Hari 4, Terjebak Nostalgia

223 97 83
                                    

Aku tersihir dalam dekap dan suara,
kamu tak acuh dengan presensi abalku.
Bermain dengan teka-teki dan perinciannya,
mustahillah kebahagiaan yang kuharap akan datang dari kamu.

Manusia itu mudah tersakiti,
kalau aku itu mudah percaya.
Perasaan yang dilahap semu memudar,
menuju pusat yang dinamakan patah hati.

Jejak pesawat tertinggal di langit ke tujuh,
embun yang kembali menyapa mentari,
dan kicau pipit bertengger di jendela;
tak cukup,
tak lihat,
tak tampak indah lagi bila kosong teras hatiku.

Aku asik seorang diri di antara khayal-khayal tahun lalu saat bersamamu.
Berdiri didindingi mereka sangat gelap,
tapi ironisnya, aku tidak akan diterima jika aku pindah ke tempat lain.
Nostalgia ini rumahku, ternyata.

KLM #2: Lintang | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang