Expedition Pt.2

2.8K 305 7
                                    

Mikasa melihat cahaya dari dalam hutan diiringi suara geraman titan yang familiar baginya. Tidak salah lagi, itu pasti Eren. Mikasa hendak pergi menggunakan maneuvernya, tetapi sasha menahannya.

"Mikasa, tunggu! Bagaimana jika itu pertanda bahaya? Bukankah Eren bersama pasukan Levi? Jika ia bersama pasukan Levi, ia akan aman Mikasa. Jangan bertindak gegabah!" ucap Sasha sambil menahan Mikasa.

"Lepaskan, Sasha! Jika keadaannya baik-baik saja, Eren tidak akan berubah menjadi titan. Aku tahu bagaimana Eren."

Sashan pun membiarkan Mikasa pergi. Ia hanya takut terjadi sesuatu pada teman-temannya.

Mikasa menjelajahi setiap bagian hutan untuk menemukan Eren. Banyak sekali mayat anggota lain yang ia temukan. Hal itu membuat hatinya semakin tidak tenang.

***

Di lain sisi, Levi juga bergegas menghampiri sumber suara Eren. Ia yakin ada hal buruk yang terjadi. Eren selalu mematuhinya. Ia tidak akan berubah jika keadaan tidak genting. Kemana pasukannya yang lain?

Pikiran buruk memenuhi isi kepala Levi. Dan benar saja, ia menemukan mayat Gunther yang tergantung. Ia masih percaya, Oruo, Eld, dan Petra pasti masih hidup.

Sampai saat di mana ia merasakan lagi yang namanya kehilangan. Ia melihat mayat Oruo, Eld, dan Petra. Ia berhenti sejenak di pohon tempat mayat Petra berada. Ia memandang wajah Petra dengan pikiran kosong. Ia teringat perkataan Erwin, seseorang yang tidak berani meninggalkan sesuatu, maka ia tidak bisa merubah apa-apa. Dan hidup dalam penyesalan bukanlah hal yang Levi inginkan.

***

Mikasa melihat deretan pohon yang terlihat rusak, beberapa juga ada yang tumbang. Mikasa yakin, Eren pasti telah melewati jalan ini. Jika pohon ini sampai rusak, apa mungkin Eren bertarung dengan titan wanita? Pikiran itu membuat Mikasa semakin mempercepat gerakannya.

Ia bisa melihat Eren dan Annie yang sedang bertarung. Tapi, "EREEEN!" teriak Mikasa.

Terlambat. Seluruh tubuhnya seperti membeku. Titan wanita itu memakan Eren. Ah, tidak! Mikasa yakin Eren masih hidup. Titan wanita itu tidak mungkin membunuh Eren.

"Kembalikan Erenku!" teriak Mikasa sambil mengejar titan wanita. Ia sudah tidak dapat berfikir secara rasional lagi. Seluruh pikirannya dipenuhi emosi dan Eren. Ia tidak peduli apa yang akan terjadi padanya, asalkan Eren bisa selamat, pikirnya.

Mikasa mengincar bagian belakang lutut titan tersebut. Bingo! tepat sasaran. Titan wanita itu terjatuh. Dengan cepat Mikasa mengarah pada tengkuknya, ia menebaskan pedangnya dengan cepat. Kedua matanya membulat, pedangnya --patah? Ia dengan cepat mendaratkan dirinya ke ranting pohon.

"Mengapa pedangku tidak bisa menembus tengkuknya?" gumam Mikasa, "Aku tidak boleh menyerah." ucap Mikasa.

Mikasa kembali mengejar titan wanita tersebut. Saat ia hampir menggapai tengkuknya, tiba-tiba ada lengan yang melingkari perutnya dengan kuat. Mikasa menatap orang tersebut, "Levi heichou."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Sound of The Rain [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang