The Night

3K 347 67
                                    

Malam ini anggota survey corps sedang bersantai. Mereka merasa sangat lelah setelah membersihkan markas tua ini. Sebut saja mereka lemah. Ah tidak, bukan mereka lemah, namun Levi sangatlah peka, ada debu sedikit dia tidak segan-segan menyuruh mereka untuk membersihkan ulang.

Eren, Mikasa, dan Armin sedang bersantai menikmati pemandangan langit. Bintang yang berkerlip menambah cantiknya langit malam.

"Apakah setelah ini kita akan mendapatkan kebebasan seutuhnya?" tanya Eren.

"Aku yakin kita pasti bisa. Dunia luar masih sangatlah luas, banyak hal yang masih tidak kita ketahui tentang dunia luar." balas Armin.

"Bagaimana pun keadaannya, jika kita selalu bersama semuanya akan terasa baik-baik saja." kata Mikasa.

"Lebih baik kita kembali ke dalam, di sini sangat dingin. Aku bisa-bisa membeku." ajak Armin.

Untuk saat ini, Armin dan Eren merupakan hal yang sangat berharga bagi Mikasa. Tidak terbayangkan jika ia harus merasakan kehilangan mereka. Membayangkannya saja Mikasa sudah tidak kuat. Bagaimana pun, Mikasa juga seorang manusia yang memiliki hati dan perasaan.

***

Angin malam yang menusuk tidak membuat Levi beranjak dari luar. Ia hanya sedang menikmati indahnya langit malam. Ia jadi teringat Farlan dan Isabelle. Kenangan di mana mereka tertawa di bawah sinar rembulan, semuanya telah usai.

"Heichou."

Suara perempuan yang Levi sudah sangat hafal memasuki indra pendengarannya, "Ada apa, Petra?" tanya Levi.

"Aku membawakan mu teh hangat. Malam ini sangat dingin, dan angin malam tidak bagus untuk kesehatan, heichou." ucap Petra.

Petra selalu memberi perhatian lebih kepadanya. Ia akan mengomel jika Levi tidak mementingkan kesehatannya. Tch, sepertinya dia lupa dengan julukan humanity strongest. Titan pun bisa Levi kalahkan. Akan terdengar konyol jika ia jatuh sakit karena masuk angin.

"Terima kasih, Petra."

"U-uh, apa aku boleh ikut berdiam di sini juga? Aku hanya sedang bingung harus melakukan apa."

"Ya, kau boleh."

Tidak ada yang membuka percakapan di antara mereka. Levi yang hanya fokus dengan teh dan langit malam dan Petra yang kehabisan bahan yang akan dibicarakan. Bertahun-tahun bergabung dengan pasukan Levi, namun ia masih tidak mengetahui banyak hal tentang Levi. Ah, ia mendapatkan ide.

"Heichou, kau mengenal Mikasa sejak kapan?"

Levi yang sedang menyesap tehnya terkejut dengan pertanyaan Petra. Mikasa? Ada apa memang dengan hal itu.

"Mengapa kau bertanya hal itu?"

"Ah tidak, hanya saja kalian terlihat saling mengenal."

"Aku hanya mengenalnya dari Hanji. Ia bilang ada seorang kadet wanita yang memiliki kekuatan hampir menyamaiku."

Levi terdiam sejenak, "Dan ku akui dia memang hebat. Untuk seorang pemula cara ia menggunakan maneuver gear sangatlah bagus, ia juga dapat menyerang titan dengan sangat cepat." lanjut Levi.

Petra yang mendengarnya hanya tersenyum pahit. Ia semakin yakin dengan dugaannya bahwa Levi menyukai Mikasa. Ah, semua ini membuatnya tidak bisa berfikir jernih. Bukankah itu hal yang wajar Levi katakan? Memang sangat jarang seorang kadet bisa memiliki kekuatan seperti itu. Selain itu, ia juga pernah mendapat pujian dari Levi.

The Sound of The Rain [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang