DISTRIK UTOPIA
Seorang perempuan berjalan dengan langkah yang gontai. Mengeratkan jubah dan jaket yang dipakainya. Beruntunglah malam ini bulan purnama berbaik hati menampakan diri. Matanya tidak berhenti menelisik, memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Ia berjalan ke arah jalan yang gelap dan sempit antara dua rumah. Mengistirahatkan sejenak tubuhnya di sana.
Annie menatap tangannya yang berlumuran darah. Penyesalan tidak lepas dari hatinya. Menyerah selalu terlintas dalam pikirannya, tetapi setelah melangkah sejauh ini mungkinkah ia menyerah? Tangannya sudah banyak digunakan membunuh orang yang bahkan ia sendiri tidak tahu dosa apa yang orang itu lakukan padanya. Ia hanya mengetahui bahwa itulah tugas yang harus ia jalankan. Meski hatinya menolak keras untuk melakukan hal itu.
Bukan juga keinginannya dicap sebagai monster, ditakuti, bahkan dicaci maki. Dianggap pembunuh oleh banyak orang. Ia sendiri pun tidak menginginkan hal itu, jika saja mesin waktu memang ada, ia lebih memilih untuk menyerah dari awal. Satu hal yang membuatnya tetap bertahan hingga saat ini adalah janji yang ia buat dengan ayahnya.
"Annie, apapun yang terjadi, berjanjilah untuk kembali dengan selamat.'
Kata-kata terakhir yang ia dengar dari ayahnya-yang berada jauh di luar sana-terus berputar di kepalanya. Ia menundukkan kepalanya, air matanya tidak berhenti menetes. Membentuk suatu aliran di wajah cantiknya. Lelah, ingin mengakhiri semuanya. Matanya tiba-tiba membulat, mengingat perkataan salah satu penjaga saat ia sedang ditahan : "Kau tahu, aku mendapat kabar jika ada titan yang berwujud seperti monyet. Ukurannya pun sangat besar, bukankah sangat mengerikan?"
Titan monyet? Apakah itu adalah beast titan? Jika memang dugaannya benar, itu berarti akan terjadi pertempuran besar di sini. Itulah kesempatannya untuk bisa kembali pulang. Wajahnya untuk sesaat menunjukkan raut bahagia, tetapi Annie tiba-tiba terdiam. Bukankah itu berarti ia juga akan ikut dalam pertempuran dan mengharuskannya melukai seseorang lagi?
***
SIANG HARI
Hanji dan Moblit memacu kuda mereka dengan kencang. Pikiran Hanji sendiri kalut, mengapa Annie bisa melarikan diri? Dan juga waktunya sangat pas, seolah ia mengetahui apa yang sedang terjadi. Mereka telah sampai di distrik utopia, Hanji dan Moblit turun dari kuda mereka. Terlihat polisi militer juga beberapa pasukan survey corps sedang berkumpul.
"Hanji-san!" panggil salah satu anggota survey corps.
Hanji dan Moblit menghampirinya, "Adakah yang selamat?" tanya Hanji.
"Sayangnya tidak ada, Hanji-san. Malam itu penjagaan tidak begitu ketat."
Hanji mengangguk paham. Dilihat dari daerah sekitarnya, tidak ada kerusakan parah. Itu berarti Annie melarikan diri tanpa menggunakan kekuatan titan. Hanji mencoba mencari-cari tujuan dari semuanya. Ia mencoba mengosongkan pikirannya, berpikir jernih satu-satunya cara. Namun, hasil yang ia dapat malah kosong. Tidak terpikir satupun alasan dari Annie melarikan diri.
"Moblit bantu aku, aku tidak bisa berpikir sekarang!"
Hanji berteriak sambil mengacak rambutnya. Membuatnya terlihat semakin berantakan. Jangan lupakan fakta bahwa sejak Eren latihan, Hanji belum mandi. Moblit sedikit terkekeh melihat tingkah Hanji. Moblit menepuk-nepuk pundak Hanji, membuat Hanji sedikit terdiam.
"Hanji-san tenanglah, kau tidak akan bisa berpikir jika dalam kondisi seperti ini."
Hanji tiba-tiba berteriak girang, "Moblit! Apakah mungkin Annie bisa mendengar percakapan saat ia mengkristal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sound of The Rain [COMPLETED]
FanfictionAh, kebahagian? Bahkan rasanya aku tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk bahagia. Aku hanya berjalan mengikuti alur waktu membawaku. Satu hal yang aku tahu, aku sangat membenci hujan. Sampai suatu hari, ia datang dan membuatku menyukai saat langit...