapa lama sih?" lanjut Arumi.
Luna berhenti mengerjakan sembari memainkan pulpennya dan menatap Jihan. "Setahunan ada kali ya, Han?"
"Ya... mungkin. Nggak tahu juga," jawab Jihan singkat.
"BTW kenapa dia dipanggil mama atau bunda? Sejak Aku datang kalian manggil dia gitu sampai Aku ikutan juga. Padahal Aku nggak tau asal-usulnya," ungkap Arumi penuh penasaran.
Kali ini, Luna mengubah posisi duduknya menghadap Arumi dan menjelaskan, "karena dia paling tua dari kami, setahun lebih tua tepatnya. Suka nengahin anak kelas yang gampang rusuh dan teman yang paling nyaman saat badmood atau kalau lagi ada masalah. Terus dia orang pertama yang pacaran sama anak kelas putra."
"Ada 2 orang di kelas yang nggak bisa kamu marahin yang pertama, Luna. Kedua, Helwa. Kalau kamu marah sama mereka atau punya masalah sama mereka, udah pasti masalahnya di kamu," timpal Jihan yang akhirnya terpancing dalam obrolan itu.
Tawa Arumi pun pecah. "Bener sih. Eh kalian sendiri udah punya pacar? Gebetan? Aku nggak pernah dengar gosip dari kalian looh..."
Keduanya tak merespon sambil mengerjakan tugas. Selama ini mereka melindungi perasaan mereka dari teman-temannya. Luna tidak pernah menceritakan 'gebetannya' pada orang lain selain Jihan. Ia hanya berkata belum saatnya yang lain mengetahuinya. Begitu pun sebaliknya, Jihan yang memendam rasa pada Reza dan sedang dalam masa move on. Semua itu hanya diketahui Luna.
"Luna punya banyak penggemar di sekolah kan ya? Masa kamu nggak tertarik sama salah satunya?" tanya Arumi lagi.
Luna menggeleng. "Deketin dah. Kamu lebih cantik, pasti banyak yang mau."
Gadis itu tertawa. "Mending Luna deh, paket lengkap. Kalau mereka kenal Aku pasti kaget, nggak sesuai covernya. Memangnya ada yang bakal suka? Eh, seriusan Luna beneran belum punya pacar? Beneran Jihan? Padahal kukira dia punya pacar nih diam-diam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Memories [End]
Novela Juvenil[Cerita ini cocok buatmu yang kangen SMA dan kekonyolan anak menuju dewasa] They said 'school is suck'. Well, itu salah. Kenyataannya, Sekolah adalah hal yang paling menyenangkan dan tidak akan pernah terlupakan dalam hidupku. Begitulah menurut Jih...