Siang itu di Ruang Tamu, Jihan terus memakan kue di meja tanpa henti. Dara yang datang ke Ruang Tamu terkejut karena kue dalam toples itu tinggal sedikit.
"Stooop! Itu kue buat tamu udah mau abis!"
"Eh... maaf hehe enak soalnya. Kan ada 1 toples lagi, tinggal masukin aja," ujar Jihan sambil terus memakan kuenya.
"Ih ya disimpan dong! Masa dibuka semua!"
"Nanggung tinggal dikit buka yang baru aja. Berisik banget!" keluh Jihan sambil pergi meninggalkan ruang tamu dengan toples ditangannya.
"Lah lah! Toplesnya nggak dibawa juga gila! Bundaaa!" teriak Dara mengikuti Jihan pergi ke kamar.
Jihan duduk dikursi belajar sambil lanjut memakan kue. Dara terus mengomel tanpa henti.
"Dar, kalau mau kue tuh ngomong aja. Nih masih ada!"
"Ya Aku mau. Tapi sadar diri itu buat tamu! Aah!! Sini!!!" kesal Dara sambil menarik toples dari Jihan, "Lagian nggak ada kerjaan lain apa. Ngerjain tugas, biasa juga belajar."
"Aku masih normal ya! Aku tahu namanya liburan. Lagian Aku nggak kayak kamu yang minggu depan harus masuk untuk ujian. Dan yang belajar itu seharusnya kamu. Awas lu ngemis minta ajarin!"
"Aku nggak minta. Aku nanti belajar sama Bunda!"
"Ya abis itu Bunda marahin Aku karena nggak mau ajarin kamu. Dasar otak udang!"
"Kok otak udang? Tapi masih ada Kak Luna yang mau kupanggil kesini. Tinggal ajakin nonton drakor baru, langsung ngacir orangnya!"
"Ngemis aja ama dia. Dia aja liburan dirumah neneknya."
Dara kehabisan akal lalu tiba-tiba menggoda Jihan. "Ugh! Ehehe lupa ya Aku punya rahasia terbesarmu. Kalau Bunda dengar gimana ya reaksinya? Si Kak Rrrr.."
"Heh licik. Awas aja ya kamu..."
TING!!
Ditengah perdebatan itu ponsel Jihan menerima pesan. Tertulis 'Bu Eva' yang mengirim pesan ke grup kelas."Kenapa nggak dibuka kak?" tanya Dara yang melihat ponsel Jihan lalu menyambarnya.
"Heeeh!" cegah Jihan dan menarik kembali ponselnya, "Ingat terakhir kali kamu pegang tahun lalu. Aku nggak lulus!"
"Yah itu mah nasib. Itu guru loh kak, padahal kan masih libur mudik. Berarti ada sesuatu tuh!" katanya yang kembali mengincar ponsel Jihan dan berhasil membuka chat itu.
Jihan melihat Dara sambil berkata,"Dasar iblis!"
Anak itu hanya tertawa. Jihan kembali melihat layar ponselnya. Ternyata sebuah pengumuman bahwa akan diadakan kegiatan dalam waktu dekat oleh sekolahnya dalam mengisi waktu libur.
"Huft... apalagi nih"
~~~
Setelah 2 minggu pengumuman itu disampaikan, pagi harinya Jihan dan teman-temannya pergi ke sekolah dengan ransel mereka yang besar dan berat. Menurut pengumuman mereka akan menghabiskan waktu untuk menginap di sebuah camp selama 3 hari. Jihan dan teman-temannya berkumpul di parkiran untuk menunggu arahan selanjutnya.
"Pas Aku dengar ada acara nginap lagi, Aku jadi keinget malam-malam yang Pak Royan marah," kata Bella.
"Iya eh. Keingat rambutku dijambak Vera pas baru bangun," ujar Zara yang masih kesal jika mengingat momen itu.
Mereka tertawa ketika mengingat momen itu. "Sudah siap mentalku kalau kayak gitu lagi!" tegas Bonita.
"Yakin Bon? Mukamu yang paling takut loh malam itu," goda Alin yang mengundang tawa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Memories [End]
Fiksi Remaja[Cerita ini cocok buatmu yang kangen SMA dan kekonyolan anak menuju dewasa] They said 'school is suck'. Well, itu salah. Kenyataannya, Sekolah adalah hal yang paling menyenangkan dan tidak akan pernah terlupakan dalam hidupku. Begitulah menurut Jih...