[Levi POV]
Tampaknya hari ini tidak ada agenda apapun untuk dilakukan. Aku hanya berdiam di ruangan ku sambil merenung, sampai suara ketukan pintu memenuhi pendengaranku.
Tok tok tok
Ku lihat Petra membawa nampan berisi teh dengan wajah yang malu-malu.
"A-anu, Heichou, aku membawakanmu teh," katanya. Aku sempat terdiam heran, "Arigatou, Petra." Kataku sambil mengambil teh yang ia berikan.Petra Rall. Dia satu-satunya wanita di pasukanku. Namun, kemampuannya dalam menghadapi titan tidak bisa diremehkan. Hal itu yang membuatku memilihnya.
Aku tidak bodoh untuk tidak menyadari perilakunya berbeda jika di dekatku. Seringkali aku menyadari ia sedang memperhatikanku, setelah itu ia langsung membuang muka dengan pipi yang bersemu.
Namun, aku tidak merasa bahwa aku jatuh cinta pada Petra. Aku tahu, ia adalah gadis yang baik, perhatiannya selama ini mampu membuatku nyaman, tapi tidak lebih dari seorang teman dan rekan tim. Ntahlah, mungkin ini alasan orang-orang menyebutku tidak punya perasaan.
***
Pagi hari ini tidur ku diganggu oleh Hanji yang tiba-tiba mengetuk pintu tidak sabaran. Ia langsung bercerita banyak hal.
"Levii! Ah apa aku mengganggu tidurmu?" Tanyanya dengan wajah tak berdosa.
"Tch, apa?" tanyaku.
"Levi! Apa kau tahu? Ada seorang kadet yang memiliki kemampuan hampir menyamai dirimu dan hebatnya dia seorang perempuan!" Ucapnya dengan penuh semangat.
"Kau tidak perlu berteriak. Lalu kau ingin aku bagaimana?" Tanyaku.
"Aish, kau ini benar-benar! Apa kau tidak tertarik dengan siapapun?" Tanya Hanji.
Yang benar saja. Bagaimana bisa memikirkan untuk menjalin hubungan dengan orang lain disaat seperti ini. Perempuan ini benar-benar gila. Bagaimana bisa Moblit selalu mengikutinya kemana pun.
"Cih, kau benar-benar tidak tertarik ya, Levi? Padahal ia sangat cantik. Ah kuberi tahu saja ya namanya, siapa tau kau penasaran, namanya Mikasa Ackerman." Kata Hanji sambil berjalan meninggalkan ruanganku.
"A-ackerman?"
***
Saat waktu senggang seperti ini, ada hal yang selalu pasukanku lakukan. Kami selalu berkumpul untuk sekedar saling bercerita atau membicarakan pekerjaan. Ah, tetapi aku hanya sebagai pendengar saja di sini. Hal itu kami lakukan agar menumbuhkan rasa saling percaya satu sama lain.
Hujan tidak berhenti turun sejak siang tadi. Banyak orang bilang suara rintik hujan sangat menenangkan. Namun, tidak bagiku. Kejadian itu seakan terputar kembali.
"Heichou," panggil petra.
Aku menoleh padanya, "Apa?" tanyaku.
"Apa tidak ada yang ingin heichou ceritakan? A-anu, kau jarang sekali bercerita, sehingga kita tidak tahu tentangmu, heichou."
"Hei, Petra lebih baik dengar ceritaku saja! Apa kau tidak lihat muka murung yang ditunjukan olehnya?" seru Oruo sambil tertawa.
Ku lihat Petra langsung memalingkan wajahnya dan memberi tatapan kesal pada Oruo. Ya, Petra memang sering mengajakku untuk ikut bercerita, tapi aku bukan seseorang yang bisa berbagi kisahku dengan orang lain. Ah, aku tiba-tiba teringat ucapan Hanji.
"Oi, apa kalian tahu kadet perempuan yang bernama Mikasa Ackerman?" Tanyaku. Mereka langsung menatapku.
"Tidak, apa dia saudaramu?" tanya Eld.
"Ah, apa dia wanita yang kau suka, Levi heichou?" tanya Oruo dengan wajah penasarannya.
"Tidak, aku bahkan tidak mengenalnya."
***
Haloo semuaa!
Oiya, mikasanya belum ada ya. Di sini aku masih fokus dulu cerita tentang Levi. Mungkin chapter depan bakal muncul Mikasa dkk.Oiya, aku usahakan untuk bisa update tiap hari kalau tidak sibuk. Jangan lupa vote!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sound of The Rain [COMPLETED]
FanfictionAh, kebahagian? Bahkan rasanya aku tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk bahagia. Aku hanya berjalan mengikuti alur waktu membawaku. Satu hal yang aku tahu, aku sangat membenci hujan. Sampai suatu hari, ia datang dan membuatku menyukai saat langit...